Kurang Ilmu Agama, Ferdinand Minta Maaf dan Mohon Bimbingan Ulama untuk Menjadi Muslim yang Lebih Baik
SANCAnews.id – Ferdinand Hutahaean menyampaikan permohonan
maaf secara terbuka menyusul twit dirinya yang belakangan menuai kontroversi.
Dalam unggahannya pada Selasa (4/1), Ferdinand menuliskan
kalimat begini, "Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau
aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, DIA lah pembelaku selalu dan
Allahku tak perlu dibela".
Ferdinand menyadari twit itu menuai sorotan luas publik.
Sebab, ada narasi yang tidak sesuai dengan fakta dan dianggap sebagian pihak
mengadu domba.
Eks politikus Partai Demokrat tersebut mengatakan bahwa twit
itu sebenarnya pergumulan hati dan pikirannya.
Dalam pernyataan permintaan maafnya yang dilansir JPNN.com,
Jumat (7/1), Ferdinand menyatakan dirinya sebagai mualaf dan masih minim ilmu
agama.
Oleh karena itu Ferdinand berharap bimbingan daripada ulama
untuk berupaya menjadi muslim yang lebih baik.
Berikut pernyataan maaf Ferdinand Hutahaean yang disampaikan
melalui layanan pesan:
Saya Mohon Maaf Dengan Segala Kerendahan Hati Atas Kekeliruan Saya. Saya menyadari betul situasi yang terjadi 2 hari terakhir ini betapa riuhnya ruang publik membicarakan saya dan cuitan saya pada tanggal 4 lalu soal Allah.
Dalam hal ini perlu saya jelaskan secara terang benderang
mengapa cuitan itu muncul.
Munculnya cuitan itu adalah akibat dari dan atas pergumulan
pribadi saya yang memang sedang menderita penyakit yang sudah menahun dan tidak
kunjung sembuh.
Sudah 2 tahun lebih saya mengalami gangguan penyakit yang
kalau kambuh pasti akan membuat saya jatuh, pingsan, dan kejang.
Hal ini juga sangat mempengaruhi kesadaran saya. Dan pada
tanggal 4 Januari 2022 saat cuitan saya muncul, adalah ketika saya baru
mengalami jatuh pingsan dan ini membuat pikiran saya berkecamuk serta ingin
bertindak pendek.
Akhirnya terjadilah dialog antara pikiran dan hati, ketika
itu pikiran saya berkata : "Hei Ferdinand, kau akan mati, tak ada yang
bisa menolongmu, tak ada yang bisa membantumu, Allahmu saja harus dibela"
kata pikiran kepada hati saya dan hati saya menjawab : "Tidak, Allah ku
kuat, Dia tak perlu dibela, Dia yang akan menolongku." Itulah dialog yang
muncul dan itu motivasi untuk diri saya supaya saya kuat dan bertahan dari
cobaan. Dan saat itu saya tuliskan hal tersebut dalam cuitan.
Namun, setelah saya mencuit tentang itu, kemudian ramai
karena ada salah persepsi yang muncul dan ada yang melakukan provokasi dengan
menambah narasi narasi yang tidak sesuai dengan fakta hingga terkesan mengadu
domba.
Maka muncullah opini bahwa seolah ini menjadi adu domba
antara Kristen dan Islam. Padahal ini tidak ada urusan dengan agama manapun,
ini murni dialog pribadi saya dengan diri saya, dialog tentang saya dengan
Tuhan saya, Allah SWT. Orang yang tidak mengenal saya bahwa saya adalah seorang
Muslim, seorang Mualaf sejak 2017, telah menuduh saya dengan kalimat yang tidak
tepat terutama tentang identitas agama saya, akhirnya jadi ribut dan gaduh.
Namun demikian, Saya mohon maaf yang sebesar - besarnya
kepada saudara - saudara saya muslim apabila tersinggung ataupun tersakiti
dengan tulisan saya di Twitter.
Sekali lagi saya mohon maaf karena kekhilafan saya, mungkin
karena pemahaman agama Islam saya yang baru seumur jagung, mohon kiranya
dimaafkan dan mohon bimbingan selalu para ulama untuk saya dan keluarga agar
lebih baik lagi menjadi seorang muslim.
Demikian saya sampaikan semoga bisa menjadi terang bagi semua
atas situasi yang terjadi. Sekali lagi dengan segala kerendahan saya mohon
dimaafkan.
Jakarta, 06 Januari 2022.
Video permintaan maaf Ferdinand juga diunggah oleh ketua
Rekat Indonesia Raya, Eka Gumilar.
"Semoga kita semua bisa ambil hikmah ,untuk lebih
berhati hati menyampaikan pendapat diruang Publik.", tulis Eka di akun
twitternya. (glc)