Latest Post


 

SANCAnews.id – Beredar video pendek Oknum yang diduga polisi berpakaian sipil dan berkalungkan lambang polisi melarang wartawan untuk merekam rekonstruksi kematian Astri Lael di Lokasi rekonstruksi Penkase Selasa 21 Desember 2021.

 

Bahkan ia mengancam akan menyita handphone ketika tidak mengindahkan perintahnya.

 

''jangan merekam e, kamu siapa? darimana?'' tanya oknum tersebut.

 

''pos kupang'' jawab wartawan pos kupang.

 

''jangan merekam, tidak ada yang rekam-rekam ya, anggota dicek kalau rekam handphone ambil,'' ujar Oknum tersebut.

 

Wartawan pos kupang yang meliput langsung menurunkan handphone.

 

Menanggapi hal ini Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Rishian Krisna Budhiaswanto yang dihubungi via WhatsApp Selasa 21 Desember 2021 mengungkapkan tidak ada kebijakan yang melarang wartawan untuk meliput maupun mengambil gambar.

 

Justru kata Krisna, pihaknya yang mengundang wartawan untuk menyebarluaskan informasi terkait rekonstruksi ini.

 

''Tidak ada kebijakan melarang wartawan untuk meliput maupun mengambil gambar bahkan kami mengundang wartawan utnuk memperluas informasi. Kalau ada yang melarang di lapangan berarti terjadi kesalahpahaman,'' tegasnya.

 

Ia juga menambahkan terkait isu yang laus tentang pihak polda NTT mematikan sinyal di lokasi rekonstruksi, Krisna mengungkapan Polda NTT  tidak pernah menggunakan alat untuk menghilangkan sinyal di lokasi bahkan sinyal di handphonnya juga hilang.  (tribunnews)



 

SANCAnews.id – Hingga saat ini lokasi sirkuit balap mobil listrik Formula E tak kunjung diumumkan baik oleh penyelenggara maupun Pemprov DKI Jakarta. Namun begitu, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran menyebut bahwa sirkuit Formula E akan bertempat di kawasan Ancol, Jakarta Utara.

 

Hal itu Fadil Imran usai bertemu dengan Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo dan Direktur Utama Ancol Teuku Sahir Syahali di kantornya. Ketiganya bertemu membahas rencana Polda Metro Jaya menggelar balap resmi untuk memfasilitasi pelaku balap liar di Ancol pada Januari 2021 mendatang.

 

“Saya kira ekosistem yang kita bangun ini akan berkembang terus menerus. Mudah-mudahan Ancol akan membangun segera lokasi ini karena kan Formula E juga ada di sana," ujar Fadil di Polda Metro Jaya pada Senin, 20 Desember 2021.

 

Sebelumnya, Ketua Pelaksana Formula E Ahmad Sahroni tak mau menyebutkan calon sirkuit Formula E. Dia hanyamengatakan pengumuman lokasi sirkuit Jakarta E-Prix bisa lebih cepat atau mundur dari target yang ditetapkan, yakni sebelum Natal 2021.

 

"Bisa mundur, bisa maju," katanya saat dihubungi, Sabtu, 18 Desember 2021.

 

Sekretaris Jenderal IMI itu mengatakan kandidat lokasi sikuit Formula E kini telah mengerucut menjadi dua tempat. Sebelumnya ada lima lokasi yang menjadi pilihan untuk menggelar balapan mobil listrik itu.

 

Sahroni menjelaskan saat ini proses survei sirkuit Formula E masih berjalan. Ia enggan membeberkan dua lokasi tersebut. Yang pasti, kata dia, lokasinya identik dengan kota Jakarta. "Semuanya ikonik kota," ujar politikus NasDem itu.

 

Sebelumnya Sahroni menargetkan sirkuit Formula E bisa diumumkan sebelum Natal. Kalau FIA (Federasi Automobil Internasional) bilang go ahead, panitia akan umumkan langsung," katanya di Balai Kota DKI, Senin, 29 November 2021.

 

Selain itu, Sahroni menyatakan kepastian sirkuit Formula E akan dilaporkan pula kepada Presiden Joko Widodo atau biasa disapa Jokowi. Alasannya penyelenggaraan Formula E di Jakarta menyangkut nama baik negara. (tempo)



 

SANCAnews.id – Sebuah video seorang oknum TNI ancam rakyatnya (Habib Bahar) sempat viral dimedia sosial. Mayor (Purn) Muhammad Saleh Karaeng Sila pun menyayangkan adanya oknum TNI yang mengancam Habib Bahar bin Smith.

 

“Tidak boleh itu tentara mengancam rakyat,” ujarnya.

 

Ia menilai Habib Bahar tidak membenci TNI AD melainkan mengeritik pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat (AD) Jenderal Dudung Abdurachman.

 

Ia menyatakan, Habib Bahar itu sangat bangga sama TNI.

 


“Lagi dakwah, Habib Bahar pakai baret. Habib Bahar itu tidak membenci TNI, hanya mengeritik Pak Dudung,” ujarnya.

 

Lanjut “Kritikan dari Warga yang selama ini saya lihat, bahkan saya ikut mengeritik Pak Dudung sebagai Senior Saya, sebagai Abang Saya, sebagai Bapak Saya, sebagai KSAD, adalah agar lebih baik,” jelasnya.

 

Muhammad Saleh pun mengingatkan Jenderal Dudung agar bersikap netral.

 

“Jangan hanya mengunjungi satu kelompok ormas islam. Kalau tentara sudah berdiri di satu kelompok dan kelompok lain tersisihkan itu namanya tidak netral,” ujarnya.

 

“Kecuali kelompok kelompok itu membenci tentara, itu juga harus ada pendekatan lagi, apa alasannya dia benci,” sambungnya.

 

Ia sangat yakin Habib Bahar dan pengikutnya sama sekali tidak membenci TNI.

 

“Dan saya masih yakin. Habib bahar dan seluruh jemaahnya tidak membenci TNI mereka hanya mengeritik kebijakan yang diucapkan Pak Dudung,” katanya. Dilansir dari Galamedia. Senin 20 Desember 2021.

 

Ia mengaku banyak pihak yang terkadang meminta untuk menjelek-jelekan Dudung Abdurachman.

 

“Pak Dudung Senior Saya, Abang Saya, Bapak Saya, tidak mungkin saya menjelekan begitu vulgar. Tapi mengeritik ya saya siap kalau menjelekan saya tak bisa. Makanya saya kritik Pak Dudung, tolong Jenderal jangan hanya mendekatkan diri kepada satu kelompok ormas aja. Undang juga yang kontra pemerintah,” ujarnya.

 

Menurutnya, mungkin mereka membutuhan pemahaman.

 

“Kalau sudah dikritik sudah seperti ini, apa bedanya dengan aktivis. Menurut saya ini berbahaya,” katanya.

 

Ia pun mengingatkan soal perpecahan. Ia pun meminta agar persatuan di Indonesia tetap dijaga.

 

Menurutnya, perpecahan tersebut dapat membuat pihak-pihak tertentu tertawa. Pasalnya, pihak itu membenci TNI hingga ingin menjauhkannya dari rakyat.

 

Ia pun berpesan agar TNI menjaga persatuan dan tetap dekat dengan rakyat.

 

Sebelumnya viral  muncul video seorang pria berseragam TNI yang meluapkan kemarahan pada Habib Bahar.

 

Dalam video tersebut, pria tadi menyebut Habib Bahar memprovokasi umat muslim di Indonesia.

 

“Assalamualaikum Bahar, ente muslim kita Tentara Nasional Indonesia banyak yang muslim juga. Jangan kamu provokasi orang muslim se Indonesia,” ujarnya.

 

Ia lalu mempertanyakan maksud dari pernyataan Habib Bahar soal baliho HRS dan keberadaan Kasad di tengah bencana Gunung Semeru. Menurutnya, apa yang dikatakan Habib Bahar itu salah kaprah lantaran prajurit TNI turut membantu warga yang terdampak bencana erupsi Semeru.

 

“Kamu jelek-jelekin baliho pimpinan kami, maksudmu apa, hubunganya apa baliho dengan semeru, kamu gak lihat kita semua banting tulang di semeru,” terangnya.

 

Lebih lanjut ia meminta Habib Bahar untuk berhenti melakukan provokasi dan menjelek-jelekkan Jenderal Dudung Abdurachman.

 

Pasalnya hal itu dinilainya sama saja dengan menghina semua prajurit TNI.

 

“Kamu asal ngomong jelekin pimpinan kami, berarti kamu jelekin kami semua prajurit TNI,” tegasnya.

 

Tak hanya itu, saking geramnya pria itu pun menyebut reaksi Habib Bahar jika sampai dicari TNI.

 

“Kamu kalau sudah dicari TNI paling kamu nangis jelas itu, jangan kamu cuma beraninya gebukin tukang ojek santri, jelas,” pungkasnya. (terkini)



 

SANCAnews.id – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan mereka yang sudah mendapat vaksin COVID-19 sebanyak dua dosis bahkan sudah menerima booster tetap bisa terpapar varian Omicron.

 

Hal ini disampaikannya setelah melihat kondisi sejumlah negara di Eropa yang mengalami banyak penyebaran varian baru ini. Padahal, di sana cakupan vaksinasi sudah sangat tinggi.

 

"Sudah terbukti sekarang bahwa kemampuan netralisasi virus pascainfeksi dan imunisasi menurun terhadap Omicron dibandingkan varian lain. Ada kemungkinan besar bahwa beberapa orang yang sudah divaksinasi lengkap maupun booster tetap tertular Omicron," kata Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 20 Desember.

 

Meski begitu, Budi meminta masyarakat tetap segera melakukan vaksinasi COVID-19 dan tidak memilih vaksin yang akan mereka dapatkan. "Kami mengimbau agar masyarakat mempercepat vaksinasi," tegas eks Wakil Menteri BUMN itu.

 

Menkes mengatakan, penyuntikkan vaksinasi ini perlu dilakukan guna mencegah kemungkinan menyebarnya varian Omicron di tengah masyarkat. "Tolong vaksinasi kita yang paling banyak sekarang datang adalah Pfizer dan AstraZeneca. Tidak usah pilih vaksinnya tipe apa, langsung divaksinasi saja," ungkap Budi.

 

Menkes memaparkan saat ini sudah ada 107 juta masyarakat yang mendapatkan vaksin dua dosis. Sehingga, dia yakin target World Health Organization (WHO) sebanyak 40 persen dari jumlah target vaksinasi akan diraih dalam waktu yang tidak lama lagi.

 

"Kami rasa dalam dua hari ke depan kita sudah bisa mencapai target WHO full 40 persen dari populasi dua kali suntik," jelasnya.

 

Sementara untuk vaksin anak-anak yang sudah dilaksanakan sejak pekan lalu sudah diberikan sebanyak 542 ribu suntikan. "Ini merupakan angka yang baik," pungkas Budi. (voi)



 

SANCAnews.id – Ustaz Adi Hidayat bicara mengenai polemik ucapan Selamat Natal bagi umat Islam. Setiap Natal selalu timbul pro kontra pembahasan mengenai boleh tidaknya umat Islam mengucapkan Selamat Natal.

 

Ustaz Adi Hidayat membahas mengenai hukumnya umat Islam mengucapkan Selamat Natal kepada umat Kristiani. Menurut Ustaz Adi Hidayat, dalam Natal ada ibadah umat Kristiani.

 

Ustaz Adi Hidayat mengatakan dalam Natal ada perayaan ibadah yaitu datang ke gereja melakukan kebaktian.

 

"Natal tidak berdiri sendiri. Natal ada nuansa ibadahnya," kata Adi Hidayat.

 

Karena Natal adalah ibadah, lanjut Ustaz Adi, maka skema toleransi umat Islam adalah membiarkan umat Kristiani beribadah sesuai dengan keyakinanya masing-masing tanpa mencampurinya sedikitpun baik dengan perkataan, atau susana hati tertentu apalagi perbuatan.

 

"Seperti ikut-ikutan ke gereja misalnya atau menyimak kebaktian atau mengenakan pakaian-pakaian khusus dipahami ibadah di agama tertentu," ujar Ustaz Adi Hidayat.

 

Karena itu Ustaz Adi Hidayat berharap tidak ada pemaksaan oleh pusat perbelanjaan bagi karyawan beragama Islam untuk menggunakan pakaian khas Natal. 

 

Lalu membahas mengenai ucapan Selamat Natal, menurut Ustaz Adi Hidayat di Natal ada unsur ibadah dimana berbeda konsepsi Ketuhanannya dengan Islam, lau ada unsur penyembahan dan peribadahan.

 

"Kalo kita ucapkan (Selamat Natal) ada pengakuan di situ. Sementara komitmen La ilaha illallah adalah tidak menuhankan kecuali hanya Allah saja. Jadi kalo ada konsepsi bertentangan dengan La ilaha illallah kita mesti tolak," jelas Adi Hidayat.

 

Ustaz Adi Hidayat, setiap pemeluk agama itu harus meyakini agamanya yang paling benar. Bentuk toleransinya ujar dia, adalah dengan membiarkan pemeluk agama lain beribadah.

 

Bolehkah Pejabat Publik mengucapkan Natal? 

Kata Ustaz Adi Hidayat, di Islam ada hukum pengecualian dalam kondisi darurat tertentu yang kasusnya spesial. Ada detil-detil hukum tertentu yang menyertai mengikat di situasi itu saja.

 

Menurut Ustaz Adi Hidayat, ulama sudah mengkaji ini cukup dalam. Di dalam posisi pejabat publik, ada posisi mualamah.  Karena itu kata dia diambillah spirit Alquran Surat Al-Mumtahanah Ayat 8.

 

Dalam surat itu Allah SWT tidak melarang berbuat baik terhadap orang-orang yang tidak menyakiti, memerangi dalam urusan agama atau tidak mengusir. Umat Islam diminta berbuat baik kepada orang-orang itu dan disuruh bersikap adil.

 

Ayat di surat itu menurut Ustaz Adi Hidayat adalah dalam konteks sosial.

 

"Dalam konteks sosial skala besar seperti berbangsa, bernegara, dan mendapat amanah menjadi presiden, gubernur, menteri agama yang harus berinteraksi secara sosial tidak mengkhususkan karena ibadahnya maka di sisi ini dia boleh diperkenankan mengucapkan (Selamat Natal) dengan membawa nama jabatannya," jelas Adi Hidayat.

 

"Jadi yang dibawa jabatan publiknya bukan pribadinya. Karena sifat pelayanan publik dan di publik ada bagian-bagian tertentu yang dibimbing dalam berkehidupan bermasyarakat dalam menjalankan amanah konstitusi. Ini masih ranah muamalah keduniaan. Ranah muamalah keduniaan tidak mengenal batas akidah," beber Ustaz Adi Hidayat. (suara)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.