Latest Post


 

SANCAnews.id – Hujan deras mengguyur Surabaya disertai angin kencang. Banjir terjadi di sejumlah ruas jalan.

 

Pantauan detikcom di Jalan Ahmad Yani, ada genangan setinggi 5 cm. Kemudian di bawah Jembatan Mayangkara, tepatnya di depan Rumah Sakit Islam (RSI), genangan air juga ada.

 

Dampak dari genangan air di depan RSI, Jalan Ahmad Yani yang menuju Jalan Wonokromo macet total. Baik di jalur cepat maupun di frontage.

 

Selain banjir, juga banyak pohon tumbang di Surabaya. Kepala Dinas DKRTH Anna Fajriatin mengatakan, pohon tumbang salah satunya terjadi di Jalan Kertajaya.

 

"Petugas sudah kita sebar, di utara, barat, timur. Rayon kita banyak jadi yang dekat bantu," kata Anna, Minggu (12/12/2021). **



 

SANCAnews.id – Habib Bahar bin Smith mempertanyakan kemana orang-orang yang kerap mengaku nasionalis dan paling toleran saat ada bencana alam.

 

Hal itu disampaikan oleh Habib Bahar dalam sebuah ceramah di depan jamaah. Cuplikan ceramah itu diunggah oleh sebuah akun Twitter dengan nama @conan_idn.


Dalam ceramahnya, Habib Bahar menyentil orang-orang yang mengaku nasionalis, tapi justru tidak nampak berada di barisan terdepan saat ada bencana.

 

“Itu di tempat-tempat bencana, yang mulutnya ngomong ‘saya ini nasionalis, saya ini NKRI, saya ini toleransi, itu FPI apa? Habib Rizieq itu apa?’ Mana? Kok congornya enggak ada di sana?” kata Bahar bin Smith, dilihat Hops.ID pada Minggu, 12 Desember 2021.


Lebih lanjut, Bahar mengatakan bahwa justru FPI lah yang berada di barisan terdepan saat ada bencana.

 

Katanya, FPI membantu para korban bencana tidak peduli apa suku dan juga agamanya.


“Justru FPI yang berada di barisan terdepan. Untuk apa? Untuk kemanusiaan, membantu bangsa dan rakyat Indonesia, tidak peduli apapun suku dan agamanya. Ini yang nyata, ini yang terjadi,” sambungnya.


Si pengunggah video itu juga menyampaikan hal senada seperti Habib Bahar. Katanya, FPI lah yang justru berada di depan tiap ada bencana, bukan orang-orang yang mengaku paling nasionalis.

 

“Disaat bangsa terkena musibah, dimana mereka yang ngaku paling nasionalis? Dimana mereka yang paling sering mengaku paling toleran? dimana mereka? Tidak terlihat.. Justru FPI yg terdepan peduli atas musibah bangsa,” cuitnya.

 

Kicauan itupun mendapat beragam reaksi dari warganet di jagat Twitter.


“Subhanallah semoga sehat selalu dan tetap dlm lindungan Allah SWT Amiin Allahhumma Amiin. Lanjutkan perjuangan Allahhu Akbar,” kata salah satu netizen.

 

“Orang2 yg ngaku paling NKRI paling toleransi cuma bisanya membuat fitnah hoax dan bikin laporan, mana mau jd relawan tanpa bayaran,” balas yang lainnya.

 

“The real idola,” komentar yang lainnya.

 

Pernyataan Habib Bahar bin Smith itu sendiri tidak jelas disampaikan kapan dan dalam acara apa. (*)





 

SANCAnews.id – Netizen tengah ramai memperbincangkan artis Rachel Vennya yang tidak ditahan karena sopan dalam menjalani sidang. Menurut netizen, Rachel Vennya masih belum sopan dibandingkan Nenek Asyani.

 

Artis Rachel Vennya diputuskan menjalani masa percobaan 8 bulan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tangerang pada Jumat 10 Desember 2021 lalu.

 

Vonis ini mengharuskan Rachel tidak perlu menjalani hukuman penjara. Majelis hakim menilai Rachel Vennya sopan dan kooperatif selama proses hukum, sehingga hanya diberikan hukuman percobaan terkait kasus pelanggaran karantina.

 

“Hal yang meringankan terdakwa mengakui terus terang perbuatannya, terdakwa tidak berbelit-belit dalam memberikan keterangan di persidangan, terdakwa bersikap sopan di persidangan,” kata hakim saat sidang pembacaan putusan di PN Tangerang, Jumat 10 Desember 2021.

 

Melansir terkini.id-jaringan Suara.com, hal yang memberatkan hingga divonis bersalah ialah Rachel Vennya dikenal publik, seharusnya memberikan contoh yang baik.

 

“Terdakwa merupakan public figure yang seharusnya menjadi contoh bagi para pengikutnya atau kepada masyarakat,” kata hakim. Rachel Vennya divonis bersalah dalam kasus pelanggaran karantina sepulangnya dari Amerika Serikat.

 

Apabila selama masa percobaan melakukan tindak pidana, dia dikenakan hukuman penjara empat bulan plus denda Rp50 juta subsider kurungan satu bulan.

 

Vonis serupa dijatuhi kepada kekasih dan manajernya, yakni Salim Nauderer dan Maulida Khairunnisa. Mereka terbukti melanggar Pasal 93 juncto Pasal 9 Ayat 1 UU No. 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.

 

Alasan hakim yang menilai Rachel Vennya sopan banyak ditanggapi netizen di media sosial. Sebagian mengaitkannya dengan peristiwa tentang Nenek Asyani yang divonis 1 tahun penjara karena didakwa mencuri dua kayu jati. Peristiwa tersebut masih berbekas di ingatan banyak masyarakat Indonesia.

 

“Lebih sopan mana dengan nenek Asyani, didakwa mencuri dua kayu jati Perhutani utk dipan tempat tidurnya, membela diri dengan mengatakan itu pohon yg ditanamnya bersama suami sambil bersimpuh di depan hakim, dan tetap dihukum 1 tahun,” tulis akun Aik_arif. (suara)



 

SANCAnews.id – Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan persatuan menjadi hal mutlak bagi masa depan Indonesia. Hal tersebut dia ungkapkan saat menerima kunjungan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Dudung Abdurachman di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu (11/12).

 

Haedar bersama Dudung membahas pentingnya persatuan nasional dengan cara merawat kebhinekaan yang ada, sekaligus menjunjung tinggi prinsip musyawarah, kolektivitas dan gotong royong.

 

"Persatuan menjadi hal yang mutlak bagi masa depan Indonesia. Jangan sampai bangsa Indonesia pecah karena perbedaan-perbedaan yang tidak bisa kita dialogkan, tidak bisa kita cari titik temunya dan tentu karena perbedaan-perbedaan yang membuat kita makin menjauh satu sama lain," kata Haedar.

 

Haedar mengatakan bahwa silaturahmi dilakukan sebagaimana umumnya dengan para elemen bangsa, untuk meningkatkan jaringan kerja sama dan komunikasi dalam satu bingkai keluarga besar bangsa Indonesia.

 

"Muhammadiyah dengan TNI selalu menjalin hubungan yang baik sebagaimana dengan Polri/ dan institusi pemerintah, karena punya sejarah yang panjang di mana Jenderal Sudirman sebagai kader dan tokoh Muhammadiyah menjadi bapak TNI pertama, dan menjadi tokoh sentral dalam TNI sehingga nilai-nilai keprajuritan, perjuangan dan kepahlawanan melekat dalam Muhammadiyah," tutur Haedar.

 

Haedar mengungkapkan ada kesamaan pandangan antara Muhammadiyah dan TNI. Kesamaan pandangan bahwa kehidupan kebangsaan harus berpijak pada tiga nilai yaitu Pancasila, agama dan kebudayaan luhur bangsa.

 

Sementara itu, sambung Haedar, unsur Kebudayaan luhur bangsa telah membentuk identitas nasional seperti sifat kebersamaan, gotong royong dan keramahan bangsa Indonesia yang menjadi patokan dalam bersentuhan dengan kebudayaan asing.

 

"Sehingga kita bisa belajar dari kebudayaan lain baik di Timur Tengah, di Asia, di Barat, tetapi semuanya juga harus tetap kita seleksi mana yang baik dan mana yang tidak pas dengan kebudayaan luhur bangsa. Nilai-nilai yang tidak sejalan dengan kebudayaan luhur bangsa, tentu jangan menjadi pola hidup bangsa Indonesia," sambungnya.

 

Dengan berpegang pada nilai agama, Pancasila dan nilai luhur kebudayaan bangsa, Haedar yakin Indonesia bisa menjadi bangsa dan negara yang berkepribadian luhur. (mdk)



 

SANCAnews.id – Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia (MAKI) mengomentari pernyataan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri yang mengaku kekurangan personel di lembaganya. Koordinator MAKI Boyamin Saiman menilai pernyataan Firli tersebut kontradiktif.

 

Pasalnya, Firli justru memecat 57 pegawai melalui metode tes wawasan kebangsaan (TWK), yang menurut Boyamin, ke-57 pegawai KPK itu memiliki rekam jejak mumpuni dalam pemberantasan korupsi.

 

"Ditambah 57 teruji malah ditendang dengan TWK," kata Boyamin kepada Tribunnews.com, Sabtu (11/12/2021).

 

Seperti diketahui, di hadapan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam puncak peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2021, Firli Bahuri mengungkapkan KPK kekurangan orang.

 

"KPK tentu sangat menyadari atas keterbatasannya, hanya 1602 sumber daya manusia yang ada di KPK," ucap Firli di Gedung Juang KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (9/12/2021).

 

Firli mengatakan KPK bukan hanya kekurangan personel. KPK juga kekurangan markas karena Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 hanya membolehkan KPK ada di Ibu Kota.

 

"Sehingga kami tidak bisa mengembangkan diri untuk pembentukan KPK-KPK perwakilan di provinsi," kata Firli.

 

Meski kekurangan personel dan markas, KPK tidak mau menyerah. Firli menegakan pihaknya akan terus menindak pelaku korupsi di luar Jakarta untuk membersihkan Indonesia dari sikap koruptif.

 

"Tetapi kami mengambil sikap boleh saja kami hanya terbatas di Jakarta tetapi aktivitas di KPK tidak boleh hanya ada di Jakarta," ujar Firli.

 

Hakordia 2021 dimanfaatkan KPK untuk menyebar pesan antikorupsi di seluruh wilayah di Indonesia. Lembaga antikorupsi menggelar acara ini di lima daerah demi menutup kekurangannya selama ini.

 

"Karena itu Hakordia tahun 2021 kita sebar di lima wilayah provinsi pertama di daerah Sulawesi Tenggara, yang kedua kita laksanakan kegiatan di Banjarmasin yang ketiga kita laksanakan di daerah Pekanbaru, yang keempat kita laksanakan di Nusa Tenggara Timur, dan hari ini adalah puncak Hakordia," kata Firli. (**)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.