KAMI Lintas Provinsi Memohon agar Presiden Jokowi Segera Menyatakan Mundur
SANCAnews.id – Permintaan agar Presiden Joko
Widodo segera menyatakan pengunduran diri disuarakan Koalisi Aksi Menyelamatkan
Indonesia (KAMI) Lintas Provinsi. Permohonan itu termaktub dalam pernyataan
sikap bersama yang dibuat pada Kamis (14/4).
Presidium KAMI Jawa Timur, Daniel M. Rasyid mengurai alasan
di balik desakan tersebut. Pertama karena masalah yang dihadapi oleh negara
saat ini terlampau berat, sementara pengelolaan negara sudah amburadul.
“APBN makin jebol, utang pemerintah mencapai Rp 7.000 triliun
lebih, dan menanggung beban bunga sekitar Rp 400 triliun setahun,” urainya
dalam membacakan pernyataan KAMI Lintas Provinsi tersebut kepada redaksi, Jumat
(15/4).
Daniel mengurai, pemerintah memiliki utang kepada Pertamina
dan PLN masing-masing sekitar Rp 100 triliun, kedua BUMN strategis tersebut
juga mengalami kesulitan utang yang akan jatuh tempo.
Di era Pemerintahan Jokowi tidak sedikit perusahaan yang
harus disuntik dana penyertaan modal negara (PMN), supaya BUMN bisa bertahan hidup. Karena utang perusahaan
sangat besar seperti Garuda Indonesia, BUMN Karya, Krakatau Steel, PTPN, PT
Angkasa Pura, PLN dan Pertamina.
Kedua, Jokowi dinilai telah keliru dalam mengelola ekonomi
negara. Dalam keadaan daya beli rakyat yang merosot, pemerintah malah memaksa
menaikkan pajak PPN 11 persen dan enaikkan BBM, termasuk gas dan listrik.
Usaha ini akan gagal memperbaiki kondisi ekonomi, karena
kontraproduktif dengan usaha meningkatkan daya beli. Seharusnya pemerintah
menghapus pajak dalam rangka mendongkrak daya beli dan konsumsi karena
pendapatan per kapita masyarakat telah menurun drastis.
Ketiga, ketahanan finansial pemerintah di ujung tanduk.
Pemerintah berutang ke BI dalam jumlah besar ini sebagai pelanggaran moneter
yang berat. Lembaga internasional IMF telah melarang BI memberi utang pada
pemerintah.
“Selama ini pemerintah ditopang oleh oligarki pengusaha dan
tersandera oleh para mafia, salah satunya terbukti pemerintah tidak berdaya
sama sekali mengendalikan harga minyak goreng,” terangnya.
Selanjutnya, ketidakpercayaan masyarakat dengan kemampuan
Jokowi dalam mengelola negara dikhawatirkan akan berlanjut tanpa jalan keluar.
Indonesia bisa terjebak dalam utang dan dikendalikan oleh oligarki, serta
ketergantungan pemerintah terhadap China (RRC).
Kekhawatiran tersebut tergambar dari aksi unjuk rasa berbagai
kalangan masyarakat, di samping tuntutan penolakan penundaan pemilu dan 3
periode, tuntutan agar Jokowi mundur menggema di setiap aksi. Termasuk aksi
mahasiswa di berbagai kota.
“Dari sejumlah tersebut, KAMI Lintas Provinsi menyatakan dan
memohon agar Presiden Jokowi segera menyatakan mundur secara baik-baik atas
kemauannya sendiri. Jangan sampai mundur karena dipaksa oleh rakyat dan
berisiko akan terjadi jatuhnya korban yang tidak kita inginkan bersama,”
tutupnya.
Selain Daniel M. Rasyid, pernyataan sikap ini turut
ditandatangani oleh Presidium KAMI Jawa Tengah, Mudrick SM Sangidu; KAMI DIY,
Syukri Fadholi; KAMI Jawa Barat, Syafril Sjofyan; AP-KAMI DKI Jakarta, Djudju
Purwantoro; KAMI Banten, Abuya Shiddiq; KAMI Sumatera Utara, Zulbadri; KAMI
Riau, Muhammad Herwan; KAMI Kalimantan Barat, H. Mulyadi; KAMI Sumatera
Selatan, Mahmud Khalifah Alam, S.Ag; KAMI Sulawesi Selatan, Geralz Geerhan;
KAMI Kepri, Drs. H. Makhfur Zurachman M.Pd, dan KAMI Jambi, H. Suryadi. (***)