Latest Post


 

SANCAnews.id – Akibat mencoba mengecilkan volume pengeras suara pengajian rutin ibu-ibu di Desa Pondok Udik, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, dua crew syuting film layar lebar digeret ke kantor Polisi.

 

Ditengah maraknya polemik pro-kontra Surat Edaran Menteri Agama (Menag) RI, terjadi satu kejadian yang amat miris.

 

Pasalnya ada dua orang crew film layar lebar yang berani mengecilkan pengeras suara pengajian rutin ibu-ibu di Desa Pondok Udik.

 

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, kejadian ini bermula saat ada dua orang pria yang mengaku bagian dari crew syuting film layar lebar datang ke satu kegiatan pengajian rutin ibu-ibu yang berlangsung di Mushola Al-Ikhlas, Desa Pondok Udik.

 

Salah satu warga yang tidak mau disebutkan namanya kepada wartawan tersebut mengatakan kedua crew layar lebar tersebut yang mendatangi lokasi pengajian ibu-ibu di Mushola Al-Ikhlas secara terpisah dan waktu berbeda.

 

"Kedua orang itu minta volume pengeras suara di mushola untuk dikecilkan karena mereka mengaku sedang ada kegiatan syuting film di kampung Japos, Desa Tonjong, Kecamatan Tajurhalang yang lokasinya berada di sebrang kampung Desa Pondok Udik," ungkapnya kepada Wartawan, Sabtu (26/02/2022).

 

Tidak terima dengan kejadian itu, lanjutnya, seusai waktu pelaksanaan sholat Jum'at, warga yang mendengar adanya kejadian itu, langsung mendatangi lokasi syuting film tersebut guna mencari dan meminta penjelasan dari dua orang pria tersebut.

 

"Akhirnya dua lelaki itu ditemukan dan langsung dibawa  ke kantor Desa Pondok

Udik untuk dimintai keterangannya oleh warga di hadapan aparatur pemerintah desa, para tokoh agama dan tokoh masyarakat," ujar AL.

 

Terkait kejadian ini, Ketua MUI Desa Pondok Udik, Ustad Syamsuddin mengatakan, kejadian tersebut hanya salah faham dan telah dilakukan mediasi antara semua pihak yang terlibat.

 

"Alhamdulillaah permasalahannya sudah selesai. Kedua orang itu telah membuat surat pernyataan disaksikan warga dan semua pihak menyatakan sudah clear," jelas Ustad Syamsuddin.

 

Sementara Bhabinkamtibmas Desa Pondok Udik Polsek Kemang, Aiptu Hufron Rijal menjelaskan, kejadian itu berawal sekitar jam 10.00 WIB, dimana dua orang pria datang ke mushola dalam waktu berbeda dan minta volume suara speaker untuk dipelankan karena mereka sedang mengadakan shooting film layar lebar di Kampung Japos.

 

"Kedua pria itu sempat dibawa ke kantor Desa dan selanjutnya dialihkan ke kantor Polsek untuk musyawarah. Telah selesai dan sudah dibuat surat pernyataan oleh dua pria tersebut dan permintaan maaf dihadapan warga dan sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat. Intinya sudah selesai," pungkasnya. (poskota)



 

SANCAnews.id – Kejadian sedih dan mengerikan baru-baru ini menimpa seorang muazin (orang yang mengumandangkan azan) di Kampung Babakan Rancabungur RT 10/02, Desa Cijurey, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi.

 

Bagaimana tidak? Ketika sedang salat subuh rukuk terakhir (rakaat) kedua, ia malah dibacok oleh seorang pria misterius alias OTK (Orang Tak Dikenal).

 

Adapun peristiwa nahas tersebut terjadi saat korban tengah menjalankan salat subuh di Masjid Jami Tarbiatul Ihkwan pada Senin ini, 28 Februari 2022.

 

Korban diketahui bernama Abas Basuni (60) dan kini terkapar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin SH Kota Sukabumi karena menderita luka bacokan pada telinga bagian kanan.

 

Kanit Reskrim Polsek Gegerbitung, Bripka Yadi Supriadi, mengatakan bahwa pohaknya membenarkan perihal kakek Abas Basuni yang diduga telah menjadi korban tindak pidana kekerasan fisik itu.

 

“Iya, kejadiannya sekira pukul 04.45 WIB,” ujar Yadi Supriadi kepada MNC Portal Indonesia, dikutip terkini.id via Okezone.

 

Belum diketahui secara pasti, siapa pelaku dan motifnya terkait dugaan kasus tindak pidana kekerasan fisik tersebut.

 

Sebab, saat kejadian tidak ada satu pun saksi ataupun warga yang melihat pelaku saat menajalankan aksi kejahatannya tersebut.

 

“Pelaku telah membacok korban dengan cara ia masuk ke dalam mesjid, kemudian langsung membacok korban ke arah telinga sebelah kanan di saat korban sedang melaksanakan salat subuh rakaat atau rukuk terakhir.

 

”Sementara itu, Sekretaris Desa Cijurey, Dikdik, mengatakan bahwa kejadian tersebut bermula saat korban tengah melaksanakan salat subuh dan korban merupakan makmum yang berada di shaf barisan belakang.

 

“Iya, tiba-tiba di rakaat kedua, korban ada yang menghampiri dari belakang lalu membacok.”

 

Pasca membacok korban, pelaku yang tidak diketahui identitasnya itu langsung melarikan diri tanpa diketahui siapa pelakunya karena makmun yang lain pun sedang salat.

 

“Beliau ini merupakan orang baik dan tidak punya musuh. Bahkan, sama tetangga pun baik sekali.”

 

Menurut Dikdik, Abas merupakan orang yang mengumandangkan azan atau disenut muazin dan melakukan tahrim untuk membangunkan warga sekitar setiap harinya saat menjelang subuh di Masjid Jami Tarbiatul Ihkwan.

 

“Kita sudah laporkan peristiwa ini ke pihak kepolisian. Iya, tadi juga Babinkamtibmas sudah cek lokasi dan mengumpulkan bahan katerangan,” terangnya.

 

“Kalau luka yang dialami korban di bagian telinga sebelah kanan dam korban sekarang dibawa ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi oleh keluarganya.” ***

 



 

SANCAnews.id – Kasus Nurhayati, wanita viral ngaku lapor kasus korupsi di Cirebon tapi malah dijadikan tersangka memasuki babak baru setelah hasil gelar perkara Bareskrim Polri keluar.

 

Pasalnya, sejumlah pihak Kejari Cirebon bakal diperiksa berkaitan dengan kasus tersebut.

 

"Pihak Kejagung akan melakukan Pemeriksaan di lingkaran Kejari Cirebon," kata Kabareskrim Polri, Komjen Pol Agus Andrianto saat dihubungi, Senin (28/2/2022).

 

Selain itu, Agus menyebut dirinya juga sempat bertemu dengan Jampidsus serta Jampidum. Dari pertemuan tersebut, Agus menyebut Kejagung sepakat dengan hasil gelar perkara kasus ini yang dilakukan oleh Bareskrim Polri.

 

"Beliau-beliau sepakat dengan hasil gelar perkara di Bareskrim," beber Agus.

 

Masih berkaitan dengan pemeriksaan pihak-pihak di Kejari Cirebon, Agus menyebut hal itu merupakan perintah langsung dari Jaksa Agung.

 

"Perintah Bapak Jaksa Agung untuk pemeriksaan. Itu yang saya dapatkan informasi saat bertemu beliau-beliau," kata Agus.

 

Sebelumnya, media sosial sempat dihebohkan dengan video pengakuan wanita bernama Nurhayati yang kecewa terhadap aparat kepolisian. Dia kecewa lantaran dirinya ditetapkan sebagai tersangka usai melaporkan kasus korupsi di Cirebon.

 

Polres Cirebon Kota sendiri menyebut penetapan status tersangka terhadap Nurhayati sudah sesuai dengan ketentuan. Nurhayati disebut memiliki peran dalam kasus korupsi tersebut.

 

Bareskrim Polri sendiri turun tangan dan melakukan penyidikan mendalam terkait kasus yang menjerat Nurhayati. Hasil gelar perkara Bareskrim disebutkan jika minim bukti terkait perbuatan Nurhayati dalam kasus korupsi tersebut.

 

Bareskrim sendiri kemudian menunda pelimpahan tahap dua dalam kasus ini. Namun, Polri belum secara resmi menghentikan kasus tersebut. (indozone)



 

SANCAnews.id – Kasus pengeroyokan terhadap Ketua KNPI Haris Pertama memasuki babak baru. Polda Metro Jaya kini memanggil politikus Golkar, Azis Samual untuk diperiksa terkait kasus ini.

 

Kabar tersebut dibenarkan langsung oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol E Zulpan. Zulpan menyebut Azis Samual dipanggil untuk diperiksa dalam kapasitasnya sebagai saksi.

 

"Iya, panggilannya sebagai saksi," kata Kombes Zulpan saat dihubungi wartawan, Senin (28/2/2022).

 

Pemeriksaan itu sendiri akan berlangsung pada Selasa, 1 Maret 2022 di Mapolda Metro Jaya. Zulpan menyebut pemanggilan terhadap Azis karena pihaknya masih membutuhkan keterangan dari Azis berkaitan kasus tersebut.

 

"Diperlukan (keterangannya) makanya dipanggil," beber Zulpan.

 

Sekedar informasi, Ketua DPP KNPI Haris Pertama mengaku dikeroyok sejumlah orang di parkiran sebuah mobil di restoran di kawasan Cikini, Jakarta siang hari. Pada Senin, 22 Februari 2022 malam, Haris mendatangi Mapolda Metro Jaya untuk melaporkan kasus ini.

 

Laporan itu sendiri teregister dengan nomor LP/B/928/II/2022/SPKT/PoldaMetroJaya. Polda Metro Jaya sendiri sudah menangkap tiga eksekutor dan satu dalang dalam kasus ini serta masih memburu satu eksekutor lainnya. (indozone)



 

SANCAnews.id – Usulan penundaan Pemilu 2024 bukan hal yang sepele. Selain gamblang diumumkan oleh elite partai koalisi, anggaran negara juga dinilai sedang kelabakan.

 

Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule meminta pemerintah untuk jujur tentang kondisi keuangan negara. Menurutnya, keuangan negara saat ini sedang amburadul. Sementara dana untuk menggelar pemilu 2024 mencapai Rp 76 triliun.

 

“Di satu sisi, pembangunan ibukota negara (IKN) membutuhkan dana Rp 466 triliun,” tegasnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (27/2).

 

Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kata Iwan Sumule, juga sudah terang benderang menyebut keuangan negara akan semakin berat pada tahun 2023.

 

Untuk itu, hal pertama yang dia minta adalah pemerintah jujur terkait alasan usulan penundaan pemilu tersebut.

 

“Pemilu ditunda karena tak ada uang. Alasan paling masuk akal,”  tegasnya.

 

Singkatnya, pemilu dimundurkan atau perpanjangan masa jabatan presiden bukan keinginan rakyat.

 

Atas dasar tersebut, Iwan Sumule kembali mengingatkan bahwa pengkhianatan terhadap konstitusi negara akan membuat kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial tak bisa diwujudkan.

 

Dia pun mengajak masyarakat untuk kompak dan berani menentang usulan tersebut, “Fortis Fortuna Adiuvat. Keberuntungan berpihak pada yang berani,” tutupnya. (*)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.