Latest Post



SANCAnews.id – Video rekayasa Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin pakai baju Santa Claus kembali beredar jelang perayaan Natal yang jatuh pada 25 Desember 2021.

 

Dalam video itu terlihat Wapres Ma’ruf Amin memakai topi dan baju putih-merah yang identik dengan Santa Claus.

 

“Nah Ini Dia Mbah Yai Oh Mbah Yai Apa Mungkin, Aq Salah Lihat Guyss? Kok Kami Dari Umat Kristiani, Bukan Dari Kami Umat Muslim, Apa Beliau Sudah ****ad? Sekali Muncul Kadang Bikin Kita Ngakak Guling,” Bengong Dan Sedih,” tulis akun Facebook Putra Inka.

 

Postingan pada 18 Desember 2021 itu memperlihatkan potongan video selama 12 detik berisi Ma’ruf Amin pakai baju Santa Claus sambil mengucapkan selamat Natal.

 

“Saudara-saudara kami dari kaum kristiani, kami sampaikan selamat Natal dan tahun baru. Semoga berbahagia,” demikian suara yang terdengar dari video tersebut.

 

Baju yang dikenakan Ma’ruf Amin itu tampak hasil rekayasa. Terutama terlihat pada bagian baju warna merah yang terdapat garis tepi cukup tebal berwarna putih. Begitu pula di bagian topi Sinterklas.

 

Saat ditelusuri, video unggahan akun Facebook Putra Inka itu ternyata beredar jauh sebelum Desember 2021. Ada watermark di bagian kiri atas logo calon nomor urut 01 yang digunakan saat rangkaian tahapan Pilpres 2019.

 

Video aslinya diunggah oleh kanal YouTube CNN Indonesia pada 26 Desember 2018. Judulnya, Beredar Video Ma’ruf Amin Ucapkan Selamat Natal.

 

Dalam video tersebut, Ma’ruf Amin tidak mengenakan pakaian Santa Claus. Dia memakai kopiah hitam, serban putih, dan baju hitam.

 

Video ulasan CNN Indonesia itu mempertegas bahwa video unggahan akun Facebook Putra Inka menyesatkan.

 

Penelusuran lainnya, penyebar video Ma’aruf Amin pakai baju Santa Claus itu ternyata sudah ditangkap polisi di Aceh pada 2018.

 

Saat itu polisi juga memburu pembuat video tersebut karena dianggap menyebarkan ujaran kebencian.

 

“Pelakunya sudah ditangkap. Itu yang share yang membagi-bagikan. Untuk yang membuatnya sedang kami kejar,” kata Kapolda Aceh Irjen Rio S. Djambak pada Desember 2018. (pojoksatu)




SANCAnews.id – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberhentikan dengan hormat Jenderal TNI Andika Perkasa dari posisi komisaris Utama PT Pindad (Persero) dan mengangkat Dudung Abdurachman sebagai pengganti.

 

Pasalnya, Andika kini telah menjabat sebagai Panglima TNI. Hal itu diumumkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar hari ini, Kamis (23/12).

 

"Diharapkan, dengan bergabungnya Bapak sebagai Komisaris Utama PT Pindad (Persero) akan memberikan tambahan dukungan untuk bisa meningkatkan kinerja ke depan," kata Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury dalam keterangan tertulis yang dikutip dari Detik.

 

Perseroan menyampaikan apresiasi atas dedikasi yang diberikan Andika selama menjabat sebagai komisaris utama. Perusahaan pelat merah itu juga menyambut kehadiran Dudung.

 

"Perusahaan menyampaikan selamat bergabung kepada Komisaris Utama yang baru, Jenderal TNI Dudung Abdurachman agar PT Pindad (Persero) dapat terus membangun perusahaan menuju industri pertahanan yang kuat, mandiri, berdaya saing dan semakin maju," jelas perseroan.

 

Dalam keterangan yang sama, Dudung berterima kasih atas pengangkatan tersebut. Ia juga meminta dukungan dan kerja sama dari jajaran komisaris dan direksi untuk memajukan korporasi.

 

"Saya berharap PT Pindad ke depan dapat menjadi perusahaan besar dengan produk unggulan dan berdaya saing dalam mendukung pembangunan nasional dan menjaga kedaulatan bangsa," ujarnya. (cnni)


 

SANCAnews.id – Kasus dugaan ujaran kebencian yang melibatkan  Bahar bin Smith dan Eggi Sudjana hingga kini masih terus bergulir.

 

Rencananya, Bahar bin Smith dan Eggi Sudjana akan segera dipanggil oleh penyidik untuk pemeriksaan.

 

Hal itu diungkapkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpa, pada kamis (23/12/2021).

 

"Kami akan agendakan untuk proses ini," terang Kombes Pol Endra Zulpan, Kamis dikutip dari PMJ News.

 

Zulpan juga menyebut penyidik masih menyelidiki dan mempelajari laporan tersebut. Namun, ia menegaskan kasus ini akan terus berlanjut mengingat terdapat sejumlah bukti yang dilampirkan pelapor.

 

"Laporan yang diberikan oleh pelapor terhadap terlapor ini memiliki data. Artinya memiliki bukti terkait visualisasi ataupun rekam jejak digital terkait dengan laporan tersebut," jelasnya.

 

Perlu diketahui, Bahar bin Smith yang baru bebas dari penjara dan Eggi Sujana dilaporkan ke Polda Metro Jaya pada Jumat (17/12/2021) atas kasus dugaan ujaran kebencian dan SARA.

 

"Ya, ada laporannya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan saat dikonfirmasi.

 

Dalam surat yang beredar, laporan tersebut teregister dengan nomor LP/B/6146/XII/2021/SPKT/Polda Metro Jaya. Perkara ini kemudian direkomendasikan untuk ditindaklanjuti penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya.

 

Bahar bin Smith dan Eggi Sujana diduga melanggar Pasal 28 ayat 2 juncto Pasal 45 a ayat 2 dan atau Pasal 32 ayat 1 juncto Pasal 48 ayat 1 Undang-Undang RI Nomor 19 tahun 2016 tentang ITE. (poskota)



 

SANCAnews.id – Habib Bahar bin Smith menjelaskan alasan setelah keluar dari Penjara pada November 2021 lalu, dia 'serang' Jenderal Dudung Abdurachman dengan sentilan dan sindiran, dalam sebuah ceramah yang belakangan isi ceramah tersebut dilaporkan atas dugaan ujaran kebencian.

 

Dalam wawancara bersama Karni Ilyas Kamis (23/12/2021), Habib Bahar bin Smith mengungkapkan bahwa dia adalah tipe orang dengan karakter yang tidak bisa diam ketika melihat sesuatu yang menurutnya tidak benar.

 

Ia bercerita, saat di dalam penjara dia menonton di televisi bagaimana sikap Jenderal Dudung Abdurachman terhadap FPI dan berbagai informasi tentang Habib Rizieq.

 

"Jadi ketika itu di lapas, saya melihat di lapas, kita kan ada Tivi (televisi) di lapas, di blok, ada Tv sedang menurunkan baliho, terus saya melihat bubarkan saja FPI, apa itu rizieq dan segala macam, kemudian banyak lah daripada pernyataan-pernyataanya yang bagi saya itu adalah hal yang tidak benar. sehingga kebenaran itu harus dilawan," katanya kepada Karni Ilyas.

 

Pada kesempatan itu, Habib Bahar Bin Smith juga mengungkapkan tentang cara memanggil Jenderal Dudung yang tidak menggunakan sebutan 'bapak'. Lagi-lagi jawaban Bahar menyangkut dengan Habib Rizieq.

 

"Mungkin ada pertanyaan seperti itu, banyak, saya jawab, dudung pernah memanggil habib rizieq dengan sebutan nama, rizieq, kalau dudung saja yang kapasitasnya bukan ulama memanggil habib rizieq dengan sebutan nama, terus kenapa saya harus menyebutnya dengan sebutan papa," jawabnya.

 

Menurut Habib Bahar, yang dia lakukan karena selama ini banyak pihak yang diam saat melihat atau mendengar sesuatu yang menurutnya salah.

 

"Karena selama ini banyak yang diam. contoh, dia mengatakan, tuhan itu tukan bukan orang arab, banyak ulama kiyai habaib diam. sekalipun bersuara hanya lewat tulisan, tapi saya tidak bisa seperti itu, karena karakter saya bukan karakter seperti itu".

 

Seperti diketahui, Habib Bahar Bin Smith kembali jadi sorotan media massa, ceramahnya yang kerap menyinggung beberapa pihak menjadi kontroversi.

 

Belakangan dia dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan ujaran kebencian dalam ceramahnya.

 

Melansir tayangan tvOneNews isi ceramah yang dilaporkan ke polisi tersebut adalah  soal isi ceramah yang menyinggung Jenderal Dudung Abdurachman menurunkan baliho FPI dan menyebut OPM Papua sebagai saudara.

 

Berikut isi ceramahnya: "Mana yang kemarin nuruninya baliho Habib Rizieq, mana Jenderal Baliho mana, yang kemarin nurunin Habib Rizieq, yang ngomong bubarkan saja FPI mana, kok nggak keliatan di Semeru, manaa," kata Bahar dalam ceramah di Garut Jawa Barat pada 19 Desember 2021 lalu yang dikutip dari tayangan TVone.

 

"OPM dibilang Sodara, Duduung...dudung.. sama ormas Islam galak, sama OPM yang jelas-jelas teroris, separatis itu saudara kita" sindir Bahar. (suara)



 

SANCAnews.id – Habib Bahar bin Smith menyatakan tidak akan takut dilaporkan ke polisi. Ia menegaskan seribu laporan pun akan dia hadapi.

 

Hal itu ditegaskan Habib Bahar saat diwawancarai Karni Ilyas yang disiarkan kanal YouTube Karni Lyas Club pada Kamis (23/12).

 

Video tersebut berjudul “Bahar bin Smith ‘Saya Tidak Takut Seribu Laporan Pun Saya Hadadapi”.

 

Dalam video itu Habib Bahar membeberkan alasannya mengkritik Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Dudung Abdurachman.

 

Habib Bahar mengungkit saat dia masih menjalani persidangan beberapa waktu lalu.

 

Pada setiap persidangan, Habib Bahar selalu bersumpah untuk memerangki kemungkaran dan kezaliman.

 

“Setiap sidang saya, ketika pledoi itu selalu saya di akhir pledoi saya, saya Bahar bin Smith bersumpah demi Allah selama kedua mata saya masih terbuka untuk melihat kemungkaran dan kezaliman, maka selama itu saya tidak akan pernah tunduk kepada kemungkaran dan kezaliman tersebut. Itu sumpah saya,” ucap Bahar.

 

Bahar menganggap banyak pernyataan Dudung yang tidak benar, sehingga dia mengkritiknya.

 

Bahar membeberkan alasannya memanggail Dudung tanpa embel-embel ‘bapak’ atau jenderal.

 

“Kita ini melihat suatu pernyataan dari Dudung. Mungkin banyak orang bertanya ‘kenapa habib kok tidak memanggil bapak (Dudung)’. Kenapa kok habib panggil nama (Dudung),” kata Bahar.

 

“Saya jawab, Dudung pernah memanggil nama Habib Rizieq dengan sebutan nama Rizieq. Kalau Dudung saja yang kapasitasnya bukan ulama memanggil Habib Rizieq dengan sebutan nama, terus kenapa saya harus menyebutnya dengan sebutan bapak?,” tehas Bahar.

 

Saat berada di lapas, Bahar mengaku melihat tayangan televisi yang menayangkan para anggota TNI menurunkan baliho Habib Rizieq.

 

Bahar juga menyaksikan pernyataan-pernyataan Jenderal Dudung yang meminta agar FPI dibubarkan saja.

 

Ia menganggap pernyataan-pernyataan Dudung itu tidak benar. Karena itulah Bahar berani mengkritik Dudung.

 

“Ketidakbenaran itu harus dilawan. Selama ini banyak yang diam,” ucap Bahar.

 

Ia mencontohkan salah satu pernyataan Dudung yang dianggapnya tidak benar.

 

“Seperti contoh dia (Dudung) mengatakan Tuhan itu bukan orang Arab. Banyak ulama, kyai, habaib diam, sekalipun bersuara, hanya lewat tulisan. Tapi saya tidak bisa seperti itu karena karakter saya bukan karakter seperti itu,” tegas Bahar. (pojoksatu)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.