Latest Post


 

SANCAnews.id – Rencana unjuk rasa berbagai elemen masyarakat termasuk mahasiswa pada Senin 11 April 2022 mendatang adalah momentum lantunan suara rakyat yang dibombardir oleh kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro rakyat.

 

Menurut Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul, mahasiswa harus memanfaatkan momentum ini dengan menyuarakan pendapatnya dengan elegan.

 

Disisi lain, Adib menekankan, Polri semestinya mendukung serta menjamin kebebasan menyampaikan pendapat yang dilakukan oleh rakyat maupun mahasiswa nantinya.

 

Mengingat, kata Adib, Polri sebelumnya menggelar lomba orasi, serentak di seluruh Indonesia sebagai pembuktian dari komitmennya dalam dalam sistem demokrasi di Indonesia. Salah satunya adalah memberikan wadah untuk masyarakat dalam menyampaikan ekspresi dan pendapatnya.

 

“Jangan sampai ada upaya-upaya, menghalangi aksi adik-adik ini. Sepanjang dilakukan sesuai aturan dan tertib, polisi harus mendukung gerakan ini,” kata Adib kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu sore (9/4).

 

Polri, pinta Adib harus membuktikan apa yang telah dilakukan sebelumnya yakni menggelar lomba orasi dengan mensupport aksi mahasiswa dengan mengawal secara tertib. (*)



 

SANCAnews.id – Polda Metro Jaya mengingatkan para penyebar pamflet STM Bergerak agar tidak membuat situasi panas di bulan Ramadhan.

 

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol E Zulpan mengatakan hingga saat ini pihak kepolisian belum menerima laporan izin terkait aksi unjuk rasa yang akan digelar pada 11 April 2022 tersebut.

 

"Tentunya ada undang-undang nomor 9 tahun 1998 Pasal 15 terkait demonstrasi atau unjuk rasa yang tidak mendapat izin atau laporan kepolisian ini dapat dibubarkan," tegas Zulpan di Polda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Jumat (8/4/2022).

 

Kata Zulpan, polisi akan melayani apabila penyampaian aksi unjuk rasa berlangsung tertib.

 

Maka ia mengimbau masyarakat agar bisa meredam hal-hal yang membuat situasi panas di bulan suci Ramadan.

 

Menurutnya, di bulan Ramadan ini jauh lebih baik diisi dengan kegiatan-kegiatan keagamaan yang bermanfaat.

 

"Alangkah baiknya bulan yang penuh berkah ini kita isi dengan kegiatan-kegiatan keagaaman untuk meningkatkan amal ibadah kita kepada Allah SWT," imbau Zulpan.

 

"Dibanding kegiatan-kegiatan yang tidak berguna apalagi kegiatan ini yang tidak mendapat izin," imbuh Zulpan.

 

Sampai saat ini kata Zulpan, pihaknya belum menerima surat permohonan izin terkait dengan informasi unjuk rasa yang akan diselenggarakan di depan Istana Negara.

 

Sebelumnya Polisi memastikan spanduk ajakan demo STM Bergerak yang beredar di media sosial belum berizin.

 

Demonstrasi yang akan diadakan 11 April 2022 itu rencananya akan digelar di depan Istana Negara, Gambir, Jakarta Pusat.

 

Pada flayer yang beredar aksi STM Bergerak menuntut sejumlah hal yakni salah satunya menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun.

 

Polda Metro Jaya merespons seruan aksi itu. Rencana demonstrasi itu hingga kini diketahui belum mengantongi izin kepolisian.

 

"Sampai saat ini Polda Metro belum terima permohonan kegiatan menyampaikan pendapat di muka umum oleh kelompok manapun," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan dikonfirmasi Jumat (8/4/2022).

 

Zulpan mengingatkan bahwa setiap aksi penyampaian pendapat di muka umum harus mengantongi izin.

 

Izin harus dikantongi dalam waktu 3x24 jam sebelum digelarnya aksi.

 

"Namun sampai saat ini kita tidak terima dari kelompok manapun permohonan untuk sampaikan penyampaian pendapat di muka umum," ujar Zulpan.

 

Maka dari itu, Zulpan mengimbau agar masyarakat tidak terprovokasi terkait seruan demonstrasi serentak 11 April mendatang.

 

Dia mengimbau warga untuk fokus dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadan.

 

"Terkait dengan adanya flyer-flyer yang di media sosial saat ini yang kita temui yaitu ajakan kelompok-kelompok elemen masyarakat untuk turun demo pada 11 April ini di Jakarta, Polda Metro ingin sampaikan bahwa agar tidak mudah dan percaya dengan ajakan tersebut," pungkas Zulpan.

 

Mahasiswa geruduk Istana Bogor hari ini 

Seperti diketahui, Gelombang unjuk rasa dilakukan mahasiswa di sejumlah kota di Indonesia untuk memprotes kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), kenaikan pajak hingga menolak wacana penundaan pemilu serta perpanjangan masa jabatan presiden.

 

Aksi puncak demonstrasi, rencananya akan digelar di Jakarta pada Senin 11 April mendatang. Namun, di sejumlah kota sudah lebih dulu menggelar demonstrasi.

 

Sementara itu, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Se Bogor siap geruduk Istana Bogor, Jumat (8/4/2022).

 

Geruduk Istana Bogor yang diiniasi oleh BEM se-Bogor kali ini membawa tagline ' Bogor Menggugat Istana'.

 

Koordinator BEM Se Bogor Rizki Nuria Sury Altar menjelaskan, aksi kali ini akan membawa lima tuntutan utama.

 

Kelima tuntutan itu, sambung Rizki, nantinya bakal ditujukan kepada Presiden Joko Widodo.

 

"Kami membawa lima tuntutan utama. Pertama, Jokowi harus buka suara terkait isu tiga periode, kedua kenaikan BBM, ketiga hapus UU terkait IKN, kemudian isu pajak, dan kelangkaan bahan-bahan pokok kebutuhan," kata Rizki dikutip dari Tribun Bogor, Jumat (8/4/2022).

 

Tuntutan-tuntutan itu, tegas Rizki, akan disuarakan secara lantang oleh ratusan massa aksi yang tergabung.

 

Bahkan, ratusan massa ini nantinya akan melakukan longmarch dari Tugu Kujang menuju Istana Presiden Bogor.

 

"Sesuai teklap kita bakal mulai aksi pukul 14.00 mulai dari Tugu Kujang Kota Bogor. Kemudian dilanjut menuju Istana Bogor," tegasnya.

 

Meski begitu, aksi yang kabarnya diikuti oleh ratusan massa aksi ini, Rizki pastikan merupakan aksi yang kondusif.

 

Bahkan, untuk memastikan kekondusifitasan itu, pihaknya sudah lakukan pencatatan massa aksi yang akan bergabung.

 

"Kita kan membawa nama Bogor. Jadi diluar mahasiswa pun boleh ikut gabung. Tapi, untuk data kali ini massa dari umum, belum ada. Jadi massa dari BEM Se-Bogor inilah yang sekira ratusan siap lakukan aksi," katanya.

 

"Kalaupun ada pada saat aksi nanti dari luar yang sudah kita koordinasikan. Kita pastikan tidak bisa gabung. Ditakutkannya mereka malah membawa konfrontasi dan provakasi," tandasnya

 

Baca juga: Jokowi Sedih Kementerian Masih Doyan Impor, Rizal Ramli: Jangan Cuma Ngedumel, Rumuskan Kebijakan

 

Aksi mahasiswa di Palembang 

Sementara itu, di Palembang, Sumatera Selatan, lebih dari seribu mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM se-Sumsel menyuarakan sejumlah tuntutan, Kamis (6/4/2022).

 

Massa demo protes kenaikan harga minyak goreng, harga BBM hingga tolak penundaan Pemilu

 

Massa menggelar aksi demontrasi di Simpang Lima DPRD Sumsel karena memang akses menuju ke gedung DPRD dipagari kawat berduri.

 

Para perwakilan aksi, secara bergantian menyampaikan aspirasi para mahasiswa protes kenaikan harga minyak goreng, harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

 

"Harga minyak goreng sangat menyakitkan masyarakat karena harga minta goreng mahal dan langka,"serunya.

 

Kemudian yang ke dua menolak wacana penundaan Pemilukada dan 3 periode jabatan Jokowi, yang disuarakan oleh petinggi negara dan lainnya.

 

"Ini akan merusak demokrasi dan melawan konstitusi, untuk itu kami menolak dan menolak dengan tegas,"ungkapnya.

 

Kemudian persoalan bangsa ini begitu banyak dan perlu dibenahi oleh Presiden mulai dari hukum,sosial, ekonomi, buruh dan lainnya.

 

Mahasiswa meminta kepada kepolisian untuk membuka pagar berduri, karena mahasiswa ingin melakukan orasi di depan gerbang utam halaman gedung DPRD Provinsi Sumsel.

 

Namun ratusan aparat Polda Sumsel dan polrestabes Palembang melakukan pengawalan langsung, termasuk mobil anti huru hara dan lainnya, sehingga mahasiswa yang melakukan aksi tetap bertahan di Jl Pom IX simpang 5 DPRD Sumsel.

 

Wakil ketua DPRD Sumsel Muchendi Mahzarekki sendiri sempat mendatangi para mahasiswa dan mempersilakan kepada para mahasiswa untuk menyampaikan aspirasinya kepada DPRD Provinsi Sumsel.

 

"Tidak ada yang melarang, silakan melakukan aksi, namun tetap tertib dan damai,"kata Mucendi yang didampingi Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel Mgs Saiful Padli dan anggota DPRD Sumsel Alfarenzi Panggarbesi.

 

Anggota DPRD Sumsel Syaiful Padli menyampaikan ini adalah rumah rakyat, dan pihaknya mempersilakan untuk menyampaikan aspirasi tentu dengan tetap damai.

 

"Tidak boleh anarkis ini bulan suci Ramadhan, kami siap menerima para adik-adik mahasiswa," ucap Syaiful. (wartakota)



 

SANCAnews.id – Ketua majelis jaringan aktivis Pro Demokrasi Iwan Sumule menyampaikan bahwa kantor sekretariat ProDem bakal dijadikan posko perjuangan juga pusat informasi bagi para pejuang demokrasi.

 

“Saya ingin beritahukan kepada seluruh kawan-kawan aktivis ProDEM bahwa terhitung mulai Senin, 11 April 2022, Sekretariat ProDEM di Jalan Veteran 1 No 26 Gambir Jakarta Pusat (Belakang Istiqlal), akan menjadi posko perjuangan dan pusat informasi bagi para pejuang demokrasi,” kata Iwan Sumule kepada wartawan di Jakarta, Sabtu sore (9/4).

 

Pesan ini, sambung Iwan diharapkan agar diberitahukan kepada seluruh aktivis pejuang demokrasi yakni mahasiswa, pelajar, pemuda, buruh dan para petani.

 

Sebelumnya direncanakan pada Senin 11 April 2022 mendatang, sejumlah elemen mulai dari mahasiswa, pelajar hingga masyarakat lainnya akan menggelar aksi unjuk rasa.

 

Tuntutan mereka hampir sama, menolak presiden 3 periode hingga menyoroti sejumlah kenaikan harga-harga kebutuhan dan langkanya bahan bakar minyak (BBM) di pasaran. (rmol)



 

SANCAnews.id – Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Sukabumi (ABSI) akan kepung kantor DPRD Kota Sukabumi.

 

Pada 11 April 2022 nanti, diperkirakan ada seribu mahasiswa ABSI dan sebagian kelompok Cipayung Plus Sukabumi yang turun ke jalan.

 

Koordinator ABSI, Rifki Rizaldi mengatakan, pihaknya sejauh ini tengah melakukan konsolidasi dengan elemen BEM Kampus yang tergabung di ABSI dan Cipayung Plus Sukabumi.

 

"Untuk tanggal 11 April nanti, kami terus konsolidasi bersama teman-teman ABSI termasuk senior di Cipayung Plus Sukabumi," ujarnya kepada Tribunjabar.id, Sabtu (9/4/2022).

 

Rifki menuturkan dalam rencana aksi yang akan digelar di DPRD Kota Sukabumi, ada tiga tuntutan yang disampaikan untuk pemerintah pusat.

 

Pertama, kata Rifki, menolak perpanjangan, penundaaan pemilu atau Jokowi tiga periode.

 

"Kami menolak jabatan Presiden tiga periode dan menolak amandemen undang-undang 1945," jelasnya.

 

Point selanjutnya yakni terkit mahalnya minyak goreng, kenaikan BBM yang berdampak pada kelangkaan dan ibu kota baru IKN

 

"Tuntutan selanjutnya, terkait dengan kenaikan harga minyak goreng dan dampak kenaikan BBM dan menolak IKN," pungkasnya. (tribun)



 

SANCAnews.id – Demonstrasi menentang penundaan pemilu yang dilakukan oleh mahasiswa asal Makassar, Sulawesi Selatan mendapat dukungan dari warga. Seperti terlihat hari ini, Sabtu (9/4/2022) siang.

 

Saat unjuk rasa berlangsung di depan kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) Jl Sultan Alauddin, para mahasiswa dapat semangat dari emak-emak.

 

Awalnya mahasiswa unjuk rasa diwarnai aksi bakar ban dan pengadangan truk sekitar dua jam. Mahasiswa silih berganti berorasi di atas truk yang dijadikan panggung orasi.

 

Di sela aksi unjuk rasa, seorang emak-emak yang menumpangi mobil menyemangati mahasiswa. Ia berterima di sela kaca kabin depan sambil mengepalkan tangan kiri.

 

"Ayo, turunkan minyak kelapa, jangko (jangan) berhenti nak, jangko berhenti nak, ayo...," ucapnya dengan begitu semangat.

 

Aksi emak-emak itu, diabadikan dalam rekaman ponsel yang digunakan penumpang di kabin tengah.

 

Video semangat ala emak-emak Makassar itu, pun diunggah di akun Instagram @makassar_info dan viral.

 

Adapun tuntutan pengunjuk rasa, meminta agar wacana penundaan pemilu tidak diamini pemerintah.

 

Pasalnya, menurut pengunjuk rasa, selain melanggar konstitusi, wacana tersebut juga dinilai tidak sepatutnya dimunculkan di tengah banyaknya persoalan sosial.

 

"Kami dengan tegas menolak penundaan pemilu karena hanya menimbulkan polemik," ucap seorang orator.

 

Selain itu, juga disuarakan terkait ketidakpastian bahan pokok seperti minyak goreng dan solar.

 

"Kami yakin, dibalik kelangkaan minyak goreng ini ada mafia yang bermain. Ini harus diusut tuntas," ucapnya.

 

Di sela orasi, tidak lupa pengunjuk rasa menggelontorkan sumpah pemuda. Begitu juga dengan yel-yel, yang meminta presiden Joko Widodo untuk mundur.

 

"Jokowi turun Alhamdulillah, Luhut naik Naudzubillah, tidak presiden tak apa-apa, masih ada mahasiswa. Turunkan Jokowi," teriak mahasiswa serempak. (tribun)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.