Latest Post


 

SANCAnews.id – Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih enggan buka-bukaan soal jalan politiknya menuju pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Bagi Prabowo, terlalu dini membahas peta Pilpres 2024 yang masih akan digelar kurang dari tiga tahun ke depan.

 

"Ya kita lihatlah, masih jauh 2024 lah," ujar Prabowo saat menghadiri Kongres ke-3 Tunas Indonesia Raya (Tidar) di Hotel Sahid Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat malam (17/12).

 

Bahkan, Menteri Pertahanan ini enggan berkomentar saat ditanya wartawan soal elektabilitasnya yang kian moncer di berbagai lembaga survei belakangan ini.

 

"Kita tidak berbicara dulu ya, nanti aja," singkatnya.

 

Pun juga saat ditanya soal namanya yang santer disebut akan dipasangkan dengan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani di Pilpres 2024, Prabowo bergeming dan berlalu dari hadangan wartawan. (rmol)



 

SANCAnews.id – Mantan Menteri Kehutanan, MS Kaban mendesak agar Presiden Jokowi mundur dari jabatannya dan diadili di Sidang Istimewa MPR lantaran menurutnya dia terlibat dalam penentuan harga tes PCR.

 

Hal terkait Presiden Jokowi itu disampaikan MS Kaban lewat cuitannya di Twitter MSKaban3, seperti dilihat pada Jumat 17 Desember 2021.

 

“Salam PCR, Presiden cepat resign dan perlu diadili dalam sidang istimewa MPR,” cuit MS Kaban.

 

Menurut Kaban, Presiden Jokowi perlu diadili oleh MPR karena telah melanggar konstitusi dan abuse of power lantaran terlibat dalam penentuan harga PCR bersama para menteri-menterinya.

 

“Pelanggaran konstitusi dan abuse of power penentuan harga PCR Presiden “terlibat” bersama pembantunya (menteri),” ujar MS Kaban.

 

Dirinya pun memastikan bahwa apa yang ia sampaikan terkait presiden tersebut bukan tudingan semata melainkan fakta nyata.

 

“Fakta nyata yang berkata kleptokrasi memang ada,” kata MS Kaban.

 

Pada kicauan sebelumnya, MS Kaban juga menyinggung Presiden Jokowi soal Undang-Undang (UU) Cipta Kerja.

 

“Pres Jkwi bersama beberapa parpol Parlemen sahkan UU cipta kerja inkonstitusional itu peradaban apa? Arogan?,” tanya Kaban.

 

MS Kaban pun lantas menyinggung soal ulama yang mengkritik Presiden Jokowi langsung di hadapan orang nomor satu di Indonesia itu.

 

“Ulama kritik didepan Presiden itu yang paling haq. Ingat Nabi Musa as peringatkan Firaun taat Allah swt langsung didepannya itulah adab yang benar. PDIP mau kritik ulama ngaji kitablah,” ujarnya. (terkini)




 

SANCAnews.id – Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Muannas Alaidid angkat bicara soal pernyataan pedas Habib Bahar bin Smith terhadap KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.

 

Lewat sebuah cuitan di akun Twitternya, Muannas memberikan pembelaan untuk Jenderal Dudung. Ia menyebut bahwa mantan Pangdam Jaya tersebut masih memiliki garis keturunan dari Sunan Gunung Jati, salah satu tokoh Wali Songo.

 

Lebih lanjut, Muannas balik menghujat Habib Bahar sebagai sosok yang suka bikin onar.

 

"Jenderal Dudung keturunan Sunan Gunung Jati, Penyebar Islam yang damai, bukan yang bikin onar dan gaduh seperti Bahar," tulis Muannas Alaidid dalam cuitannya seperti dikutip Suara.com, Jumat (17/12/2021).

 

Cuitan tersebut diunggah oleh Muannas sebagai tanggapan terhadap sebuah artikel yang memuat pernyataan Habib Bahar yang menyindir Jenderal Dudung Abdurachman.

 

Dilansir Terkini.id, Sebuah video ceramah dari pendakwah, Habib Bahar bin Smith menyebut jika ulama Arab tidak datang ke Indonesia maka Jenderal Dudung Abdurrachman masih menyembah pohon viral di media sosial.

 

Video Habib Bahar bin Smith menyindir Jenderal Dudung terkait kedatangan ulama Arab di Indonesia itu viral setelah diunggah pengguna Twitter Tukangrosok_, seperti dilihat pada Kamis (16/12/2021).

 

Habib Bahar sempat menyindir Jenderal Dudung sebagai Jenderal Baliho terkait peristiwa penurunan baliho Habib Rizieq Shihab beberapa waktu lalu. Ia juga menyindir Jenderal Dudung terkait OPM.

 

"Ada satu jenderal, namanya jenderal baliho. OPM dirangkul, ormas Islam dimusuhi," ungkap Habib Bahar Smith.

 

Setelah itu, Habib Bahar menyebut jika tidak ada ulama Arab datang ke Indonesia maka Jenderal Dudung masih menyembah pohon.

 

"Kalau tidak ada para ulama, para habaib yang datang dari Arab ke Indonesia, si Dudung masih nyembah pohon," ujarnya.

 

Melansir dari beberapa sumber, Dudung Abdurachman ternyata masih memiliki darah Cirebon keturunan Sunan Gunung Jati.

 

Garis keturunan itu didapat dari P. Sumbu Mangkurat Sari/Pangeran Trusmi (Syarif Wilayatullah) dari jalur putra "Pangeran Syeikh Pasiraga" Depok, Cirebon dari jalur cicitnya yang bernama Kuwu Muharom Wira Subrata Kepuh. (src)



 

SANCAnews.id – Dosen Universitas Airlangga atau Unair, Prof Henry Subiakto sedang berurusan dengan netizen. Bahkan di Twitter viral tagar #TangkapProfHoax yang dialamatkan kepadanya.

 

Usut-punya usut, pangkal masalahnya adalah unggahan Henry Subiakto di akun Twitternya @henrysubiakto yang terkait  foto dengan keterangan yang dinilai ngawur.

 

Foto yang dia unggah dan membuat geger dunia maya itu adalah foto yang memperlihatkan se0rang bovah perempuan yang tampak tidur di tengah-tengah lukisan.

 

"Anak ini rindu ibunya yang telah tiada krn perang saudara di Irak. Ia melukis di lantai & tidur di atasnya. Banyak manusia menderita krn negaranya hancur dilanda konflik politik. Indonesia punya potensi itu, mk kita hrs jaga negeri ini dr jahatnya perusak kedamaian & kesatuan," tulisnya di akun @henrysubiakto.

 

Unggahan itu mendapat komentar pedas dari netizen. Warga dunia maya menyebut bahwa Henry Subiakto telah menyebarkan hoax atau berita bohong.

 

Pasalnya, foto tersebut nyata-nyata bukan seperti yang dia tulis di unggahannya. Foto tersebut merupakan karya Baharer Bishes dari Iran yang diunggah pertama kali di situ stko foto Flickr pada 15 Juli 2012.

 

Anak yang ada dalam foto berjudul I Have Mother itu adalah salah satu sepupu Bishes. Bocah perempuan itu menurut Bishes benar-benar sepupunya yang tertidur di aspal depan rumahnya.

 

Maka dapat disimpulkan bahwa bocah perempuan itu bukan anak yang kehilangan ibunya pasca perang Irak seperti yang ditulis Henry Subiakto.

 

Setelah mendapat kritikan pedas dari netizen, Henry Subiakto pun mengakui bahwa ia salah menulis caption foto yang dia unggah di Twitternya.

 

"Sy akui foto itu salah sejarahnya, tp pesan utuhnya adlah perang akan bawa penderitaan ke bnyk orang, mk kita hrs jaga negeri ini agar damai, foto hanya ilustrasi. Bagi orang2 pecinta keributan bkn pesan damainya yg ditangkap, tp kekeliruan sejarah fotonya yg dianggap pidana," kata dia.

 

Dia juga mengucapkan terima kasih atas koreksi yang dialamatkan kepadanya terkait forto tersebut.

 

"Sy terima kasih dikoreksi ttg sejarah foto ini. Tp kalau anda meributkan pesan utuh dr twit sy yg mengabarkan bnyk manusia menderita krn negaranya hancur dilanda konflik, dan itu anda abaikan, berarti anda tdk tertarik dg pesan damai, tp lbh suka menyalahkan," kata dia.

 

Sementara itu, salah satu akun Twitter @BossTemlen mendesak agar Polri memberi hukuman kepada Henry Subiakto karena telah menyebar hoax.

 

"Tolong Pak @DivHumas_Polri, kandangin dulu profesor do*** ini @henrysubiakto dah nyebar HOAX, setelah itu kirim ke R***, keknya ybs sedang mengalami ga*** ke***," tulisnya.


Henry Subiakto pun kembali berkomentar menyusul desakan salah satu pemilik akun yang minta Polri bertindak tersebut.

 

"Semakin banyak orang ingin mempidana krn twit td pagi, ini menunjukkan semakin banyak orang tdk paham hukum tapi begitu mudah bersuara keras, ikut2an tanpa paham aturannya. Mk ini mjd penting bagi saya menjelaskan agar orang tdk asal ingin menghukum dg pemahaman yg salah," kata dia.

 

Bukannya reda, pernyataan Henry Subiakto itu justruk makin pedas dikomentar netizen. Mereka menilai Hendy Subiakto lebih baik diam karena sudah beberapa kali melakukan blunder.

 

"Mendingan captionya dirubah Pak Henry. Anak ini tertidur seakan memberitahu pentingnya diam. Anak ini tertidur seakan menghindar dari bacaan2 menyesatkan. Anak ini tertidur dan berharap saat bangun pejabat publik yg tak punya malu belajar moral lagi," tulis pemilik akun @4n991n.

 

"Berhentilah main twitter pak. Sdh brp banyak blunder yg anda lakukan yg justru mendegradasi gelar yg anda punya.

Malu sm keluarga jika tau anda dihujat dan jd bulan²an netizen krn postingan² anda. Anda ingin mendidik masyarakat tp anda sendiri blunder sering sebar hoax," tulis pemilik akun @ak03l. (beritakarya)



 

SANCAnews.id – Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Bidang Hukum RI Henri Subiakto ‘diserang’ sejumlah warganet lantaran ia dituding telah menyebarkan hoax melalui unggahan foto di akun twitternya @henrysubiakto.

 

Henry mengunggah gambar seorang anak perempuan tertidur meringkuk di trotoar dengan gambar seorang perempuan sebagai latarnya. Henry memberikan narasi bahwa anak perempuan tersebut adalah korban perang saudara di Irak yang kehilangan ibunya.

 

Cuitan tersebut pun akhirnya riuh tatkala warganet tahu jika gambar anak yang diunggah Henri bukanlah korban perang, melainkan hanya ilustrasi yang sengaja dibuat oleh seorang fotografer.

 

Akibatnya, dosen Universitas Airlangga (Unair) itu banjir ‘serangan’ warganet hingga trending, bahkan banyak yang mendesak polisi agar segera menangkap Henri ihwal tudingan penyebaran hoax.

 

“Sudah prof. Sudah. Cukup. Semakinngeles, semakin menunjukkan kualitas profesor anda. Kata guru ngaji saya yang bukan seorang Profesor, kalau salah, ya lebih baik minta maaf, janganngeles,” tutur seorang pengguna Twitter @NaylaAzam membalas cuitan Henry.

 

Ini bukan pertama kali Henry membagikan informasi yang salah. Hal tersebut dibahas oleh pengguna Twitter lainnya @meinaret yang kesal karena beberapa kali Henry ketahuan menyebar informasi salah dan tidak meminta maaf.

 

Usai diserang warganet, Henry mengakui salah memberikan narasi tentang foto yang diunggahnya di Twitter.

 

“Saya akui foto itu salah sejarahnya, tapi pesan utuhnya adalah perang akan bawa penderitaan ke banyak orang, maka kita harus jaga negeri ini agar damai, foto hanya ilustrasi. Bagi orang-orang pecinta keributan bukan pesan damainya yang ditangkap, tapi kekeliruan sejarah fotonya yang dianggap pidana,” cuit Henry.

 

Mundur 

Setelah itu, Henry Subiakto mengeluarkan pernyataan bahwa dirinya akan melepas jabatan sebagai Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika yang dijabatnya sejak 2007 tahun depan.

 

“Tahun depan saya memutuskan akan berhenti dari jabatan di pemerintah,” tulis Henry, Jumat (17/12/2021).

 

Setelah lepas dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, Henry akan kembali ke kampus Universitas Airlangga.

 

“Saya rindu sbg orang kampus, yg tdk perlu dibebani dg sebutan pejabat dll,” sebutnya.

 

Henry menegaskan, meski lepas dari Kominfo, dirinya akan terus bersuara. Terutama untuk melawan mereka yang ingin mengacaukan NKRI.

 

“Saya akan lbh bebas suarakan kecintaan saya pd negeri ini, menggadapi mrk yg perilaku dan ucapannya merugikan bangsa besar ini,” pungkasnya. (indopolitika)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.