Polisi Katakan Irjen Ferdy Sambo PCR di Luar Rumah Saat Insiden Brigadir J, Ternyata Sambo Ada di Sini Tak Jauh Dari TKP…
SANCAnews.id – Penyelidikan kasus baku tembak yang
menewaskan Brigadir Yosua atau Brigadir J pada Jumat (8/7/2022) masih terus
bergulir.
Insiden penembakan di rumah dinas
Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo pun perlahan menemui titik terang. Lho,
Polisi Sebut Irjen Ferdy Sambo PCR di Luar Rumah Saat Insiden Brigadir J,
Ternyata Sambo Ada Di Sini Tak Jauh Dari TKP… Penyidik telah memeriksa beberapa
rekaman CCTV di sekitar rumah dinas Ferdy Sambo dan juga rumah utama.
Dalam cuplikan rekaman CCTV, terlihat
rombongan Irjen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi yang baru pulang dari
perjalanan dinas di Magelang tiba pada pukul 15.30. Rombongan Irjen Ferdy Sambo
dan Putri Candrawathi pun langsung menuju ke rumah utama di Umah Saguling III.
Berselang beberapa menit, Brigadir J dan ajudan lainnya terlihat masih berada
di rumah utama.
Kemudian, Ferdy Sambo, Putri
Candrawathi dan ajudan lainnya termasuk Brigadir J dan Bharada E melakukan tes
PCR di rumah utama tersebut dengan memanggil nakes. Sebelumnya, polisi sempat
menyebutkan bahwa Irjen Ferdy Sambo melakukan tes PCR di luar rumah ketika
terjadi insiden penembakan Brigadir J di rumah dinasnya.
Melalui penelusuran, diketahui bahwa
rumah utama Irjen Ferdy Sambo hanya berjarak 500 meter dari rumah dinas di
Duren III lokasi terjadinya baku tembak yang menewaskan Brigadir J. Setelah tes
PCR, para ajudan Irjen Ferdy Sambo menuju rumah dinas.
Sekitar pukul 17.10, Putri
Candrawathi terlihat juga berada di rumah dinas Duren III. Diketahui, Keluarga
Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo mempunyai kebiasaan untuk menunggu
hasil tes PCR di rumah dinas. Masih belum diketahui alasan tes PCR dilakukan di
rumah yang berbeda.
Komnas HAM Ungkap Jarak Luka Tembak
Brigadir J Tidak Jauh Dalam konferensi pers yang digelar di Kantor Komnas HAM
pada Senin (25/7/2022), Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengungkapkan bahwa
luka pada jasad Brigadir J kemungkinan disebabkan oleh tembakan dengan jarak
yang berbeda-beda dan tidak terlalu jauh.
"Kalau dari karakter luka,
jaraknya memang tidak terlalu jauh. Tetapi ada beberapa karakter jarak yang
berbeda-beda. Itu dari hasil pendalaman kami," ujar Anam.
Selanjutnya, Komisioner Komnas HAM
Choirul Anam menyampaikan bahwa luka pada tubuh Brigadir J yakni terdapat luka
peluru masuk dan luka peluru keluar. Tapi pihaknya belum bisa memastikan secara
terperinci jumlah luka tersebut. Komisioner Komnas HAM Choirul Anam lalu
membeberkan soal luka pada tubuh Brigadir J yakni terdapat luka peluru masuk
dan luka peluru keluar.
Namun, ia belum bisa memastikan
secara detail jumlah luka tersebut.
"Ada pertanyaan, kenapa kok jumlah lukanya masuk dan keluar
berbeda? Jumlah luka masuk dan keluar berbeda karena memang ada yang masuk dan
keluarnya memang pelurunya masih bersarang di tubuh sehingga jumlahnya
berbeda," pungkasnya.
Diketahui, Komnas HAM telah melakukan
penyelidikan tersendiri yang terpisah dengan tim khusus untuk menangani kasus penembakan
Brigadir J. Komnas HAM sendiri sudah mencari informasi dan keterangan dari
pihak keluarga Brigadir J hingga tim forensik Polri yang sebelumnya bertugas
dalam autopsi korban.
Choirul Anam menyampaikan bahwa
Komnas HAM memiliki rangkuman dugaan jenis luka dan waktu kematiannya. ¨Kalau
soal luka, pertama kami melihat secara kapan jenazah masuk dan mulai diotopsi,
itu penting untuk menentukan kurang-lebih titik jam kematian kapan, kami juga
ditunjukkan titik titik lubang luka, di situ luka karena apa, terus kami
ditunjukkan bagaimana mekanisme kerja mereka dalam menyakiti," ungkap
Choirul Anam.
Namun, menurutnya Komnas HAM masih
menunggu hasil dari proses ekshumasi atau autopsi ulang pada jasad Brigadir J
sehingga belum bisa menarik kesimpulan. "Masih ada proses ekshumasi, kami
tunggu proses ekshumasi," kata komisioner Komnas HAM Choirul Anam pada
Senin (25/7/2022).
Sebelumnya, Brigadir J diduga
melakukan pelecehan terhadap Putri Candrawathi, istri Kadiv Propam nonaktif
Irjen Ferdy Sambo di rumah dinas yang berada di jalan Duren III. Saat itu,
Bharada E alias Richard Eliezer datang setelah mendengar teriakan Putri.
Disebutkan juga bahwa Brigadir J
sempat menodongkan pistol kepada Putri, hingga terjadilah baku tembak antara
Bharada E dan Brigadir J. (tvOne)