Banggar Tegaskan China Tidak Intervensi Anggaran Kereta Cepat
SANCAnews.id – Anggota Badan Anggaran (Banggar)
DPR RI Hermanto meminta Pemerintah menghormati fungsi budgeting DPR, khususnya
dalam pengalokasian anggaran.
Hal itu disampaikan Hermanto dalam menanggapi permintaan
Tiongkok (China) kepada Indonesia. Agar APBN turut serta menanggung
pembengkakan biaya proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
“Pemerintah juga jangan bertindak sendiri. Perhatikan
mekanisme di DPR sebagai lembaga yang berfungsi budgeting negara dalam
mengalokasikan anggaran,” kata Hermanto dalam keterangan tertulis diterima awak
media, Rabu, 3 Agustus 2022.
Karena itu, Politikus PKS ini meminta Pemerintah agar tidak
serta-merta memenuhi keinginan Tiongkok tersebut. Sebab, menurut Hermanto, hal
tersebut sudah masuk masalah yang sensitif soal kedaulatan Indonesia dalam kebijakan
APBN.
“Indonesia negara berdaulat, upaya asing mengintervensi
kebijakan dalam negeri merupakan bentuk hubungan subordinasi. Jelas sekali
amanat konstitusi bahwa hubungan antar negara bersifat bebas, aktif, setara dan
kerja sama,” ujarnya.
Anggota Komisi IV DPR RI ini juga mengingatkan Pemerintah
bahwa proyek pembangunan KCJB itu berdasarkan kesepakatan business to business
bukan goverment to goverment.
“Bila saat ini mengalami pembengkakan biaya mestinya tidak
dibebankan pada APBN. Bila terjadi risiko, mestinya sudah diperhitungkan secara
matang dan kemudian masuk dalam business plan untuk mengatasinya,” kata
Hermanto.
Saat ini, ungkap Hermanto, Indonesia sedang menghadapi
masalah anggaran dan ekonomi dalam negeri. Kebutuhan anggaran untuk pembangunan
infrastruktur pertanian dan memberantas kemiskinan jauh lebih penting.
Dalam kondisi tersebut tiba-tiba ada permintaan agar
pembengkakan biaya pembangunan KCJB dibebankan pada APBN. HAl tersebut harus
dipertimbangkan secara mendalam.
“Sepertinya ini proyek ada hiden agenda. Awalnya murah tetapi
kemudian membengkak. Karena itu, mestinya APBN sepenuhnya diperuntukkan
sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat,” kata legislator daerah pemilihan
Sumatera Barat I itu.
Sebelumnya ramai diberitakan, China Development Bank (CDB)
meminta Pemerintah Indonesia turut menanggung pembengkakan biaya proyek KCJB.
Hal ini karena terjadi kelebihan biaya atau cost overrun dalam pengerjaan
konstruksi proyek KCJB tersebut. Proyek tersebut mengalami cost overrun
US$1,176 miliar atau setara dengan Rp16,8 triliun. (viva)