Pembangunan Ibu Kota Baru Hanya Untungkan Aseng dan Asing, PA 212: Berbahaya
SANCAnews.id – Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Timur
(Kaltim) diminta untuk dibatalkan karena dianggap sarat kepentingan politik
yang sangat membahayakan persatuan bangsa Indonesia.
Begitu yang diminta oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen)
Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin menanggapi calon Ibu Kota Negara
(IKN) yang terendam banjir.
"Pemindahan Ibu Kota harus dibatalkan karena sarat
dengan kepentingan politik yang sangat membahayakan persatuan bangsa Indonesia
karena hanya menguntungkan asing dan aseng saja," ujar Novel kepada Kantor
Berita Politik RMOL, Senin (20/12).
Proyek pembangunan IKN kata Novel, hanya menguntungkan asing
dan aseng. Padahal, Indonesia sedang tidak membutuhkan Ibu Kota baru, melainkan
membutuhkan pemimpin baru yang berpihak kepada kepentingan rakyat banyak.
"Negara ini tidak butuh IKN baru, tapi yang sangat
penting adalah pemimpin baru yang berpihak kepada rakyat, bukan kepada para
cukong, dan setia terhadap ideologi Pancasila yang benar," pungkas Novel.
Sementara itu, pengamat komunikasi politik Universitas Esa
Unggul Jamiluddin Ritonga berpendapat, penetapan Penajam Paser Utara,
Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota terkesan serampangan dalam menetapkannya.
Terbukti, kata Jamiluddin, lokasi yang rencananya dibangun
sebagai pengganti Ibu Kota Jakarta itu terendam banjir. Padahal, sambung dia,
alasan pemerintah memindahkan Ibu Kota untuk menghindari banjir. Jika di
wilayah Penajam Paser banjir, maka patut diduga bahwa pemerintah tidak
melakukan studi banding yang komperhensif atau menyeluruh.
“Ada kesan penetapan lokasi tersebut hanya berdasarkan
intuisi, yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” tandas
Jamiluddin. (*)