Jadi Saksi Korupsi, 1.000 GP Ansor dan Banser Kawal Sidang Bendahara Umum PBNU
SANCAnews.id – Seribu GP Ansor dan Banser
Nahdlatul Ulama mengawal sidang perkara tindak pidana korupsi di Pengadilan
Negeri Tipikor Banjarmasin.
Pengawalan tersebut diklaim sebagai aksi solidaritas dan
untuk memberikan dukungan moril terhadap Bendahara Umum PBNU Mardani H. Maming
yang jadi saksi di persidangan terdakwa mantan Kepala Dinas ESDM Tanah Bumbu H.
Raden Dwidjono Putrohadi Sutopo dalam kasus suap izin tambang di Tanah Bumbu.
Kesaksian Mardani dalam kapasitasnya sebagai mantan Bupati
Tanah Bumbu ketika terdakwa sebagai anak buahnya menjabat Kepala Dinas ESDM
Tanah Bumbu yang kini didakwa menerima suap disamarkan dalam bentuk utang dari
mantan Dirut PT PCN alm Henry Soetio terkait dengan pengalihan izin usaha
pertambangan.
Sementara itu, Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol. Sabana A.
Martosumito mengatakan, untuk mengamankan jalannya persidangan, Polresta
Banjarmasin menurunkan 300 personel.
"Kami mengerahkan 300 personel dibantu juga dari Polda
Kalsel untuk mengamankan jalannya persidangan hari ini," katanya di
Banjarmasin, melansir Antara, Senin.
Dirinya pun mengungkapkan apresiasi dan terima kasih kepada
massa dari Nahdlatul Ulama karena mampu untuk sama-sama menjaga situasi aman
dan kondusif selama persidangan.
Bahkan, massa yang berada di areal luar gedung Tipikor
Banjarmasin pun bisa tertib dan tidak mengganggu lalu lintas pengguna jalan
lain, katanya.
"Alhamdulillah, kerja sama yang baik untuk Banjarmasin
aman dan damai ini," lanjutnya.
Dirinya juga menegaskan, bahwa pelayanan pengamanan massa
tetap mengedepankan sikap ramah dan humanis sesuai perintah Kapolri Jenderal
Polisi Listyo Sigit Prabowo melalui Kapolda Kalsel Irjen Pol. Rikwanto.
Terlebih saat ini merupakan bulan Ramadhan, masyarakat
diimbau agar saling menghargai kekhusyukan umat Islam yang menjalankan ibadah
puasa.
Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah GP Ansor Kalsel Teddy
Suryana menyampaikan terima kasih kepada aparat kepolisian yang telah
mengamankan jalannya persidangan hingga massa yang hadir juga bisa tertib.
"Polisi sangat humanis. Untuk keamanan persidangan,
setiap orang yang masuk juga diperiksa agar tidak ada penyusup di luar barisan
Nahdlatul Ulama," katanya. (suara)