SANCAnews.id – Jenderal Andika Perkasa dianggap
sedang terinspirasi dengan teori Jenderal Dudung Abdurachman, bahwa menghapus
syarat keturunan PKI menjadi anggota TNI akan memuluskan jalannya menjadi Calon
Presiden di Pilpres 2024.
Begitu yang disampaikan oleh Mayjen TNI (Purn) Deddy Setia
Budiman menanggapi sikap Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang kini
membolehkan keturunan Partai Komunis Indonesia (PKI) menjadi prajurit TNI.
"Fakta partai politik pemenang Pemilu adalah penampung
keturunan PKI, wajar anak keturunan PKI ada di eksekutif, yudikatif,
legislatif, dan bahkan tidak menutup kemungkinan ada di TNI-Polri," ujar
Deddy kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (3/4).
Bahkan kata Deddy, keturunan PKI ada di mana-mana diakibatkan
rezim Joko Widodo berhubungan dan bekerjasama dengan China yang berpaham
komunisme, leninisme, marxisme.
"Sehingga rezim menderita penyakit Islamophobia, kerjanya
ngadu domba umat beragama khususnya terhadap umat Islam, fitnah kepada umat
Islam intoleran radikal teroris, janji-janji bohong, menjauhkan nilai-nilai
Pancasila/agama dalam kehidupan politik, memutarbalikan sejarah, dan sedang
memiskinkan rakyat," kata Deddy yang merupakan mantan Staf Panglima TNI
ini.
Lulusan Akabri angkatan 1975 ini memahami bahwa Jenderal
Andika Perkasa dilahirkan pada 1964 yang tidak melihat langsung kejamnya masa
sebelum dan sesudah G30S/PKI. Ia menduga Andika tidak pernah membaca sejarah
kejamnya ideologi komunis di Indonesia.
Ia menilai, Andika termasuk orang yang memiliki hobi
membesarkan otot (binaragawan). Imbasnya, Andika justru abai terhadap hal-hal
yang berkaitan dengan Pancasila dan hal mendasar lainnya.
"Wajarlah kalau Pak Andika Perkasa sebagai manusia, lupa
Pancasila, lupa Pembukaan UUD45, lupa dasar negara itu Ketuhanan Yang Maha Esa,
lupa Saptamarga, lupa sumpah prajurit, lupa depan wajib TNI, lupa sumpah
perwira, dan lupa kode etik perwira 'Budhi Bakti Wira Utama'," jelas
Deddy.
Sehingga kata Deddy, wajar jika Jenderal Andika lupa sebagai
Panglima TNI, sehingga lupa terhadap tugas pokok TNI, lupa bahwa
Panglima-panglima TNI sebelumnya adalah para pejuang anti komunisme.te
Deddy menyebutkan Andika juga lupa bahwa terorisme sebenarnya
sebelum kemerdekaan, sesudah kemerdekaan dan saat ini dilakukan oleh komunisme,
dengan tujuan mendirikan NKRI yang berdasarkan komunisme.
"Wajarlah kalau Pak Andika Perkasa lupa, ancaman
neo-komunis di depan mata, sedang menjajah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan
Pembukaan UUD45, disemua aspek kehidupan. Diduga yang diingat tahun 2024 ada
Pemilihan Presiden. Yang diingat cipta kondisi menjelang Pemilu 2024,"
terang Deddy.
Ia menengarai sebagai orang nomor satu di TNI, ia seperti terinspirasi
dengan langkah politik KSAD Jenderal Dudung Abdurrachman. Kala menjabat sebagai
Pangdam Jaya, Dudung naik menjadi Pangkostrad usai dianggap berjasa karena
berani menurunkan baliho imam besar FPI Rizieq Shihab.
"(Dudung) meratakan diorama G30S PKI di Makostrad naik
pangkat bintang empat. Pak Andika Perkasa, mantunya Pak Hendropriono tokoh
Islamophobia, wajarlah kalau mengizinkan keturunan PKI untuk diterima jadi
Prajurit TNI, daripada dipecat jadi mantu. Pak Andika Perkasa, diduga dengan
mengizinkan keturunan PKI diterima menjadi Prajurit TNI, memenuhi syarat
diusulkan menjadi calon Presiden pada Pilpres 2024," sambung Deddy
menutup. (*)