SANCAnews.id – Wakil Katib Syuriah Pengurus
Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, Taufik Damas, merespons perkataan
Menag Yaqut Chalil yang menuding bahwa aktivis mantan HTI dan FPI masih
berkeliaran.
Taufik Damas sedikit mengoreksi omongan Yaqut tersebut. Sebab
menurutnya, organisasi Front Pembela Islam atau FPI bukanlah kelompok yang
perlu diwaspadai karena mereka masih menyatakan setia terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Yang seharusnya diwaspadai, kata Taufik, adalah kelompok
Hizbut Tahir Indonesia atau HTI. Alasannya jelas, karena ideologi mereka
benar-benar bertentangan dengan Pancasila.
“Yang diwaspadai dan bertentangan ideologinya dengan
Pancasila dan NKRI jelas HTI, bukan FPI. Kalau FPI itu tidak berbahaya, karena
yang kita dengar FPI itu setia pada NKRI,” katanya dalam diskusi bertajuk
'Benarkah FPI dan HTI Masih Bergerak di bawah Tanah?' di Perpustakaan Freedom
Institute, Jakarta Selatan dikutip pada Rabu, 6 April 2022.
Respons Taufik ini juga sekaligus menanggapi anggapan Yaqut
yang menilai bahwa mereka memiliki tujuan mengacaukan kebhinekaan.
Menurut Taufik, FPI justru punya kemiripan dengan NU. Meski
diakui bahwa terkadang dakwah yang dilakukan kelompok tersebut kurang seperti
yang diinginkan NU, yakni dengan cara lebih lembut.
“Dalam level dakwahnya ini kadang-kadang (FPI) kurang sama
dengan yang diinginkan oleh orang NU yang lebih soft. Bagaimanapun, amar ma'ruf
nahi munkar tidak dilakukan dengan cara yang melahirkan kegaduhan,” jelasnya.
Taufik juga memahami apa yang dikhawatirkan dari pernyataan
Yaqut terkait ideologi HTI, yakni khilafah. Pasalnya paham khilafah itu dapat
merusak ajaran Islam.
“Dikhawatirkan itu memang HTI, ideologinya itu khilafah itu.
Bahkan saya lebih tegas ini merusak ajaran Islam, khilafahisme. Karena
khilafahisme tidak ada dalilnya dalam Islam, tidak ada kewajiban,” ucapnya.
Sebelumnya, Yaqut Cholil Qoumas sempat meminta GP Ansor dan
Banser untuk mewaspadai adanya potensi yang bisa merusak pluralisme di Tanah
Air.
Menteri Agama sekaligus Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor
itu meyakini kalau jejak-jejak aktivis mantan HTI dan eks FPI masih berkeliaran
dan bertujuan mengacaukan kebhinekaan.
“Jadi, konsep kongres ke depan itu benar-benar mengantisipasi
situasi kebangsaan yang semakin menurut saya tidak mudah. Tantangan kebinekaan
masih saja muncul, tantangan itu masih saja muncul, kemudian kelompok-kelompok
agama yang menggunakan sebagai tool atau alat untuk memperjuangkan
kepentingannya juga masih masif gerakannya,” kata Yaqut saat Konferensi Besar
(Konbes) XXV GP Ansor, Banjarbaru, Kalimantan Selatan yang berlangsung pada 30
Maret-1 April 2022.
Menurutnya, meski HTI dan FPI telah dibubarkan pemerintah,
tetap saja dua organisasi tersebut masih berkeliaran dan bergerak dengan cara
mereka sehingga perlu diwaspadai.
“Meskipun kita mampu membubarkan HTI dan FPI bersama
pemerintah, tetapi mereka masih berkeliaran di bawah tanah, masih bergerak
dengan cara mereka, ini pekerjaan-pekerjaan semua nih, ini tolong dipikirkan,”
tegas Yaqut. (hops)