Latest Post


 

SANCAnews.id – Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 H akan jatuh pada hari Senin, 2 Mei 2022 M.

 

Demikian disampaikan Sekretaris PP Muhammadiyah, Agung Danarto dalam keterangannya di Kantor PP Muhammadiyah, Jalan Cik Ditiro, No 23, Kota Yogyakarta, Senin (25/4).

 

Atas nama PP Muhammadiyah, Agung menghimbau pelaksanaan Shalat Ied dan perayaan ibadah lain dapat dilakukan dengan khusyuk.

 

“Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengimbau agar Shalat Idulfitri dan segenap rangkaiannya, seperti takbiran, pelaksanaan zakat fitrah, dan lain sebagainya dapat diselenggarakan dengan khusyu’ dan seksama,” kata Agung.

 

Seluruh pelaksanaan rangkaian perayaan ibadah pada Idulfitri 1443 H harus dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan (prokes) Covid-19, seperti menggunakan masker dan lain sebagainya.

 

Idulfitri 1443 H juga harus dimanfaatkan untuk menjaga solidaritas dan memperkuat silaturahmi. Pelonggaran pemerintah dengan mengizinkan mudik juga perlu disikapi dengan bijak.

 

“Manfaatkan Hari Raya Idulfitri untuk memelihara silaturahmi dengan mengucapkan salam, atau mengunjungi sanak kerabat dalam rangka untuk menjaga silaturahmi setelah dua tahun terdampak Covid-19 tidak sempat untuk melaksanakan silaturrahim,” tandasnya. (rmol)



 

SANCAnews.id – Senjata yang digunakan dalam membunuh Pegawai Dishub Makassar Najamuddin Sewang sebelumnya diberitakan bahwa dibeli di situs jaringan teroris. Namun, informasi itu dibantah oleh Polda Sulsel.

 

Kabid Humas Polda Sulsel Komang Suartana mengatakan jika informasi awalnya mengatakan jika senjata yang digunakan dalam pembunuhan Najamuddin Sewang dibeli di situs jaringan teroris, nyatanya tidak.

 

"Tidak benar itu. Tapi setelah didalami informasi itu nggak bener," ungkap Komang Suartana, Senin (25/4/2022).

 

Pistol tersebut ternyata milik oknum anggota Brimob Polda Sulsel inisial CA alias AKM. CA juga mengakui jika senjata tersebut telah lama dibeli secara online.

 

Terungkapnya kepemilikan pistol ini berawal saat Polda Sulsel meluruskan pernyataan sebelumnya yang mengatakan pistol dipakai menembak mati korban dibeli pelaku dari jaringan teroris melalui online.

 

Suartana menjelaskan jika CA selaku pemilik pistol tersebut diduga mengelabui penyidik saat dimintai keterangan. Setelah dikroscek, informasi itu ternyata hoax.

 

Suartana menjelaskan, awal mula senjata maut tersebut yang sempat berpindah tangan. Ia mengatakan, pistol tersebut awalnya dipinjam oleh tersangka SL yang merupakan rekan CA di Brimob Polda Sulsel.

 

"CA disebut-sebut sudah lama membeli pistol itu secara online. Pistol ilegal inilah yang dipakai oleh tersangka SL untuk mengeksekusi mati Najamuddin," jelasnya.

 

Polisi turut menegaskan peran CA tak hanya sebatas pemilik pistol, CA juga diduga sudah mengetahui pistolnya dipinjam SL karena bakal digunakan untuk menembak mati korban.

 

"Akibatnya, CA juga dianggap berperan membantu terjadinya pembunuhan," singkatnya.

 

Sebelumnya, Najamuddin Sewang tewas ditempat setelah menerima tembakan dari OTK pada hari Minggu (3/4/2022) di Jalan Tanjung Bunga dekat Masjid Cheng Hoo, Kota Makassar.

 

Awalnya, Najamuddin diperkirakan meninggal karena serangan jantung dan kecelakaan tunggal. Namun belakangan diketahui jika korban terlibat cinta segitiga dengan pegawai Dishub Makassar berinisial R serta Kasatpol PP Makassar Iqbal Asnan.

 

Iqbal Asnan diketahui merupakan otak perencanaan dalam pembunuhan yang menewaskan Najamuddin Sewang. (era)



 

SANCAnews.id – Ketua Tim Pembela Ulama sekaligus Aktivis, Eggi Sudjana, mengajak Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI) bergabung untuk menduduki gedung DPR menuntut Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan segera ditangkap.

 

"Saya udah bentuk namanya ARM aliansi rakyat menggugat, tiap hari kita demo, tangkap si Luhut, tangkap si ini. Cuma karena daya dukungnya kurang. Kalian yang FPI yang HTI semuanya pecah-pecah kita gak kompak yasudah begini, rasakan ditindas gitu loh," kata Eggi Sudjana dalam rekaman video yang beredar di Twitter, dikutip Senin 25 April 2022.

 

"Mari kita kompak nggak usah banyak omong, udah jelas pelanggarannya, ya kapan? Minggu depan? Dudukin DPR, sebentar selesai itu," tambahnya.

 

Menurutnya, meski HTI telah dibubarkan oleh pemerintah, namun gerakan dari jutaan pengikutnya masih aktif hingga kini.

 

"Ada adinda Ismail Yusanto (jubir HTI) yang punya massa jutaanya itu, HTI nya itu. HTI kan bubar di administrasinya aja, faktanya kan kagak. Gerakin dong itu," pungkas Eggi Sudjana.

 

Sebelumnya, Eggi Sudjana merasa kecewa dengan sikap Mabes Polri yang menolak laporannya terhadap Luhut Binsar Panjaitan terkait hoaks big data 110 juta dukungan atas penundaan Pemilu.

 

Eggi Sudjana dan tim diketahui datang ke Bareskrim Polri pada Rabu 20 April 2022. Tim kemudian menuju lantai 15 untuk menemui penyidik Cyber Crime. Namun, laporannya ditolak karena dianggap tak berhubungan dengan Cyber Crime. (poskota)



 

SANCAnews.id – Sosok anggota Banser yang ditampar Kiai lalu viral di media sosial angkat bicara. Anggota Banser yang ditampar Kiai sepuh Nahdlatul Ulama (NU) tersebut bernama Abdul Hamid.

 

Sebelumnya, video anggota Banser ditampar Kiai Syukron viral di media sosial. Siapa sebenarnya sosok Banser yang ditampar kiai itu pun bikin penasaran warganet.

 

Sosok kader banser itu pun kemudian terungkap lewat sebuah twit milik politikus PSI Mohamad Guntur Romli, Senin (25/4) pagi ini.

 

Dalam twit-nya itu, Guntur turut menampilkan video klarifikasi anggota Banser yang ditampar Kiai Haji Syukron Ma’mun, Pemimpin Ponpes Daarul Rahman.

 

Anggota Banser yang viral setelah ditampar Kiai itu bernama Abdul Hamid. Dia adalah kader Banser Kota Bekasi.

 

Dalam video tersebut, pertama-tama dia mengungkapkan perasaannya setelah ditampar sang kiai.

 

“Alhamdulillah, saya malah senang dan bangga (ditampar kiai), dapat keberkahan,” katanya seperti dilansir JPNN.com.

 

Hamid mengaku sebenarnya dirinya memiliki hubungan guru dan murid dengan KH Syukron.

 

“Saya alumnus Pondok Pesantren Daaarul Rahman angkatan 20,” ucapnya.

 

Dia bercerita beberapa hari lalu, dirinya menghadiri Khataman Nuzululquran PBNU yang tempatnya kebetulan di Ponpes Daarul Rahman.

 

“Jadi, setelah acara, saya merapat menemui guru saya (KH Syukron). Saat ditemui, beliau bertemu saya dengan raut wajah yang senang,” ujarnya.

 

Sebelum ditampar, lanjutnya, KH Syukron berpesan sebelum jaga gereja, agar Banser menjaga dahulu kiainya.

 

“Jadi, bukan berarti, kiai saya tidak mendukung alumninya menjadi kader Banser. Beliau sangat mendukung,” tuturnya.

 

Hamid pun menilai Banser menjaga gereja itu juga dalam rangka mempertahankan keselamatan saudara setanah air (ukhuwah watoniah).

 

“Dengan adanya penggamparan itu, saya klarifikasi, bukan niat atas guru saya benci terhadap saya. Namun antisipasi, jadi (Banser) jaga kiainya, para ulama NU, dan umat nonmuslim juga,” ucap Hamid.

 

Dia bahkan mengungkapkan tidak hanya dirinya, semua alumni Daarul Rahman bila bertemu dan bersalaman dengan KH Syukron berharap mendapat tamparan dari beliau dengan harapan turut diiringi keberkahan.

 

“Semua alumni memang berharap digampar oleh beliau dan mendapat keberkahannya. Setelah saya, ada yang minta digampar, tetapi dilewatkan kiai,” ucap Hamid. (radar)



 

SANCAnews.id – Partai Amanat Nasoinal (PAN) melaporkan kuasa hukum Ade Armando, Muannas Alaidid terkait dugaan pencemaran nama baik Sekjen PAN Eddy Soeparno. Muannas dijerat lima pasal berlapis oleh PAN.

 

Kuasa hukum Eddy Soeparno, Erlangga Rekayasa mengatakan, lima pasal tersebut antara lain Pasal 27 ayat 3 UU ITE Pasal 310 juncto 311 KUHP dan Pasal 315 KUHP tentang pencemaran nama baik juga Pasal 263 KUHP tentang keterangan palsu.

 

“Yang diduga terlapor melakukan dugaan tindak pidana Pasal 27 ayat 3, Pasal 311, Pasal 310, Pasal 315, serta Pasal 263,” ucap Erlangga di depan gedung SPKT, Polda Metro Jaya, Senin (25/4).

 

Erlangga menambahkan bukti yang dikumpulkan dari pihak PAN dalam pelaporan saat ini, berupa cuitan Muannas Alaidid yang menyerang Eddy Soeparno dan keluarganya di sosial media Twitter.

 

“Pak Eddy tadi memberikan keterangan kronologis pencemaran nama baik tersebut, dan screenshot di Twitter,” ucapmnya.

 

Pihaknya menegaskan bahwa dalam pelaporan ini tidak ada kaitannya dengan pelaporan kuasa hukum Ade Armando ke Bareskrim Mabes Polri.

 

“Beda dong. Jangan ada kaitannya ini seperti kita melaporkan balik, ini kita perlu tegaskan lagi, ini kami bukan melapor balik,” tutupnya. (rmol)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.