Deolipa di Depan Karni Ilyas, Percaya Ada Bau LGBT dalam Pembunuhan Brigadir J: Ferdy Sambo Biseksual, Wanita Bisa, Pria Bisa
SANCAnews.id – Bekas pengacara Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E, Deolipa Yumara angkat bicara terkait kasus pembunuhan Nofryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang turut menyeret Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka, Jumat (19/8/2022).
Dalam
tayangan YouTube channel Karni Ilyas Club, acara yang dipandu Karni Ilyas itu,
Deolipa Yumara bercerita seputar kasus kematian Brigadir J yang turut membuat
mantan kliennya, Bharada E menjadi tersangka bersama Irjen Ferdy Sambo.
Menurut
pengakuan Deolipa Yumara, saat itu ia mendapat tawaran dari rekan polisi, Kanit
Doktor Suradi untuk menangani kasus kematian Brigadir J sebagai kuasa hukum
Bharada E.
Pada awalnya, kata Deolipa, dia mengaku tak
mengikuti kasus kematian Brigadir J yang melibatkan Bharada E itu. "Saya
dijemput Kasubdit dan Kanit Doktor Suradi, katanya gini 'udah lu nanganin
perkara ya'. Jujur aja, saya awalnya enggak ngikutin kasus itu," kata Deolipa
Yumara, Kamis (18/8/2022).
Berkat
bujukan Kanit Doktor Suradi, akhirnya Deolipa Yumara bersedia menangani kasus
dan berperan sebagai kuasa hukum Bharada E. Singkat cerita, Deolipa Yumara
diminta untuk datang ke Mabes Polri.
Menurut
Deolipa Yumara, saat tiba di lantai 4, di ruangan Bareskrim, dia sempat tak
diperbolehkan masuk oleh sejumlah anggota Brimob yang berjaga di depan ruangan
Bareskrim. "Di lantai 4 mau masuk ke Bareskrim, Brimob banyak. Saat saya
bilang saya mau masuk, justru saya dicegat.
Dia
bilang 'Bang kami koordinasi dulu ke dalam'. Aku bilang, aku kan mau masuk, aku
kan orang dalam.
Namun
kemudian ada rekan saya yang menyuruh saya masuk ruangan, lalu saya bilang ke
poara Brimob itu, 'tuh kan ane bilang jug apa, ane kan pangkatnya Jenderal di
sini mah' iya Jenderal bodong," ujar Deolipa Yumara.
Ketika
masuk ke ruangan Bareskrim, dia bertemu dengan Doktor Suradi dan diminta untuk
menangani kasus, sebagai kuasa hukum Bharada E. Adapun Deolipa Yumara mengaku
dibekali dokumen-dokumen lengkap terkait kasus kematian Brigadir J untuk
dipelajari sebelum menjadi kuasa hukum Bharada E.
"Doktor
Suradi bilang 'Saudaraku, ini karena saudaraku belum tahu persoalannya detail,
ini aku kasih semua dokumen-dokumen, semua rekaman CCTV' di sini, di situ semua
dibuka. Dokumen dibuka, CCTV dibuka, aku tanya kan, 'ini perkara apa bos,
Sambo? Oh Bang**t 303," katanya.
Setelah
ditunjuk untuk menjadi kuasa hukum Bharada E, tibalah Deolipa Yumara menemui
Bharada E. Saat itu, kata Deolipa, Bharada E tengah berada di sebuah ruangan
yang dijaga oleh beberapa anggota Brimob. Kemudian saat masuk ke ruangan yang
dimaksud, Deolipa pun melihat Bharada E yang sedang tidur.
"Kerr..kerr..
heh bangun! Setelah itu saya bilang, oke lu pakai gua untuk jadi kuasa hukum,
ayo kita berdoa dulu.
Nah kita
berdoa panjang, Haleluya, Amin. Setelah selesai berdoa dia (Bharada E) tenang.
kemudian saya ajak dia dengerin lagu rohani," ujar Deolipa Yumara.
Kemudian Deolipa pun mulai perbincangannya bersama Bharada E dengan menanyakan
ada apa sebenarnya.
Kemudian
Bharada E menyebut bahwa di kepalanya ada dua skenario. "Berarti masih ada
setannya.
Skenario
pertama itu yang dicuci otak oleh Kadiv Propam," ujar Deolipa. Cerita Soal
LGBT, Apa Maksudnya? Tiba-tiba di tengah pembicaraannya bersama Karni Ilyas,
Deolipa Yumara justru membeberkan soal adanya dugaan Irjen Ferdy Sambo adalah
Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).
"Cerita
dikit, LGBT. Semua ini enggak ada yang LGBT kecuali si psikopat. L-nya hilang,
G-nya hilang, T-nya hilang, tinggal B. Nah B (Biseksual) itulah Sambo (Irjen
Ferdy Sambo)," kata Deolipa Yumara.
Bahkan Deolipa
secara blak-blakan di hadapan Karni Ilyas menyebut bahwa Biseksual bisa dengan
perempuan, tapi bisa juga dengan laki-laki. "Dia itu bisa sama laki-laki,
bisa juga dengan perempuan. Bisa selingkuh dengan pria, bisa selingkuh dengan
perempuan," kata Deolipa Yumara.
Kembali
ke perbincangannya soal skenario kematian Brigadir J, Deolipa menyebut bahwa
Bharada E dipaksa atasannya untuk memainkan skenario pertama yakni tembak
menembak. "Skenario tembak menembak itu dibuat agar pada akhirnya bisa SP3
dengan modus pembelaan. Tapi saya bilang ke Bharada E 'lu kosongin dulu tuh
pikiran lu' akhirnya dia menuliskan apa yang terjadi," kata Deolipa
Yumara.
Kembali
ke persoalan LGBT, Bharada E diminta menceritakan sosok Brigadir J yang
sebenarnya, terkait adanya dugaan bahwa Irjen Ferdy Sambo, kata Deolipa Yumara,
merupakan seorang biseksual "Si Yosua dia gimana gay bukan dia? Bharada E
bilang dia bukan gay, soalnya selama tanggal 2 sampai 7 Juli bersama saya' Lalu
aku tanya lagi, transgender bukan? 'Bukan dia kan bukan banci', Nah si Yosua
biseksual bukan? Bukan karena dia mesra banget sama pacarnya. Nah, jadi Yosua
itu sayang banget sama pacaranya (Vera Simanjuntak)," kata Deolipa.
Justru
Kuat Maruf atau KM, kata Deolipa yang menjadi titik sumber persoalan kasus
kematian Brigadir J. Deolipa mengatakan bahwa Kuat Maruf adalah pengikut
keluarga Irjen Ferdy Sambo asal Brebes yang sudah lama bekerja bersama keluarga
Sambo.
Menurut
Deolipa, ada kemungkina bahwa Kuat Maruf bertengkar dengan Brigadir J karena
sesuatu masalah. "Mungkin dia ada senggolan soal emosional dengan Brigadir
J atau Yosua, sifatnya personal.
Tapi
bukan urusan cinta. Kuat Maruf ini dia diduga punya dendam," kata Deolipa.
Kemudian Karni Ilyas bertanya kepada Deolipa, mengapa menuduh Irjen Ferdy Sambo
ada kaitannya dengan LGBT? Karni Ilyas Club, Karni Ilyas.
Kenapa
Anda menuduh dia (Irjen Ferdy Sambo) sebagai biseksual?," kata Karni
Ilyas.
Menurut
Deolipa, alasannya menyebut bahwa ada kaitannya LGBT dengan Irjen Ferdy Sambo
adalah sumber dari rekannya di kepolisian itu, yakni Kanit Doktor Suradi.
"Ketika si Pak Doktor Suradi bilang, Lip, Saudaraku, ini ada potensi LGBT,
artinya intelejen sudah jadi.
Pernyataan
Suradi sudah saya pegang, yaitu LGBT. Saya cuma punya kesimpulan di awal semua
pelakunya ya LGBT," kata Deolipa. Di ujung ceritanya kepada Karni Ilyas,
Deolipa menyebut bahwa dia sepakat dengan Kabareskrim soal penyebab kematian
Brigadir J.
"Akhirnya
saya sepakat dengan Kabareskrim, bahwa hanya Tuhan, hanya Kuat maruf, hanya
Ricky (Brigadir RR), hanya Putri Candrawathi, dan hanya Yosua (Brigadir J) yang
tahu soal apa yang terjadi sebenarnya. Tapi kemungkinan adalah karena Yosua
mati, kan konspirasi mereka bertiga.
Mereka
bertiga akhirnya dibikin skenario, oleh si mantan Kadiv Propam (Irjen Ferdy
Sambo), si psikopat itu. (tvone)