Latest Post



 

SANCAnews.id – Bebasnya selebgram Rachel Vennya dari jeratan penjara dalam kasus kabur dari karantina dianggap tidak adil jika dibandingkan dengan kasus yang menimpa Habib Rizieq Shihab.

 

Ketua Umum (Ketum) Persaudaraan Alumni (PA) 212, Ustaz Slamet Maarif bahkan angkat bicara atas keputusan hakim untuk Rachel Vennya tersebut.

 

Menurutnya, Rachel Vennya yang hanya menjalani masa percobaan dianggap sebuah keputusan yang tidak adil.

 

Apalagi, Rachel Vennya terbukti bersalah karena kabur dari karantina yang merupakan kewajiban bagi orang dari luar negeri saat masuk ke tanah air. Tujuan dari kewajiban karantina itu sendiri adalah menyangkut keselamatan rakyat Indonesia agar sebaran virus Covid-19 bisa dikendalikan.

 

"Itulah hukum saat ini di negeri ini (tidak adil)," ujar Slamet kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (12/12).

 

Namun demikian, Slamet mengaku sudah tidak heran lagi dengan ketidakadilan perlakuan hukum yang terjadi saat ini.

 

"Terus harus bilang wow gitu? Ha ha ha," pungkas Slamet. *



 

SANCAnews.id – Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Dwi Agustian mengatakan penurunan kasus Covid-19 sat ini boleh jadi bukan hanya karena vaksinasi, tapi kombinasi dengan gelombang kedua. Sejauh ini cakupan vaksinasi Covid-19 di Indonesia belum mencapai 70 persen sebagai ambang batas teori kekebalan komunitas.

 

“Sehingga saya punya hipotesis yang belum teruji bahwa ini kemungkinan dihasilkan oleh gelombang besar populasi masyarakat yang terinfeksi lalu memiliki ketahanan varian Delta,” katanya dalam Satu Jam Berbincang Ilmu yang digelar daring oleh Dewan Profesor Universitas Padjadjaran, Sabtu sore, 11 Desember 2021.

 

Gelombang kedua kasus Covid-19 di Indonesia ditandai oleh lonjakan kasus harian sebanyak 56.757 orang pada 15 Juli 2021. Sebelum lonjakan itu, kata Dwi, pada Januari dimulai vaksinasi Covid-19 dan temuan varian Delta pada 3 Mei sebelum Hari Raya Idul Fitri.

 

Dari informasi yang diperolehnya, kasus Covid-19 pada Juli-Agustus 2021 disebabkan oleh virus yang tidak bervariasi. “Semua didominasi oleh varian Delta,” kata dosen dengan keahlian epidemiologi spasial itu. Tren kasus baru hariannya kemudian sangat jauh berkurang per 16 November lalu. 

 

Menurut Dwi, Indonesia tidak bisa mencegat masuknya varian Delta di bandara dengan aturan karantina selama 3 hari bagi orang yang tiba dari luar negeri. “Sehingga kita kecolongan dapat varian Delta,” kata ahli ilmu kesehatan masyarakat itu. Selain itu ada masalah pada sistem kesehatan sehingga banyak kasus Covid-19 yang tidak terlaporkan.

 

Tantangannya sekarang adalah dengan varian Omicron. Sejauh ini, Dwi mengatakan, dilaporkan belum ada temuan di Indonesia dari hasil pemeriksaan sampel yang ada. Sementara varian baru Covid-19 itu sudah ditemukan di Singapura. “Mampukah pemerintah Indonesia menjaga perbatasan dari varian baru ini,” katanya.

 

Kusnandi Rusmil, Guru Besar Unpad bidang kedokteran anak, yang ikut dalam diskusi, mengatakan bahwa beberapa orang menanyakan kenapa sekarang tidak ada lonjakan kasus ketiga. “Apakah karena herd immunity atau kebanyakan kita sudah tertular tanpa gejala jadi punya kekebalan,” katanya. Untuk menemukan jawabannya, muncul usulan riset pada kalangan sivitas akademika Unpad.

 

Dwi Agustian mengatakan, jumlah mahasiswa Unpad sekitar 30-40 ribu orang dan tersebar di berbagai daerah. Dari sampel populasi itu bisa dilihat kondisi kekebalan tubuh terhadap Covid-19 lewat pengambilan darah untuk diperiksa. “Itu data untuk menjawab pertanyaan,” kata Ketua Satuan Tugas Covid-19 Unpad itu. (tempo)



 

SANCAnews.id – Sebuah piagam penghargaan berukuran jumbo dipersembahkan khusus oleh tokoh Tionghoa, Lieus Sungkharisma untuk ulama Habib Rizieq Shihab.

 

Dalam video yang dibagikan kepada redaksi, tampak piagam penghargaan tersebut terpampang di kantor Lieus Singkharisma.

 

"Penghargaan. Dipersembahkan kepada Habib Muhammad Rizieq Shihab atas perjuangannya dalam menggalang persatuan umat demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," demikian isi tulisan dalam piagam yang mengatasnamakan masyarakat peduli NKRI seperti dikutip redaksi, Sabtu (11/12).

 

Tak hanya berukuran jumbo dan berlatar warna merah putih, piagam tersebut juga turut dibubuhi tanda tangan sejumlah tokoh dan aktivis.

 

Beberapa tokoh yang turut membubuhkan tanda tangannya adalah begawan ekonomi Rizal Ramli; pakar hukum tata negara, Refly Harun, Aktivis Natalius Pigai.

 

Momen penandatanganan piagam tersebut juga diabadikan dalam video Lieus Sungkharisma. Penandatanganan dimulai dengan Refly Harun, menyusul kemudian Natalius Pigai dan RR, sapaan Rizal Ramli. (rmol)





SANCAnews.id – Sebuah video viral di media sosial, dalam video tersebut terlihat seorang pria memasang bendera bergambar Habib Rizieq Shihab di atas pohon di kaki gunung Semeru yang baru saja alami erupsi.

 

Salah satu yang ikut memviralkan adalah akun Twitter @BalvyHaddad. Dia menyebut pemasangan banner itu di kaki gunung Semeru.

 

“Pemasangan bendera IB-HRS di kaki gunung Semeru.ALLAHUAKBA..ALLAHUAKBAR. Terima kasih Habib Rizieq yang telah menjadikan FPI Ormas Islam sebagai pendukung terdepan umat dan korban bencana,” tulisnya dikutip Sabtu (11/12/2021).

 

Video berdurasi 2 menit itu, terlihat seorang pria memasang bendera tersebut di atas pohon. Dia memanjat pohon tersebut hingga di ujungnya pohon dan mengikat bendera Habib Rizieq itu.

 

Beberapa rekan yang melihat dari jauh, sambil berteriak pekikan takbir.  Belum diketahui waktu pengambilannya video itu. Namun mendapat cukup perhatian dari pengguna media sosial.

 

Aktivis Nicho Silalahi ikut mengomentari video tersebut sabil menyindir Dudung Abdurrachman yang dia sebut sebagai Jenderal baliho.

 

“Jangan kasih tau Jendral Baliho malah mendidih pula darahnya lihat ini, cukup kita aja yang tau ada pengibaran bendera yang bergambar IBHRS. Aku khawatir Jendral Baliho Bentuk Pasukan Khusus Penurun Bendera Dengan Panser,” tulis Nicho Silalahi.



Beberapa jam kemudian beredar lagi video yang memperlihatkan pohon tempat bendera HRS dipasang telah ditebang.

 

Diduga ada pihak tertentu yang tidak suka dengan hal itu sehingga menebang pohon tersebut.



Diketahui, FPI Kota dan Kabupaten Malang ikut serta membantu warga korban erupsi Gunung Semeru pada Sabtu akhir pekan lalu. Mereka di lokasi ikut posko bantuan.

 

Selain membantu warga sana untuk mencari para korban, anggota FPI juga memberikan bantuan berupa makanan dan pakaian.

 

Kuasa hukum Habib Rizieq Shihab, Azis Yanuar mengatakan, meskipun FPI berubah nama setelah dibubarkan oleh pemerintahan Joko Widodo, aksi kemanusiaan FPI yang tertanam pada diri anggota FPI masih tetap ada. (glc)



 

SANCAnews.id – Akses jalan dari Bandara Interasional Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), menuju Sirkuit Mandalika dibongkar warga. Warga membongkar jalan yang berada di ruas Awang-Kuta Lombok Tengah.

 

Pakar Telematika, Roy Suryo, menemukan informasi kejadian ini yang dilatarbelakangi kekecewaan warga setempat atas pembangunan infrastruktur jalan diduga tak melalui Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

 

Pasalnya dia mengatakan, warga terpaksa membongkar jalan tersebut lantaran terdampak karena rumahnya kebanjiran saat hujan menerjang.

 

Menurut Roy Suryo, seharusnya seluruh infrastruktur yang terkait dengan sirkuit Mandalika dijaga, mengingat baru saja dipakai untuk ajang penutupan World Super Bike (WSBK) dan rencannya akan dipakai untuk gelaran olahraga internasional lainnya.

 

"(Seharusnya) jangan sampai ada kejadian konyol gara-gara Kontruksi abal-abal," ujar Roy Suryo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu malam (11/12).

 

Terkait kejadian pembongkaran jalan tersebut, Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) NTB, Reiza Setiawan, memastikan akses jalan yang memakan biaya hingga Rp 814 miliar tersebut memang membanjiri pemukima warga.

 

Dia mengatakan, air hujan terus mengalir ke pemukiman warga sekitar hingga menyebabkan banjir. Sehingga warga berinisiatif membongkar jalan tersebut hingga membentuk lobang yang cukup dalam. (*)

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.