Latest Post


 

SANCAnews.id – Dewan Masjid Indonesia Provinsi NTB menolak kedatangan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Rencananya Menag datang ke NTB dalam beberapa hari ke depan.

 

Ketua DMI NTB Lalu Winengan mengaku kecewa dengan perumpamaan yang dilontarkan Menag Yaqut soal suara azan. Sebagai bentuk penolakan Lalu Winengan bahkan meminta seluruh masjid di NTB mengeraskan volume azan.

 

"Saya instruksikan semua masjid untuk memperbesar suara azan apalagi menyambut bulan Ramadan," katanya, Selasa (28/2/2022).

 

"Teman-teman agama lain, kami tidak pernah melarang. Tetapi perumpangannya itu yang sangat keliru," ucapnya lagi.

 

Dia pun meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertindak mengingat agama Islam menjadi agama mayoritas di Indonesia. Bahkan tidak sedikit yang meminta menteri agama untuk diganti.

 

"Kalau Presiden Jokowi tidak segera menindak, pada hari Rabu atau Selasa dia (Gus Yaqut) datang, maka kita sama-sama menolak dia datang ke wilayah kita ini," ucapnya. (inews)



 

SANCAnews.id – Penceramah karismatik Buya Yahya angkat bicara terkait peraturan tentang suara azan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

 

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon ini menegaskan jika volume suara azan di setiap masjid tidak bisa diperkecil.

 

Sebab kaya Buya suara azan memili keistimewaan karena untuk mengundang umat muslim salat.

 

"Spesial untuk azan karena mengundang orang salat itu disunnahkan sekuat-kuatnya suara, sejauh-jauhnya jangkauan. Karena semuanya yang mendekat ini akan jadi saksi di akhirat," ujar Buya Yahya dikutip Hops.ID dari YouTube Al-Bahjah TV pada Senin, 28 Februari 2022.

 

"Intinya untuk masalah suara azan jangan diganggu karena temponya juga tidak lama. Kalau pemerintah membatasi suara azan mungkin harus diralat," katanya.

 

Namun demikian, pria bernama lengkap Yahya Zainul Ma'arif ini tidak mempersalahkan jika pemerintah hanya mengatur volume speaker masjid untuk kegiatan pengajian, ceramah dan acara lainnya.

 

"Kalau azan nggak boleh ditawar, harus tinggi suaranya. Untuk acara lainnya boleh diatur, misal di suatu perkotaan terdapat perumahan padat. Kalau baca Al-Quran dengan suara speaker keras hukumnya haram karena takut mengganggu ketentraman masyarakat situ," ujar Buya.

 

"Tapi di sisi lain anda jangan gampang merasa terganggu deh. Kalau udah urusan dengan Al-Quran. Orang Al-Quran dikumandangkan kok anda merasa terganggu. Iman anda dimana," katanya.

 

Hal serupa dikatakan pendakwah kondang lainnya Ustaz Derry Sulaiman.

 

Derry Sulaiman menyebut aturan yang dikeluarkan oleh Menag tidak bisa diterapkan di Indonesia. Karena 100 persen warganya muslim. Dan tak akan ada warga yang terganggu dengan suara azan.

 

Justru Derry Sulaiman menyebut jika hanya iblis yang akan kepanasan mendengar suara azan.

 

"Aturan ini mungkin hanya berlaku di kota-kota besar atau pun di tempat-tempat muslim yang minoritas atau berimbang," kata Derry Sulaiman dikutip Hops.ID dari kanal YouTube Derry Sulaiman and Sahabat. ***



 

SANCAnews.id – Laskar suku betawi demo menuntut gus Yaqut mundur dari jabatannya sebagai menteri agama.

 

Melansir Terkini.id -- jaringan Suara.com tuntutan itu dilatarbelakangi oleh pernyataan kontroversial gus Yaqut yang dinilai merendahkan adzan.

 

Bahkan, pimpinan laskar tersebut atau rais Laskar suku betawi, David Darmawan, menyinggung Menteri Agama dengan mempertanyakan gus Yaqut sekolahnya sampai dimana.

 

"Yang awal, itu bukan masalah edarannya, tapi bagaimana seorang pejabat publik di level menteri mempunyai narasi yang tidak bisa diterima oleh kita semua umat muslim!," ujar David Darmawan menjelaskan.

 

Pernyataan tersebut diunggah oleh channel youtube Betawi Bangkit, pada Senin, 28 Februari 2022, dengan judul ‘Akhirnya! Pak Jokowi Pecat Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas?!?’.

 

Kemudian, David Darmawan meneriakan seruan menuntut dipecatnya gus Yaqut dari jabatan Menteri Agama.

 

"Menteri agama!," ujar David Darmawan yang kemudian direspon oleh teriakan massa yang mengakatan ‘pecat!’.

 

"Jadi seorang menteri, ya kaya pak Jokowi atau memang beliau gak bisa ngomong bahasa Inggris dengan bagus, atau yang lebih lihai, memberikan kesempatan ke menterinya," ujar David Darmawan menjelaskan.

 

Selanjutnya, David mengkritik pernyataan gus Yaqut dan menyampaikan sindiran dengan pernyataan ‘pak menteri ini sekolahnya sampai dimana’.

 

"Pak menteri (Yaqut) kalau gak bisa ngomong jangan one man show!, Kasih ke humasnya!," ujar David Darmawan melanjutkan.

 

"Yang terjadi hari ini kasian aparat-aparat sipil negara, anak buah beliau yang ngos-ngosan membenahi," ujar David Darmawan melanjutkan.

 

"Banyak program-program yang bagus dari Kementerian Agama yang jadi jelek karena satu komentar ini," ujar David Darmawan menjelaskan.

 

"Saya gak paham ya, saya gak tahu pak menteri ini sekolahnya sampai di mana," ujar David Darmawan menandaskan. (suara)



 

SANCAnews.id – Pandakwah sekaligus ulama Nahdlatul Ulama (NU) mengaku tak sepakat dengan pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut yang menyamakan adzan dengan gonggongan anjing.

 

Belum diketahui jelas identitas pendakwah tersebut, namun video tersebut diunggah di akun Youtube NU Garis Lurus. Dalam video itu, sang pendakwah  menyebut pernyataan Gus Yaqut tidak boleh mengatasnamakan NU dan harus hati-hati.

 

Dalam video tersebut bahkan ia menyebut ulama NU yang setuju dengan pernyataan Gus Yaqut murtad massal.

 

“Saya Nahdlatul Ulama, dari kecil sampai wafat saya Nahdlatul Ulama,” ungkap pendakwah dalam video yang diunggah Youtube NU Garis Lurus, Senin (28/2/2022), dengan judul ‘Mimbar Ulama NU: Yang Mendukung Pernyataan Menag, Murtad Massal!’.

 

Meski demikian, ia memastikan dirinya merupakan NU yang mengikuti pendirinya yakni KH Hasyim Asyari.

 

“Tetapi Nahdlatul Ulama yang saya ikuti adalah NU yang dibawa oleh mbah Hasyim Asyari saudara-saudara!,” ujar sang pendakwah tersebut.

 

“Ini saudara, jangan dikit-dikit bawa Nahdlatul Ulama, hati-hati!,” ujarnya.

 

“Anda murtad-murtad sendiri!, omongan anda ini menyebabkan murtad!,” tergasnya.

 

Ia pun menyampaikan pendapat jika orang-orang yang setuju dengan pernyataan Gus Yaqut, maka murtad.

 

“Dan yang setuju dengan omongannya Yaqut, murtad masal! saudara-saudara,” ujar sang pendakwah melanjutkan.

 

Labih lanjut, pendakwah itu menegaskan dirinya beserta jama’ahnya siap akan menentang siapapun yang menghina adzan.

 

“Hati-hati!, gak peduli anda siapapun, tetapi anda berani menghina hadratullah,” ujar sang pendakwah menjelaskan.

 

“Berani menghina adzan, berani menghina nabi Muhammad, kita siap pasang dada buat rasulullah!,” ujar sang pendakwah melanjutkan. (suara)



 

SANCAnews.id – Akibat mencoba mengecilkan volume pengeras suara pengajian rutin ibu-ibu di Desa Pondok Udik, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, dua crew syuting film layar lebar digeret ke kantor Polisi.

 

Ditengah maraknya polemik pro-kontra Surat Edaran Menteri Agama (Menag) RI, terjadi satu kejadian yang amat miris.

 

Pasalnya ada dua orang crew film layar lebar yang berani mengecilkan pengeras suara pengajian rutin ibu-ibu di Desa Pondok Udik.

 

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, kejadian ini bermula saat ada dua orang pria yang mengaku bagian dari crew syuting film layar lebar datang ke satu kegiatan pengajian rutin ibu-ibu yang berlangsung di Mushola Al-Ikhlas, Desa Pondok Udik.

 

Salah satu warga yang tidak mau disebutkan namanya kepada wartawan tersebut mengatakan kedua crew layar lebar tersebut yang mendatangi lokasi pengajian ibu-ibu di Mushola Al-Ikhlas secara terpisah dan waktu berbeda.

 

"Kedua orang itu minta volume pengeras suara di mushola untuk dikecilkan karena mereka mengaku sedang ada kegiatan syuting film di kampung Japos, Desa Tonjong, Kecamatan Tajurhalang yang lokasinya berada di sebrang kampung Desa Pondok Udik," ungkapnya kepada Wartawan, Sabtu (26/02/2022).

 

Tidak terima dengan kejadian itu, lanjutnya, seusai waktu pelaksanaan sholat Jum'at, warga yang mendengar adanya kejadian itu, langsung mendatangi lokasi syuting film tersebut guna mencari dan meminta penjelasan dari dua orang pria tersebut.

 

"Akhirnya dua lelaki itu ditemukan dan langsung dibawa  ke kantor Desa Pondok

Udik untuk dimintai keterangannya oleh warga di hadapan aparatur pemerintah desa, para tokoh agama dan tokoh masyarakat," ujar AL.

 

Terkait kejadian ini, Ketua MUI Desa Pondok Udik, Ustad Syamsuddin mengatakan, kejadian tersebut hanya salah faham dan telah dilakukan mediasi antara semua pihak yang terlibat.

 

"Alhamdulillaah permasalahannya sudah selesai. Kedua orang itu telah membuat surat pernyataan disaksikan warga dan semua pihak menyatakan sudah clear," jelas Ustad Syamsuddin.

 

Sementara Bhabinkamtibmas Desa Pondok Udik Polsek Kemang, Aiptu Hufron Rijal menjelaskan, kejadian itu berawal sekitar jam 10.00 WIB, dimana dua orang pria datang ke mushola dalam waktu berbeda dan minta volume suara speaker untuk dipelankan karena mereka sedang mengadakan shooting film layar lebar di Kampung Japos.

 

"Kedua pria itu sempat dibawa ke kantor Desa dan selanjutnya dialihkan ke kantor Polsek untuk musyawarah. Telah selesai dan sudah dibuat surat pernyataan oleh dua pria tersebut dan permintaan maaf dihadapan warga dan sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat. Intinya sudah selesai," pungkasnya. (poskota)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.