Latest Post



SANCAnews.id – Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo dicopot Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Meski begitu, Tim Advokat TAMPAK tetap melaporkan Ferdy ke Propam dan mendesak CCTV dibuka.

 

Meski Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menonaktifkan Kadiv Propam terkait tewasnya Brigadir Joshua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinasnya, namun Tim Advokat Penegakan Hukum & Keadilan (TAMPAK) tetap melaporkan Irjen Pol Ferdy Sambo ke Propam Polri.

 

Selain itu, TAMPAK juga mendesak Kapolri agar tetap mengusut tuntas kasus tragedi berdarah di kediaman Irjen Ferdy Sambo itu.

 

“Kapolri (tetap) harus mengusut tuntas peristiwa kematian Brigadir Yosua Hutabarat secara profesional dan transparan,” kata kordinator TAMPAK, Roberth Keytimu di Bareskrim, Senin (18/7/2022).

 

Roberth Keytimu juga meminta Kapolri agar membuka rekaman CCTV di kediaman Irjen Ferdy Sambo yang kabarnya diduga rusak.

 

“Kami mendesak Kepolisian Republik Indonesia agar membuka rekaman CCTV,” ujarnya.

 

Tak hanya itu, Roberth Keytimu mendesak Kapolri agar melakukan otopsi ulang terhadap jenazah Brigadir Joshua. Hal itu agar kejanggal-kejanggalan peristiwa berdarah itu terang benderang.

 

“Harus melakukan otopsi ulang,” ujarnya.

 

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengambil sikap tegas menonaktifkan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo terkait tewasnya Brigadir Joshua atau Brigadir J di rumah dinasnya.

 

Dengan begitu jendral bintang dua itu untuk sementara digantikan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono.(pjs)



SANCAnews.id – Tim khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ternyata sudah memeriksa Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo terkait insiden berdarah yang menewaskan Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat. Pemeriksaan pun sudah dua kali dilakukan.

 

"Pak Sambo sudah diperiksa kok dua kali oleh tim yang dibentuk Pak Kapolri," ujar kuasa hukum keluarga Ferdy Sambo, Arman Hanis kepada wartawan, Senin, 18 Juli.

 

Dua kali pemeriksaan itu berlangsung pada Kamis, 14 Juli 2022 dan Jumat, 15 Juli 2022.

 

Namun, saat disinggung mengenai materi pemeriksaan, Arman enggan merinci. Sebab, mengenai hal itu disebut bukan kewenangannya.

 

"Sudah diperiksa. Kamis malam sama jumat malam, setahu saya seperti itu," ungkapnya.

 

Terlepas hal itu, Arman juga menyatakan kliennya akan hadir apabila Komnas HAM membutuhkan keterangan jenderal bintang dua tersebut. Sebab, Irjen Ferdy Sambo akan kooperatif mengikuti proses hukum yang berlaku.

 

"Enggak ada masalah, pasti Pak Sambo akan hadir apabila dibutuhkan keterangannya oleh Komnas HAM," kata Arman.

 

Brigadir J alias Nopryansah Yosua Hutabara tewas karena terlibat baku tembak Bharada E, pada Jumat, 8 Juli.

 

Aksi penembakan disebut terjadi di rumah singgah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

 

Hasil penyelidikan sementara, baku tembak diawali dengan teriakan istri Irjen Ferdy Sambo yang akan dilecehkan Brigadir J. Di mana, suara itu didengar Bharada RE.

 

Namun, di balik itu muncul isu miring. Semisal, Brigadir J sempat disika hingga pemicunya yakni motif perselingkuhan. (voi)




SANCAnews.id – WhatsApp (WA) milik Brigadir Joshua Hutabarat atau Brigadir J ternyata sempat aktif lima menit setelah ia tewas pada Jumat (8/7). Siapa yang menyimpan HP Brigadir Nopryansah ini?

 

Inilah percakapan keluarga dengan Brigadir J atau Brigadir Nopryansah dari Tanggal 2 hingga 8 Juli Pukul 13.02 WIB atau beberapa jam sebelum Brigadir J tewas.

                               

Namun WhatsApp milik Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J ternyata sempat aktif lima menit setelah ia tewas.

 

Hal ini kini menjadi tanda tanya besar bagi keluarga besar Brigadir Joshua Hutabarat, tentang siapa sosok yang membuka WhatsApp Brigadir J.

 

WhatsApp Yosua Hutabarat terakhir aktif pada pukul 17.05 pada Jumat 8 Juli 2022.

 

Berikut adalah transkrip percakapan terakhir Brigadir J di grup WhatsApp keluarga jelang hari kematiannya.

 

Brigadir J semasa hidup, dan cuplikan chattingnya di WhatsApp. Terlihat aktif terakhir pukul 17.05 pada Jumat (8/7/2022).

 

Percakapan Tanggal 8 Juli 2022

 

Anggota keluarga inisial Y mengirimkan foto keluarga di Grup WA sedang berada di pemandian air panas Sipoholon, Tarutung.

 

Pemandian tersebut pernah menjadi tempat mereka main sewaktu kecil.

 

Lalu pukul 12.58: Y kirim foto ibu di grup WhastApp.

 

Pukul 13.02: Yosua membaca pesan foto tersebut, namun tidak ada balasan.

 

Pukul 17.05: Riwayat WhatsApp aktif terakhir.

 

Pukul 19.34: Y kirim foto lagi di grup WhatsApp. Brigpol Yosua tidak membaca.

 

Pukul 21.34: RH telah berada di RS Bhayangkara Jakarta mengabarkan Brigpol Yosua meninggal dunia.

 

RH adalah adik sepupu Yosua, hadir pada saat proses autopsi berjalan.

 

Proses autopsi yang dilakukan tidak ada pendampingan dari pihak keluarga, hanya diminta tanda tangan persetujuan. (pojoksatu)




SANCAnews.id – Kuasa Hukum keluarga Brigadir J, tidak terima dengan hasil autopsi yang sekarang. Dikarenakan, banyak kejanggalan antara bekas luka dan fakta yang ada.

 

"Kenapa tidak terima, karena ada informasi yang tidak jelas dan atau tidak mengandung kebenaran," katanya di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (18/7).

 

"Supaya transparan, karena ini kasus publik atau domain publik harus dilakukan visum et Repertum atau autopsi ulang," tambah Kamaruddin.

 

Sebelumnya, Kamaruddin bersama tim melaporkan kasus penembakan Brigadir J ke Bareskrim. Laporan tersebut pun diterima dengan nomor STTL/251/VII/2022/Bareskrim Polri.

 

Sementara untuk kasus peretasan yang dialami oleh keluarga Brigadir J belum diterima."Karena mereka (penyidik) minta untuk yang peretasan itu harus ada foto kemudian Hp yang diretas itu," ujar Jhonson.

 

Dalam laporan tersebut, juga melampirkan bukti - bukti berupa foto dan surat keterangan.

 

"Barang buktinya adalah surat permohonan visum et repertum dari Kapolres Jakarta Selatan pada tanggal 8 juli 2022 di mana dijelaskan ditemukan mayat laki2 pukul 17.00," jelasnya Kamaruddin.

 

"Kemudian barang bukti lainnya adalah adalah laki - laki umur 21 tahun dinyatakan telah menjadi jenazah dari rumah sakit Kramat Jati atau RS Polri," lanjutnya.

 

"Ditemukanlah ada beberapa sayatan, kemudian ada beberapa luka tembak, beberapa luka memar, ada pergeseran rahang, luka di bahu, ada luka sayatan di kaki, ada luka di telinga, luka sayatan di belakang, luka di jari-jari, luka membiru di perut kanan kiri atau di tulang rusuk dan sebagainya, luka menganga di sini di bahu dan pipi," tambahnya. (mdk)




SANCAnews.id – Warga Nagari Pasar Bukit Tapan, Pesisir Selatan, Sumatera Barat digegerkan penemuan mayat yang sudah membusuk, sementara di duga bunuh diri, dan mayat ditemukan oleh warga setempat, Senin 18-7-2022.

 

Berawal dari kecurigaan Anwar dan Nameh warga di nagari pasar bukit Tapan, kecamatan Basa Ampek Balai Tapan karena bau mayat ini sudah di ketahuinya dari dua hari yang lalu.

 

Anwar Dan Nameh lalu mengikuti bau yang dia cium hingga sampai ke rumah kosong yang sudah lama tidak di tempati.

 

Setelah sampai ke rumah itu, lalu mereka berdua menemui mayat di dalam kamar, dalam keadaan tergantung.

 

Kemudian Anwar pulang ke rumahnya dengan kebetulan Kapolsek Tapan sedang makan lontong di warungnya dan dia langsung mengatakan  kejadian ini kepada Kapolsek, lalu Kapolsek mendatangi rumah kosong tersebut secara bersamaan.

 

"Saya sudah dua hari  yang lalu sudah curiga dengan bau bangkai yang tercium sampai ke warung saya, karena saya menjual lontong saya penasaran dan saya cari dimana bau ini, kira - kira jam 08.00 Wib pagi tadi saya dan Nameh menemukan ada orang yang gantung diri di kamar rumah kosong dan kejadian ini kami laporkan ke Kapolsek Tapan," ujar Anwar.

 

Selanjutnya dikonfirmasi dengan Kapolsek Basa Ampek Balai Tapan untuk mengetahui kronologi kejadian ini Kapolsek Tapan Iptu, Aldius. S.H mengatakan, "Benar, kejadian ini kami tidak bisa menyimpulkan apa penyebabnya, pihak medis nantinya yang bisa memastikan apa penyebabnya, namun untuk sementara kami menemukan Koban dalam keadaan gantung diri," terangnya.

 

Kemudian Kapolsek Tapan di TKP langsung menelpon Bareskrim untuk dilakukan penyelidikan dan dia juga mengubungi pihak medis, dari Puskesmas Tapan untuk dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Pratama guna otopsi.

 

Identitas korban diketahui setelah dilakukan olah TKP bernama Dimas Purnama (18) anak nomor 2 dari 5 bersaudara, pasangan suami istri dari ayahnya Eko Purnama dan ibunya Eka Putri berdomisili di Pasar Raya Tapan.

 

"Kami tidak ada menemukan benda-benda yang mencurigakan, kami hanya menemukan HP milik korban dan baju, tali pengikat dan sudah kami amankan, sebagai barang bukti kemudian jam empat sore tadi korban sudah kami serahkan ke keluarganya," ujar Kapolsek. (Erichan Pasnepil)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.