Latest Post


 

SANCAnews.id – Bripka IS (35), anggota Polres Lahat yang terlibat hubungan asmara dengan IS (20), seorang istri narapidana kasus narkoba, dijatuhi sanksi disiplin berupa hukuman penjara selama 21 hari.

 

Selain itu, Bripka IS juga dihukum dengan penundaan kenaikan pangkat dalam satu periode.

 

Dalam sidang disiplin yang berlangsung di Polda Sumatera Selatan, terungkap bahwa Bripka IS dan IN ternyata memiliki hubungan khusus.

 

Keduanya kemudian melakukan hubungan suami istri hingga IN mengandung anak hasil hubungan gelap mereka. Saat ini, kehamilan memasuki usia dua bulan.

 

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumatera Selatan Kombes Supriadi mengatakan, pebuatan yang dilakukan oleh Bripka IS telah mencoreng nama baik Institusi Kepolisian. Sebab, Bripka IS diketahui saat ini telah memiliki istri dan anak.

 

"Dia punya istri, tapi ada wanita lain. Maka Bripka IS dijatuhi sanksi berupa penempatan dalam tempat khusus selama 21 hari, serta penundaan mengikuti pendidikan selama satu periode dengan masa pengawasan terhitung mulai 13 Desember 2021 sampai 13 Juni 2022. Sanksi itu berlaku mulai hari ini sejak putusan sidang dijatuhkan," kata Supriadi kepada wartawan, Senin (13/12/2021).

 

Supriadi mengatakan, dari seluruh fakta persidangan, majelis sidang etik tidak menemukan adanya unsur pemerkosaan maupun ancaman yang dialami oleh IN. Hubungan gelap antara Bripka IS dan IN didasari atas dasar keinginan bersama.

 

"Jadi terkait kabar beredar yang menyebutkan telah terjadi tindak pemerkosaan atau di bawah paksaan, rasanya itu tidak tepat. Soalnya, antara Bripka IS dan IN memang punya hubungan spesial," ujar Supriadi.

 

Selain itu, Supriadi pun mempersilakan kepada Bripka IS membuat laporan apabila merasa dirugikan atas tuduhan pemerkosaan.

 

"Itu hak dia (Bripka IS) untuk membuat laporan, karena seperti yang kita tahu IN banyak mengungkap kata yang tidak sebenarnya," kata Supriadi. (kompas)



 

SANCAnews.id – Seperti diketahui, kini anak Presiden Joko Widodo alias Jokowi, yakni Kaesang Pangarep, memang tengah cukup disorot dalam dunia perbisnisan.

 

Terlebih, baru-baru ini Kaesang diketahui membeli saham perusahaan makanan beku senilai Rp92,2 miliar.

 

Nah, menanggapi hal tersebut, rupanya ekonom senior Rizal Ramli turut buka suara dan melontarkan tanggapan yang terkesan sinis kepada Kaesang.

 

Ia secara terang-terangan mempertanyakan sumber dana yang dipakai oleh putra Presiden Jokowi tersebut.

 

Apalagi menurutnya, Kaesang Pangarep selama ini hanya dikenal sebagai pebisnis pisang dan martabak saja.

 

Oleh karena itu, ia menilai bahwa uang yang dipakai Kaesang itu tidak mungkin hanya berasal dari bisnisnya semata.

 

Adapun hal tersebut disampaikan Rizal Ramli dalam sebuah tayangan di kanal YouTube Refly Harun, sebagaimana dilansir terkini.id via Pikiranrakyat pada Senin, 13 Desember 2021.

 

Di sana, Rizal Ramli pertama-tama mengungkapkan bahwa keserakahan di tengah pandemi Covid-19 tidak mencerminkan Indonesia.

 

Itu karena jika Indonesia menganut pada filosofi Pancasila dan Undang-Undang Dasar, maka menurutnya seharusnya masyarakat menentang kapitalisme ugal-ugalan.

 

Namun, kata Rizal Ramli, bukan berarti para pendiri Indonesia memilih sistem komunis. Mereka katanya memilih jalan tengah, tetapi menegaskan bahwa fenomena yang terjadi di Pemerintahan Presiden Jokowi ini bukan juga kapitalisme.

 

“Yang terjadi hari ini bukan kapitalisme, kapitalisme itu kompetitif, ada governance, ada transparansi, dan accountability,” tuturnya.

 

“Yang terjadi ini ya bahasa sopannya negara kleptokrasi, jangan di-bahasa-Indonesiakan, nanti jadi masalah.”

 

Sebagai informasi, kleptokrasi adalah yang berasal dari publik/rakyat untuk memperkaya kelompok tertentu atau diri sendiri.

 

Pemerintahan seperti itu umumnya tidak jauh dari praktik-praktik korupsi, kezaliman, dan kriminalisasi.

 

Rizal Ramli lantas menjelaskan bahwa negara kleptokrasi lebih mengerikan daripada sistem kapitalisme.

 

Ia juga menjelaskan bahwa tokoh-tokoh kemerdekaan Republik Indonesia rata-rata memiliki standar etika Eropa.

 

“Orang seperti Bung Hatta, Agus Salim, dan yang lainnya, mereka tidak mau menyalahgunakan kekuasaannya untuk memperkaya diri sendiri,” ujarnya.

 

“Tidak mau memanfaatkan haknya rakyat dan negara untuk keuntungan pribadi, itu standar etika Eropa,” sambungnya lagi.

 

“Mulai Orde Baru makin kacau, tapi hari ini bukan hanya lebih kacau, jadi super kacau.”

 

Dirinya mengakui bahwa dahulu pernah membuat istilah ‘pengpeng’ yang memiliki arti pengusaha sekaligus pejabat.

 

Meskipun kedua profesi itu menurutnya adalah profesi yang mulia, tetapi jika digabungkan akan menjadi kacau.

 

Rizal Ramli pun kemudian melanjutkannya dengan membahas anggaran pandemi Covid-19 pada tahun 2020 yang menurutnya sia-sia.

 

“Selanjutnya adalah, pandemi itu kan masa susah, yang meninggal ratusan ribu orang. Harusnya kan kita kompak kita saling bantu. Pandemi itu mulai ada perbaikan penyelesaiannya pada kuartal pertama tahun 2021 karena strateginya lebih jelas.”

 

Dalam masa susah itu, menurutnya, justru orang-orang di Indonesia ini banyak yang mencari kesempatan.

 

“Rakyat lagi susah, mereka memanfaatkan kekuasaannya untuk memperkaya diri dan kelompoknya, ini udah keterlaluan banget.

 

Meskipun ia engakui tidak menyukai Presiden Jokowi diproses dan diadili secara hukum, tapi untuk saat ini hal itu katanya mesti dilakukan.

 

“Mungkin karena sudah keterlaluan, barangkali kita bikin sejarah baru supaya kapok gitu loh. Pejabat negara itu amanah ya kan, kalo enggak ya gak kapok-kapok,” ungkapnya.

 

“Dulu kita kritik KKN ya kan, Tommy Soeharto, terutama anak-anaknya. Hari ini ada anak kecil beli investasi saham ratusan miliar, duit dari mana? Itu kan duit dari bisnis jualan pisang doang ditambah jualan martabak,” sindirnya menohok, yang diduga kuat ditujukan untuk Kaesang Pangarep, anak Presiden Jokowi.

 

Oleh karena itu, dirinya meminta Presiden Jokowi segera diproses karena menurutnya, permasalahan Indonesia kini sudah sangat kompleks. (*)



 

SANCAnews.id – Hujan deras mengguyur Surabaya disertai angin kencang. Banjir terjadi di sejumlah ruas jalan.

 

Pantauan detikcom di Jalan Ahmad Yani, ada genangan setinggi 5 cm. Kemudian di bawah Jembatan Mayangkara, tepatnya di depan Rumah Sakit Islam (RSI), genangan air juga ada.

 

Dampak dari genangan air di depan RSI, Jalan Ahmad Yani yang menuju Jalan Wonokromo macet total. Baik di jalur cepat maupun di frontage.

 

Selain banjir, juga banyak pohon tumbang di Surabaya. Kepala Dinas DKRTH Anna Fajriatin mengatakan, pohon tumbang salah satunya terjadi di Jalan Kertajaya.

 

"Petugas sudah kita sebar, di utara, barat, timur. Rayon kita banyak jadi yang dekat bantu," kata Anna, Minggu (12/12/2021). **



 

SANCAnews.id – Habib Bahar bin Smith mempertanyakan kemana orang-orang yang kerap mengaku nasionalis dan paling toleran saat ada bencana alam.

 

Hal itu disampaikan oleh Habib Bahar dalam sebuah ceramah di depan jamaah. Cuplikan ceramah itu diunggah oleh sebuah akun Twitter dengan nama @conan_idn.


Dalam ceramahnya, Habib Bahar menyentil orang-orang yang mengaku nasionalis, tapi justru tidak nampak berada di barisan terdepan saat ada bencana.

 

“Itu di tempat-tempat bencana, yang mulutnya ngomong ‘saya ini nasionalis, saya ini NKRI, saya ini toleransi, itu FPI apa? Habib Rizieq itu apa?’ Mana? Kok congornya enggak ada di sana?” kata Bahar bin Smith, dilihat Hops.ID pada Minggu, 12 Desember 2021.


Lebih lanjut, Bahar mengatakan bahwa justru FPI lah yang berada di barisan terdepan saat ada bencana.

 

Katanya, FPI membantu para korban bencana tidak peduli apa suku dan juga agamanya.


“Justru FPI yang berada di barisan terdepan. Untuk apa? Untuk kemanusiaan, membantu bangsa dan rakyat Indonesia, tidak peduli apapun suku dan agamanya. Ini yang nyata, ini yang terjadi,” sambungnya.


Si pengunggah video itu juga menyampaikan hal senada seperti Habib Bahar. Katanya, FPI lah yang justru berada di depan tiap ada bencana, bukan orang-orang yang mengaku paling nasionalis.

 

“Disaat bangsa terkena musibah, dimana mereka yang ngaku paling nasionalis? Dimana mereka yang paling sering mengaku paling toleran? dimana mereka? Tidak terlihat.. Justru FPI yg terdepan peduli atas musibah bangsa,” cuitnya.

 

Kicauan itupun mendapat beragam reaksi dari warganet di jagat Twitter.


“Subhanallah semoga sehat selalu dan tetap dlm lindungan Allah SWT Amiin Allahhumma Amiin. Lanjutkan perjuangan Allahhu Akbar,” kata salah satu netizen.

 

“Orang2 yg ngaku paling NKRI paling toleransi cuma bisanya membuat fitnah hoax dan bikin laporan, mana mau jd relawan tanpa bayaran,” balas yang lainnya.

 

“The real idola,” komentar yang lainnya.

 

Pernyataan Habib Bahar bin Smith itu sendiri tidak jelas disampaikan kapan dan dalam acara apa. (*)





 

SANCAnews.id – Netizen tengah ramai memperbincangkan artis Rachel Vennya yang tidak ditahan karena sopan dalam menjalani sidang. Menurut netizen, Rachel Vennya masih belum sopan dibandingkan Nenek Asyani.

 

Artis Rachel Vennya diputuskan menjalani masa percobaan 8 bulan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tangerang pada Jumat 10 Desember 2021 lalu.

 

Vonis ini mengharuskan Rachel tidak perlu menjalani hukuman penjara. Majelis hakim menilai Rachel Vennya sopan dan kooperatif selama proses hukum, sehingga hanya diberikan hukuman percobaan terkait kasus pelanggaran karantina.

 

“Hal yang meringankan terdakwa mengakui terus terang perbuatannya, terdakwa tidak berbelit-belit dalam memberikan keterangan di persidangan, terdakwa bersikap sopan di persidangan,” kata hakim saat sidang pembacaan putusan di PN Tangerang, Jumat 10 Desember 2021.

 

Melansir terkini.id-jaringan Suara.com, hal yang memberatkan hingga divonis bersalah ialah Rachel Vennya dikenal publik, seharusnya memberikan contoh yang baik.

 

“Terdakwa merupakan public figure yang seharusnya menjadi contoh bagi para pengikutnya atau kepada masyarakat,” kata hakim. Rachel Vennya divonis bersalah dalam kasus pelanggaran karantina sepulangnya dari Amerika Serikat.

 

Apabila selama masa percobaan melakukan tindak pidana, dia dikenakan hukuman penjara empat bulan plus denda Rp50 juta subsider kurungan satu bulan.

 

Vonis serupa dijatuhi kepada kekasih dan manajernya, yakni Salim Nauderer dan Maulida Khairunnisa. Mereka terbukti melanggar Pasal 93 juncto Pasal 9 Ayat 1 UU No. 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.

 

Alasan hakim yang menilai Rachel Vennya sopan banyak ditanggapi netizen di media sosial. Sebagian mengaitkannya dengan peristiwa tentang Nenek Asyani yang divonis 1 tahun penjara karena didakwa mencuri dua kayu jati. Peristiwa tersebut masih berbekas di ingatan banyak masyarakat Indonesia.

 

“Lebih sopan mana dengan nenek Asyani, didakwa mencuri dua kayu jati Perhutani utk dipan tempat tidurnya, membela diri dengan mengatakan itu pohon yg ditanamnya bersama suami sambil bersimpuh di depan hakim, dan tetap dihukum 1 tahun,” tulis akun Aik_arif. (suara)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.