Latest Post


 

SANCAnews.id – Polda Metro Jaya mengaku telah menerima berkas pelimpahan dari Polda Jabar, terkait kasus ujaran kebencian Denny Siregar terhadap santri Tahfidz Quran Daarul Ilmi.

 

“Untuk kasus Denny Siregar siregar benar telah dilimpahkan Polda Jabar ke Polda Metro Jaya. Kemudian saat ini masih dilakukan pendalaman,” ucap Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Endra Zulpan kepada wartawan, Kamis 13 Januari 2021.

 

Kasus ini dilimpahkan buntut dugaan tindak pidana yang dilakukan Denny terjadi pada wilayah hukum Polda Metro Jaya. Zulpan memastikan pihaknya akan menindaklanjuti kasus tersebut.

 

Kabid mengklaim pihaknya akan bekerja secara profesional. Namun, dia minta diberi waktu agar penyidik mendalaminya.

 

“Kami akan menanganinya secara profesional sekarang masih dilakukan pendalaman oleh penyidik,” ujar dia.

 

Untuk diketahui pegiat media sosial Denny Siregar dilaporkan ke Polres Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

 

Laporan itu terkait unggahannya di media sosial yang diduga menghina santri cilik dari sebuah pesantren di wilayah tersebut.

 

Pihak kepolisian membenarkan adanya laporan terhadap Denny. Laporan dibuat oleh Ustaz Ruslan.

 

Namun, polisi tak merinci nomor laporannya. Denny disebut dilaporkan terkait unggahannya di media sosial.

 

“Iya benar (Denny Siregar) dilaporkan, yang melaporkan adalah Ustaz Ruslan,” ujar Kepala Satun Reserse Kriminal Polresta Tasikmalaya, Ajun Komisaris Polisi Yusuf Ruhiman saat dikonfirmasi wartawan, Jumat, 3 Juli 2020.

 

Berdasarkan data yang dihimpun, Denny diduga mengunggah foto santri cilik dari sebuah pondok pesantren yang membawa bendera dengan kalimat tauhid dan menuliskan keterangan ‘Adek2ku Calon Teroris yg Abang Sayang’.

 

Sementara itu jagat Twitter diramaikan dengan #TangkapDennySiregar. Hastag itu menjadi trending topic di Twitter, pada Jumat, 3 Juli 2020.

 

Menanggapi #TangkapDennySiregar menjadi trending, Denny merespons melalui akun Twitternya @Dennysiregar7. “Makasih ya drun, gua trending lagi..,” tulis akun @Dennysiregar7. (pojoksatu)



 

SANCAnews.id – Zen Assegaf atau yang akrab disapa Habib Kribo disoroti di media sosial usai kemarin muncul tagar #TangkapZeinKribo.

 

Semuanya disebabkan Zen Kribo bilang Arab tidak punya kehormatan. Lewat video berdurasi 22 detik yang viral di media sosial Twitter, Habib Kribo menyebut bahwa Arab tidak memiliki kehormatan jika tidak ada Ka'bah.

 

"Arab itu kalau tidak ada Ka'bah nggak punya kehormatan," kata Habib Kribo, dilihat dari akun Twitter @Sunset_17, dilihat ERA.id, Rabu (12/1/2022).

 

Selain menyebut Arab tidak punya kehormatan, Kribo mengatakan bahwa bangsa Arab tidak memiliki budaya dan melahirkan intelektual.

 

"Bangsa yang nggak punya budaya, bangsa yang tidak melahirkan intelektual. Mana coba intelektual Islam dari Arab? Nggak Ada!" tegas Habib Kribo.

 

Ia juga menyebut bahwa agama Islam masih jauh dari kesempurnaan. "Islam masih jauh dari kesempurnaan. Jangan sok islami lah," lanjut dia.

 

Menanggapi itu, ulama asal Pasuruan, Jawa Timur, Habib Abubakar Assegaf lewat akun Twitter-nya bilang kalau Zen semakin lama semakin brutal kalau didiamkan. Ia pun mengarahkan kepolisian untuk menindaki Zen.

 

"Makin lama didiamkan Zen Kribo ini makin brutal, mulai bicara Agama yg serampangan,  pernyataan2 Rasis terutama kepada bangsa Arab, tapi masih ada yang sengaja kasih panggung. Orang ini sudah bikin gaduh & meresahkan banyak pihak. Harus segera ditindak tegas," tandas Habib Abubakar. (*)


 


SANCAnews.id – Ujaran Habib Zein Assegaf alias Habib Kribo soal ‘Bangsa Arab tak punya kehormatan jika tak ada Ka’bah’ berbuntut panjang.

 

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) negara-negara Arab disebut bakal turun tangan jika Habib Kribo tidak segera mengklarifikasi dan meminta maaf atas pernyataannya.

 

Ancaman soal Habib Kribo itu disampaikan oleh Anis Prince Dache, diplomat yang juga CEO The Billionaire Deals.

 

Dia juga yang sebelumnya melayangkan protes atas pernyataan Habib Kribo yang dinilainya menghina Bangsa Arab. Videonya sempat viral di media sosial.

 

Melalui akun TikTok miliknya @princedasche, semula ia mengungkapkan banyaknya permintaan dari warganet agar video Habib Kribo disebar luaskan di Arab Saudi.

 

Namun dirinya menolak saran tersebut mengingat hubungan Indonesia dengan negara Arab yang harus tetap terjalin dengan baik.

 

“Kita nggak mau atau jadi miskomunikasi antara rakyat Arab dan rakyat Indonesia,” katanya.

 

Sehingga kata dia, dirinya tetap mendesak agar Habib Kribo meminta maaf secara umum ke masyarakat Arab.

 

“Makanya permintaan kita untuk si Kribo untuk keluar dan klarifikasi dan meminta maaf secara umum,” ujarnya. Dilansir dari Galamedia. Rabu, 12 Januari 2022.

 

Sekalipun nantinya harus ditempuh proses hukum kata dia, proses tersebut tidak akan diambil lewat kepolisian melainkan lewat mekanisme diplomatik yang ada.

 

“Nanti kalau astagfirullah dia keras kepala dan gak mau keluar klarifikasi, jatuhnya proses hukum bukan lewat Polda. Jatuhnya proses hukum insyaAllah lewat Kementerian Luar Negeri di berapa negara Arab yang mereka nanti proses lewat duta besar di Indonesia,” jelasnya.

 

“Sesuai protokol diplomatik antarnegara. Terima kasih banyak,” pungkasnya.

 

Sebelumnya video Habib Kribo sempat viral di media sosial yang menyinggung soal Bangsa Arab.

 

“Arab itu kalau tidak ada Kabah tidak punya kehormatan, apa saja sih budaya Arab? Tidak ada,” kata Habib Kribo dalam video yang beredar di media sosial.

 

Bahkan Bangsa Arab disebutnya tidak pernah melahirkan intelektual.

 

“Bangsa yang tidak pernah melahirkan intelektual, siapa coba intelektual Islam dari Arab? Tidak ada,” ujarnya. (terkini)



 

SANCAnews.id – Dewan Pers menanggapi vonis 10 bulan terhadap dua polisi penganiaya jurnalis atau wartawan Tempo, Nurhadi. Kedua polisi ini juga belum ditahan hingga kini.

 

Dua anggota polisi yang divonis 10 bulan ini yakni Brigadir Firman Subkhi dan Bripka Purwanto. Vonis 10 bulan ini lebih ringan dari tuntutan JPU yaitu 1 tahun 6 bulan.

 

Meski telah divonis penjara 10 bulan, kedua terdakwa belum juga ditahan oleh polisi.

 

Dewan Pers kecewa dengan putusan majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya atas vonis terhadap wartawan ini.

 

Ketua Komisi Hukum dan Perundang-undangan Dewan Pers, M Agung Dharmajaya mengatakan pihaknya menghormati keputusan hakim atas vonis yang diberikan kepada terdakwa.

 

“Kami menghormati betul keputusan yang disampaikan. Hanya saja, demi rasa keadilan, menjadi catatan penting dari 1,6 tahun menjadi sepuluh bulan,” ujar Agung usai persidangan, Rabu (12/1).

 

Agung juga menyayangkan belum disegerakan penahanan terhadap kedua terdakwa. Dia menilai seharusnya dua anggota polisi itu segera ditahan.

 

“Yang menjadi pertimbangan sebetulnya agak krusial karena sudah sepuluh bulan juga tidak ada perintah penahanan.

 

“Mudah-mudahan, ada penjelasan terkait dengan keputusan yang sudah diambil,” kata dia.

 

Agung juga menegaskan dirinya akan membahas keputusan hakim soal tidak ditahannya dua terdakwa itu dengan rekan-rekannya di Dewan Pers.

 

Dia memastikan kasus yang menimpa jurnalis Nurhadi akan menjadi pembelajaran untuk penanganan kasus kekerasan serupa di kemudian hari.

 

“Menurut saya, itu menjadi sesuatu yang menarik karena kasusnya sudah jelas disampaikan, kerugiannya ada, tetapi tidak ditahan. Rasanya, ini menjadi atensi serius,” tegas Agung. (pojoksatu)



 

SANCAnews.id – Buntut dari pernyataan menghina bangsa Arab, Habib Zein Assegaf alias Habib Kribo dicoret dari keluarga maupun kalangan Bani Alawi.

 

Pencoretan tersebut dikarenakan sikap Habib Kribo tidak mencerminkan kalangan Bani Alawi yang menjunjung tinggi nilai-nilai akhlakul karimah.

 

Kabar pencoretan Habib Kribo dari kalangan Bani Alawi sendiri diketahui dari unggahan video di akun twitter @ali_hasan110, Selasa (11/01/2022).

 

"Dapat dari Whatsapp grup, Zen Kribo bukan lagi habib, sudah keluar dari Thariqoh Bani Alawi, mahu alawiy. Cukup panggil zen botak wig kribo," tulis caption akun tersebut.

 

Sementara itu, berdasarkan video singkat tersebut menayangkan seorang ulama yang sudah sepuh tengah membacakan sebuah kitab.

 

Setelah ulama sepuh selesai membaca kitab, lalu ada ulama lainnya menerjemahkan isi kitab yang artinya menjelaskan nilai-nilai kalangan Bani Alawi.

 

"Kalau Bani Alawi tidak memiliki rasa kehormatan yang baik terhadap dirinya. Maka dia bukan dari kalangan Alawi," ucap ulama yang mengenakan pakaian muslim berwarna coklat.

 

Kemudian ulama ini mengatakan jika Habib Kribo sudah keluar kalangan Bani Alawi. Hal itu  karena Habib Kribo membuat kegaduhan dengan menyebut bangsa Arab sebagai bangsa yang tidak budaya dan ilmuwan.

 

"Hati-hati jangan sampai kita keluar dari garis keturunan orang tua kita. Seseorang Alawi yang dia keluar dari garisnya. Walaupun dia Sayyid, walaupun dia Alawi, jangan dekat dengan dia (Habib Kribo) karena telah keluar dari garis Alawi," tandasnya.

 

Sebelumnya, beredar unggahan video di akun twitter akun twitter @Endriyw yang menayangkan Habib Kribo tengah menyoroti bangsa Arab.

 

Namun belum diketahui pasti pernyataan Habib Kribo tersebut untuk menyerang siapa. Diduga kuat ia tengah menyerang Habib Bahar bin Smith dan kelompoknya yang baru-baru ini sedang hangat diperbincangkan.

 

"Arab itu kalau tidak ada ka'bah tidak punya kehormatan, apa saja sih budaya Arab? Tidak ada," buka Habib Kribo.

 

Lebih lanjut, Habib Kribo juga secara gamblang menyebutkan bahwa bangsa Arab selama ini belum pernah melahirkan ilmuwan hebat.

 

"Bangsa yang tidak pernah melahirkan intelektual, siapa coba intelektual Islam dari Arab? Tidak ada. Islam disana masih jauh dari kesempurnaan, jadi jangan sok islami lah," tegas Habib Kribo. (suara)



SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.