Latest Post


 

SANCAnews.id – Sosok berinsial S hadir sebagai saksi yang meringankan atau A de Charge dalam sidang kasus dugaan tindak pidana terorisme dengan terdakwa Munarman, Rabu (23/2/2022). Dalam keterangannya, S menegaskan jika tidak ada pembaiatan dalam acara yang berlangsung di Markas FPI Makassar, Sulawesi Selatan pada 2015 silam.

 

Sebelumnya pada dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU), eks Sekretaris Umum FPI itu disebut hadir dalam acara seminar --yang ternyata ada pembaiatan-- di Makassar. Secara tegas, S menyatakan tidak ada pembaiatan di sana.

 

"Tidak ada baiat, tidak ada baiat (ISIS)," kata S di Pengadilan Negeri Jakarta Timur.

 

S yang saat itu juga hadir dalam acara itu mengaku tidak melihat sosok Munarman berbicara tentang ISIS. Hal itu dia sampaikan dalam menjawab pertanyaan tim kuasa hukum Munarman.

 

"Apakah ada Pak Munarman menyampaikan ajakan 'ayo sama-sama dukung ISIS? Baiat ke ISIS?" tanya tim kuasa hukum.

 

"Sama sekali tak ada," ucap S.

 

Dakwaan Jaksa 

Sebelumnya, Munarman didakwa merencanakan dan menggerakkan orang lain untuk melakukan tindak pidana terorisme.

 

Hal tersebut disampaikan JPU dalam sidang kasus dugaan tindak pidana terorisme yang berlangsung di PN Jakarta Timur, Rabu (8/12/2021).

 

Dalam surat dakwaan yang dibacakan, jaksa menyebut bahwa Munarman pada medio 2015 terlibat dalam serangkaian kegiatan di beberapa tempat. Misalnya pada 24 dan 25 Januari 2015 dan beberapa kesempatan di tahun yang sama.

 

JPU menyebut, Munarman terlibat kegiatan, misalnya di Sekretatiat FPI Makasar, Markas Daerah FPI Laskar Pembela FPI Makassar, dan Pondok Pesantren Aklaqul Quran Makassar. Selain itu, di Aula Kampus Universitas Islam Negeri Sumatra Utara.

 

Serangkaian agenda yang dihadiri Munarman itu, lanjut jaksa, dimaksudkan untuk menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas. Bahkan, menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara merampas atau hilangnya nyawa atau harta benda orang lain.

 

JPU, dalam surat dakwaan yang dibacakan turut membeberkan cara-cara Munarman merencanakan dan menggerakkan orang lain untuk melakukan tindak pidana terorisme.

 

Tak hanya itu, JPU juga menyebut, Munarman, mengaitkan kemunculan kelompok teroris ISIS di Suriah untuk mendeklarasikan setia kepada Abu Bakar al-Baghdadi selaku Pimpinan ISIS pada 2014.

 

JPU melanjutkan, propaganda ISIS juga berhasil mempengaruhi beberapa kelompok di Indonesia. Misalnya pada sekitar tanggal 6 juni 2014 bertempat di gedung UIN Syarif hidyaatullah, Ciputat, Tangerang Selatan.

 

Atas perkara ini, Munarman didakwa melanggar Undang Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. (suara)



 

SANCAnews.id – Konsep Anies Baswedan meresapkan air ke tanah sebagai salah satu strategi mengatasi banjir di Jakarta, ternyata dipakai di ibu kota negara (IKN) Nusantara. Hal itu termuat dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara.

 

Sebelumnya gagasan Anies meresapkan air ke tanah dengan membuat sumur resapan, untuk mengurangi beban drainase dan sungai, banyak dikritik. Demikian juga dengan program drainase vertikal banyak dipersoalkan termasuk oleh DPRD DKI Jakarta.

 

Konsep serupa yang disebut sebagai Kota Spons, ternyata akan diterapkan dalam pembangunan IKN Nusantara. Hal itu seperti dinyatakan dalam UU No. 3 Tahun 2022 lampiran II tentang Prinsip Dasar Pengembangan Kawasan.

 

"Kota spons mengacu pada kota yang berperan seperti spons yang mampu menahan air hujan agar tidak langsung melimpas ke saluran-saluran drainase dan yang mampu meningkatkan peresapan ke dalam tanah sehingga bahaya banjir dapat berkurang serta kualitas dan kuantitas air dapat meningkat melalui penyaringan tanah dan penyimpanan dalam tanah (akuifer)," demikian dinyatakan pada lampiran tersebut, dikutip Rabu (23/2).

 

Untuk meresapkan air ke tanah di ibu kota negara, dilakukan melalui 3 cara yakni:

 

1. Ruang terbuka hijau dan biru yang tersebar luas, terdistribusi merata, dan tersambung dalam satu-kesatuan tata hidrologis untuk menahan dan menyimpan air serta meningkatkan kualitas ekosistem perkotaan dan keanekaragaman hayati sehingga menciptakan ruang budaya dan rekreasi yang nyaman;

 

2. Desain fasilitas perkotaan, seperti atap hijau (green rooftop) skala mikro pada bangunan-bangunan dan gedung-gedung untuk menahan air hujan sebelum diserap oleh tanah atau sebelum menjadi limpasan ke saluran drainase dan sungai; dan

 

3. Desain fasilitas perkotaan pada skala makro, seperti penerapan jalan dan trotoar berpori, biosengkedan, dan sistem bioretensi untuk menahan/menyerap air hujan dengan cepat sehingga memfasilitasi kelancaran dan keselamatan pergerakan kendaraan dan orang.

 

Pemerhati Tata Kota, Elisa Sutanudjaja, menilai konsep tersebut sesuatu yang lazim dan sesuai siklus hidrologi. Tujuannya menahan air selama mungkin agar tidak langsung terbuang ke drainase kota, yakni dengan cara meresapkannya ke dalam tanah.

 

Jika di Jakarta, Gubernur DKI Anies Baswedan menggunakan konsep sumur resapan. Sementara di Ibu Kota Negara menggunakan istilah lain, yang menurut Elisa pada dasarnya sama saja.

 

"Meresapkan, tapi benar-benar berupaya menghindari istilah sumur resapan. Tapi pakai istilah-istilah asing seperti bio swale (sengkedan-bio), rain garden, dll yang prinsipnya sama: yaitu meresapkan," tulis Elisa di akun twitternya. (kumparan)



 

SANCAnews.id – Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama kembali buka suara soal pengeroyokan dirinya di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, pada Senin (21/2/2022).

 

Haris menduga bahwa penganiaya dirinya adalah orang bayaran, "Mereka dibayar untuk melakukan penganiayaan yang mengakibatkan diri saya hampir saja kehilangan nyawa," tulisnya dalam akun twitter pribadinya @knpiharis, pada Selasa (26/2/2022).

 

Selain itu, Haris meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar membuka kasus pengeroyokan ini kepada publik secara transparan.

 

"Tolong pak @jokowi dan pak @ListyoSigitP , buka ke publik siapa oknum yang ingin mencelakai diri saya dan mungkin ingin menghabisi saya," tutupnya.

 

Sebagai informasi, Ketua Umum DPP KNPI, Haris Pertama diserang kelompok orang tidak dikenal, Senin (21/2/2022) sekitar pukul 14.10 WIB di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.

 

Berdasarkan informasi yang diterima, pemukul Haris diduga lebih dari tiga orang. Korban dipukul saat turun dari mobilnya di depan rumah makan.

 

Akibat pemukulan itu, Haris mengalami luka di bagian kening dan dibawa ke RSCM untuk penanganan medis.

 

Kurang dari 1x24 jam, polisi meringkus tiga pengeroyok Ketua KNPI Haris Pertama, "Kami berhasil meringkus kurang dari 1x24 jam," ungkap Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Endra Zulpan kepada wartawan, Selasa (22/2/2022).

 

Zulpan mengatakan, pelaku berjumlah lima orang. Namun, polisi baru menangkap tiga pelaku, adalah MS, SS dan JT. Dua lainnya masuk daftar pencarian orang (DPO). (warta)



 

SANCAnews.id – Tersangka kasus ujaran kebencian Ferdinand Hutahaean dengan tegas membantah jika cuitan ‘Allahmu Lemah’ ditujukan untuk Habib Bahar bin Smith.

 

Itu Disampaikan Ferdinand dalam sidang perdana kasusnya yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Selasa (22/2/2022).

 

Pernyataan ini disampaikan setelah Ferdianand mendengar pernyataan ketua KNPI Haris Pertama yang dihadirkan sebagai saksi dalam sidang tersebut. Dimana Haris mengatakan cuitan kontroversial sengaja dibuat Ferdinand untuk Habib Bahar.

 

Eks politisi Partai Demokrat itu mengatakan, dirinya sebelum tersandung kasus ini memang kerap melontarkan kritik kepada Bahar bin Smith, tetapi dirinya tak pernah membenci Bahar secara pribadi.

 

“Saya emang nggak pernah keberatan sama pribadi Bahar Smith," kata Ferdinand.

 

Tidak hanya kepada Habib Bahar, Ferdinand mengaku dirinya juga punya hubungan baik dengan sejumlah tokoh kontroversial lainnya seperti Rizieq Shihab dan  Ustaz Yahya Waloni.  Dia bahkan mengaku, ketika ditahan di rutan Bareskrim Polri dirinya sering berjumpa dengan kedua tokoh ini.

 

"Dan di rutan saya ketemu Yahya Waloni dan Habib Rizieq semua kita ada baik-baik tapi ada hal-hal yang saya perlu saya luruskan. Intinya saya nggak ada kebencian sama Habib Bahar Smith," tegasnya.

 

Dilansir dari Viva, Ketua Umum KNPI Haris Pertama hadir secara langsung untuk memberikan kesaksiannya dalam sidang kasus dugaan ujaran kebencian bernuansa SARA dengan terdakwa Ferdinand Hutahaean, yang akan berlangsung pada Selasa hari ini, 22 Februari 2022. Sidang tersebut berlangsung di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat.

 

Saat bersaksi, Haris menilai cuitan Ferdinand Hutahaean terkait 'Allahmu lemah, Allahku kuat' ditujukan ke Habib Bahar bin Smith. Sebab, kata Haris, sebelum cuitan itu, Ferdinand aktif mengomentari Habib Bahar.

 

"Ada yang dikatakan Bung Ferdinand seolah-olah Allah itu ditujukan kepada Habib Bahar bin Smith. Sebelum cuitan (Allahmu lemah) dia (Ferdinand) kepada Bahar bin Smith tapi cuitan itu, dia (Bahar) pemeluk agama Islam, dan itu bisa mencederai umat islam lain. Jadi antara kebencian terhadap Bahar bin Smith kita anggap itu tidak boleh masuk ke ranah sebuah keyakinan antar agama," kata Haris dalam sidang.

 

"Karena yang dilakukan bung Ferdinand bahwa terkait atau tidaknya tulisan terhadap kebencian Bahar bin Smith, tapi ada kalimat pembanding ‘Allahmu dan Allahku' itu hanya ada di dua agama, Islam dan Kristiani. Jadi enggak ada agama lain yang tulis Allah kepada Tuhan, hanya Islam dan Kristen," sambungnya. (warta)



 

SANCAnews.id – Aktivis Eggi Sudjana kembali mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mundur jabatannya sebagai presiden. Hal tersebut ia sampaikan dalam Youtube Refly Harun.

 

Eggi dengan tegas mengatakan bahwa masyarakat di bawah kepemimpinan Jokowi jauh dari kata sejahtera.

 

“Kenapa hari ini rakyat tidak sejahtera? Karena pemimpinnya yang bikin miskin. Ini namanya kemiskinan struktural. Saya temukan ini dosa-dosa struktural mereka, mereka ini pendusta agama,” ujarnya, seperti dilihat, Selasa (22/2/2022).

 

Lanjutnya, menurut Eggi, pemimpin semacam ini justru banyak pihak yang menjilat lantaran pemimpin seperti ini memiliki ketersediaan dana untuk dibagikan kepada para penjilat.

 

“Karena para pendustanya ini nggak punya lain kecuali isi tasnya itu, dan isi tasnya itu banyak dengan konglomerat yang ada yang membuat dia dibiayai jadilah boneka dia, padahal dia menghancurkan dirinya sendiri,” ujarnya.

 

Dengan demikian, ia pun meminta Jokowi untuk taubat atas kebijakannya yang membuat sengsara rakyat.

 

Ancamnya, jika tidak bertaubat, ia mendesak Jokowi untuk mundur dari jabatannya, “Jangan tersinggung yah, anda sadar diri, saya kasih kesempatan untuk taubat. Kalau engga mau taubat anda mundur. Kalau engga nanti rakyat memundurkannya,” tegasnya.

 

Sambung dia, “Taubat itu ada tiga, satu mengakui kesalahan, dua tidak akan mengulangi lagi, ketiga mengganti. Gantilah kebijakan-kebijakan jangan sampai rakyat dimiskinkan,” tukas Eggi.

 

Selain itu, ia berhadar jika tahun ada keinginan untuk mengganti Jokowi dengan cara yang konstitusional. Maka, lebih cepat mengganti Jokowi. (warta)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.