Latest Post


SANCAnews.id – Usai ramai diberitakan dipanggil oleh penyidik Polda Jabar terkait kasus ujaran kebencian. Habib Bahar bin Smith tertangkap kamera tengah jalan-jalan di sebuah mal.

 

Momen jalan bersama keluarga yang dilakukan oleh Bahar bin Smith dibagikan oleh channel YouTube sayyidbahar official.

 

“Waduh, Habib Bahar habis dapat surat panggilan malah jalan-jalan santai bersama keluarga,” bunyi caption unggahan yang dibagikan Kamis, 30 Desember 2021.

 

Berlatar belakang suasana rumah, Habib Bahar terlihat mengenakan baju santai hoodie berjalan santai mengajak serta keluarganya memasuki kendaran mereka di dalam video berdurasi 3 menit 26 detik tersebut.

 

Cuplikan berikutnya berisi Habib Bahar yang berjalan-jalan santai bersama istri dan ketiga anaknya.

 

Seperti yang dilansir dari Suaracom. Sabtu, 1 Januari 2022, Habib Bahar dan keluarganya menikmati kebersamaan dengan berkeliling pusat perbelanjaan, mengunjungi toko perhiasan hingga bermain di arena permainan bersama ketiga buah hatinya.

 

Kehangatan keluarga Habib Bahar terpancar dari pemandangan ini.

 

Jika biasanya ia terlihat gahar saat menyampaikan ceramah, kali ini dihadapan anak anaknya ia begitu lembut dan halus.

 

Unggahan ini pun mendapatkan reaksi positif dari warganet akun sosial media Youtube dengan disaksikan sebanyak lebih dari 100 ribu pengguna sejak diunggah.

 

Seperti diketahui Habib Bahar mendapat surat panggilan dari Polda Jabar pada 3 Januari 2022 mendatang.

 

Panggilan ini terkait dengan dugaan menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian dan permusuhan individu dan atau kelompok.

 

Dalam pemanggilan ini, meski kasus telah dinaikkan ke tahap penyidikan, namun status Habib Bahar masih menjadi saksi. (terkini)



 

SANCAnews.id – Wasekjen Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin mengomentari kasus terbaru yang menjerat Habib Bahar bin Smith yang tengah diusut Polda Jawa Barat.

 

Novel menilai pengusutan kasus itu sebagai upaya kriminalisasi terhadap ulama dan kejadian serupa sudah sering kali terjadi.

 

Dia pun menyinggung nama Wapres Ma’ruf Amin dan anggota Wantimpres Habib Luthfi Yahya yang berstatus ulama, tetapi dinilai tidak bisa berbuat apa-apa.

 

“Rezim ini sudah menjadi langganan berbuat zalim walau Wapresnya ulama dan Wantimpres juga ada yang ulama,” ujar Novel, Jumat (31/12).

 

Menurut Novel, para ulama yang berada di pemerintahan itu tidak berdaya melawan kezaliman yang ada di depan mata.

 

“Mereka tidak berdaya, hanya sebagai pemanis pajangan dinding saja,” kata Novel.

 

Novel menyebut para ulama itu akan menanggung dosa besar karena hanya diam dan menonton saja terhadap kezaliman yang terjadi.

 

“Bahkan malah mengeluarkan fatwa berdasarkan kepentingan penguasa zalim dan inilah akhir zaman umat Islam diperlihatkan ulama-ulama jahat, ulama-ulama penjilat yang tidak berpihak kepada umat,” tegas Novel.

 

Diketahui Polda Jabar tengah mengusut kasus dugaan ujaran kebencian yang diduga dilakukan Habib Bahar.

 

Saat ini, proses hukum terhadap kasus tersebut sudah ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan.

 

Pada Senin (3/1) pekan depan, Habib Bahar diperiksa sebagai saksi terlapor. (jpnn)



 

SANCAnews.id – Pengacara Ahmad Khozinudin merespons beredarnya video Habib Bahar didatangi perwira jenderal bintang satu Brigjen Achmad Fauzi.

 

Khozidudin menduga kedatangan jenderal bintang satu yang malah menbuat emosi Habib Bahar ini adalah upaya membenturkan TNI vs rakyat.

 

Advokat KPAU itu menyesalkan kenapa TNI sampai ikut campur urusan sipil, kasus Habib Bahar kan sudah diusut oleh kepolisian.

 

"Patut diduga ada upaya pembenturan kekuatan TNI dan ulama, alat pertahanan negara dan umat Islam sebagai pasukan cadangan untuk mempertahankan kedaulatan. Desain adu domba oleh asing dan aseng, begitu terasa dan pekat dalam kasus ini," tulis Ahmad Khozinudin dalam tulisan TNI ku sayang TNI ku malang dikutip dari Faktakini, Jumat 31 Desember 2021.

 

Wibawa prajurit TNI jatuh 

Advokat tersebut nggak bisa membayangkan apa yang akan terjadi andai TNI dan rakyat, atau khususnya TNI diadu dengan umat Islam.

 

Khozinudin menilai semua kegaduhan belakangan ini yang terjadi di era rezim Jokowi mengkhawatirkan. Apalagi terkini, Habib Bahar seolah diadu dengan jenderal TNI bintang satu.

 

"Belum pernah terjadi, Jendera TNI dibenturkan dengan Ulama, prajurit TNI dibenturkan dengan umat Islam. Padahal, dahulu Jenderal hormat pada ulama, prajurit merakyat bersama umat Islam," kata dia.

 

Maka atas beredarnya video viral Habib Bahar adu mulut dengan Brigjen Achmad Fauzi ini sungguh sangat disayangkan.

 

"Kejadian di video yang beredar viral sangatlah memalukan. Wibawa prajurit TNI jatuh, karena kesannya hanya menjadi alat politik kekuasaan," tulisnya.

 

Debat Habib Bahar vs Brigjen Achmad Fauzi 

Habib Bahar didatangai Brigjen Achmad Fauzi. Keduanya debat soal pernyataan Habib Bahar soal kritik kepada Jenderal Dudung soal pernyataan Tuhan Kita bukan orang Arab.

 

Habib Bahar ngajak debat dan dialog dengan perwira TNI itu. Dalam video Habib Bahar dengan jenderal bintang satu itu debat adu mulut saling mendebat satu sama lain.

 

Berikut sekilas dialog debat keduanya yang dikutip dari Faktakini.info.

 

Brigjen A Fauzi: Sudah menjadi tugas bapak untuk menyampaikan ceramah dengan baik

 

Habib Bahar: Tugas saya juga untuk ceramah, tugasnya Dudung jangan ungkit-ungkit masalah agama, jadinya mensifatkan tuhan dengan sifat manusia, itu ranah kita

 

Brigjen A Fauzi: Bapak sebagai ulama harus berhati-hati kalau ngomong

 

Habib Bahar: Loh saya meluruskan supaya bener, supaya nggak salah harus diluruskan dong, kok kita yang hati-hati bagaimana. Ini masalah akidah. (hops)



 

SANCAnews.id – Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Achmad Fauzi mendadak menjadi perbincangan publik setelah videonya beradu mulut dengan Habib Bahar bin Smith atau Bahar Smith viral di media sosial.

 

Siapakah Komandan Korem (Danrem) 061 Surya Kencana Brigjen TNI Achmad Fauzi?

 

Brigadir Jenderal TNI Achmad Fauzi, S.I.P., M.M. sendiri lahir pada 25 November 1971 silam. Dia adalah seorang perwira tinggi TNI-AD yang sejak 18 November 2020 mengemban amanat sebagai Komandan Korem 061/Suryakancana.

 

Fauzi merupakan lulusan Akademi Militer (1995) yang berkiprah di kesatuan infanteri, tepatnya Komando Pasukan Khusus atau Kopassus. Sebelum menjabat Danrem, jenderal dari kesatuan baret merah itu menduduki jabatan Kepala Staf 172/Praja Wira Yakthi.

 

Selain Akademi Militer, Fauzi mengenyam pendidikan ketentaraan yakni Sesarcabif, Komando, Dik Free Fall  Diklapa I  Selapa II, Seskoad, Susdandim, Sesko TNI (2019). Jabatan strategis yang pernah diemban yakni Danyonban Sat-81 (2012), Danse Raider Pusdik Passus, Wadan Grup C Paspampres, Waasops Danpaspamres, Aspers Danpaspampres (2019—2020), Kepala Staf 172/Praja Wira Yakthi (2020), Danrem 061/Suryakancana (2020—Sekarang).

 

Sebelumnya viral di media sosial video perdebatan antara Bahar bin Smith dengan Danrem Surya Kencana Brigjen TNI Achmad Fauzi. Bahar Smith keberatan dengan Fauzi yang mendatangi kediamannya.


Sementara Fauzi mengaku datang untuk menyampaikan pesan pribadinya kepada Bahar Smith. Dia juga mengingatkan penceramah itu agar datang memenuhi panggilan kepolisian pada Senin (3/1/2022).

 

Dalam video yang viral itu Bahar Smith terlibat debat panas dengan Fauzi.

 

"Mau Bapak datang atau nggak kemari, tetap saya datang Senin ke Polda Jabar," kata Bahar.

 

"Buktikan, kalau nggak datang dijemput masalahnya," ucap Brigjen Achmad.

 

"Nggak ada urusan, saya bakal datang. Kenapa urusan mau jemput, yang jemput polisi bukan bapak," jawab Bahar Smith.

 

"Iya tapi ini wilayah saya pak, ada tugas saya menjaga stabilitas wilayah saya," kata Fauzi.

 

Bahar Smith bakal menghadapi dua proses hukum karena kepolisian menerima dua laporan ujaran kebencian yang dilayangkan padanya. Polisi membeberkan dua laporan polisi yang akan dihadapi Bahar bin Smith.

 

"Laporan pertama itu di Polda Metro Jaya, sementara laporan kedua itu di Polda Jawa Barat," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Jumat (31/12/2021) seperti dilansir dari PMJNews. Ramadhan menjelaskan pihaknya masih mendalami kedua laporan tersebut.

 

Dia mengungkapkan, laporan di Polda Metro Jaya berkaitan dengan ucapan Bahar bin Smith yang diduga memelintir omongan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal

 

Sementara untuk laporan ujaran kebencian di Polda Jawa Barat, Ramadhan belum mau membeberkan secara jelas. Namun, kasus yang dilaporkan telah naik ke tingkat penyidikan. (tvOne)



 

SANCAnews.id – Bahar Smith bercerita alasan dirinya mengusir Komandan Resort Militer (Danrem) Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI AD Achmad Fauzi di yang menyambangi Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin, Pabuaran, Kabupaten Bogor Jawa Barat.

 

Kepada Babeh Aldo, Bahar Smith bercerita alasannya mengusir Danrem Brigjen (TNI AD) Achmad Fauzi. Ia awalnya mengaku kaget saat belasan anggota TNI AD sudah berada di halaman Pondok Pesantren.

 

“Ana (saya) lagi enak tidur, ana dengar ada ribut-ribut di luar. Ana datengin,” ungkap Bahar Smith sebelum mengusir, ternyata ada Danrem TNI AD Brigjen Achmad Fauzi datang, “Dia bintang satu. Dia jenderal,” cerita Bahar Smith.

 

Dia bilang alasan mereka (Danrem) datang karena ada laporan masyarakat yang bilang ceramah ana memprovokasi, “Ana tanya provokasi apa?,” mereka jawab ini soal marwah TNI dan KSAD Jenderal (TNI AD) Dudung Abdurahman.

 

Ana jawab, “Justru Ana bela marwah TNI. Berapa banyak anggota TNI dan Polri yang terbunuh karena OPM Papua. Kok Dudung malah suruh rangkulan sama OPM. Ini gimana?,” ujar Bahar Smith.

 

Lalu Brigjen Achmad Fauzi bilang; “Anda sebagai ulama seharusnya kasih ceramah yang baik, jangan menghina,” terang Danrem.

 

Namun Bahar menjawab, “Seharusnya Dudung juga melakukan hal yang sama. Sebagai TNI, jangan bicara soal agama,” ujarnya.

 

“Kalau Bapak datang baik-baik, saya akan terima dengan baik. Mau unjuk gigi sama rakyat? Mau takuti rakyat? Jangan gitu lah. Kalau TNI mau shock therapy Bahar Smith, itu tidak mempan buat Ana,” ujarnya. TNI tidak ada urusan.

 

Bahar ingatkan, “TNI itu lahir dari rahim rakyat, dari rahim ulama, rahim Islam. TNI tidak usah ikut campur soal ini. Ini ranah polisi, TNI AD tidak ada urusan. Ana cinta TNI kok,” ungkapnya. (katalogika)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.