Latest Post


 

SANCAnews.id – Memperingati hari Hak Asasi Manusia (HAM) Dunia yang jatuh setiap 10 Desember, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara menggelar aksi damai di Mapolda Sumatera Selatan.

 

Koordinator Pusat BEM Nusantara, Dimas Prayoga mengatakan, belakangan penegakan hukum terhadap beberapa kasus kekerasan dan pelanggaran HAM masih belum menemui titik terang.

 

"Aksi peringatan hari HAM Internasional kali ini kami lakukan di depan Mapolda Sumatera Selatan, mengingat ada beberapa kasus kekerasan dan pelanggaran HAM yang masih mengalami ketidakjelasan nasib," ujar Dimas dalam keterangannya, Sabtu (11/12).

 

Pada aksi damai itu, dikatakan Dimas, BEM Nusantara membawa lima tuntutan untuk menagih pertanggungjawaban dan penyelesaian dari persoalan pelangaran HAM yang sudah terjadi.

 

"Maka dari itu mari sama-sama kita suarakan dan meminta pertanggungjawaban negara atas kasus-kasus yang terjadi," katanya.

 

Sementara itu, Koordinator Daerah BEM Nusantara Sumatera Selatan, Reja Anggara, menyoroti salah satu kasus pelecehan seksual yang dilakukan dosen di Universitas Sriwijaya.

 

Reja berharap aksi yang digelar BEM Nusantar juga menjadi pesan kepada pemangku kebijakan untuk mencegah kasus serupa terjadi lagi.

 

"Harapannya dengan adanya aksi ini akan menjadi catatan kawan-kawan BEM se-Indonesia untuk mengawasi serta mengantisipasi terjadinya pelecehan seksual terhadap perempuan, terkhusus di ruang lingkup civitas akademika," kata Reja.

 

Adapun lima tuntutan di hari HAM sedunia adalah, BEM Nusantara menuntut pertanggungjawaban Negara dalam Hal penuntasan seluruh kasus Pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia.

 

BEM Nusantara mendesak Presiden Jokowidodo untuk menepati janji kampanyenya dalam penuntasan kasus Pelanggaran HAM di Indonesia. Lalu, BEM Nusantara menuntut keadilan yang seadil adilnya untuk seluruh korban kekerasan dan pelanggaran HAM di Indonesia

 

Berikutnya, BEM Nusantara meminta para pelaku pelanggaran HAM untuk segera diadili sesuai dengan aturan dan undang-undang yang berlaku.

 

Serta terakhir BEM Nusantara mendesak Kepolisian Daerah Sumatera Selatan untuk segera melakukan proses hukum terhadap oknum pelaku kekerasa seksual yang terjadi di Universitas Sriwijaya Palembang. (rmol)




SANCAnews.id – Kongres Pemuda Indonesia melaporkan Novel Baswedan dan 43 eks pegawai KPK lainnya yang telah diangkat menjadi ASN Polri ke Komnas HAM.

 

Mereka membandingkan Novel dkk bisa menjadi ASN meski tak lolos TWK, sementara guru honorer Sugianti yang lolos CPNS belum ada kejelasan. Komnas HAM mengatakan akan mendalami masalah yang dihadapi Sugianti.

 

"Terkait masalah Bu Sugianti kami dalami," kata komisioner Komnas HAM Choirul Anam saat dihubungi, Sabtu (11/12/2021).

 

Anam menuturkan pihaknya sejak awal mengikuti perkembangan kasus TWK KPK dan telah menyerahkan rekomendasi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia mengatakan rekomendasi juga telah ditindaklanjuti Jokowi dengan mengangkat Novel dkk menjadi ASN Polri.

 

"Komnas HAM mengikuti apa yang telah dilakukan untuk kasus TWK dan telah menyerahkan rekomendasi tersebut ke Presiden. Dan saat ini rekomendasi tersebut telah ada tindak lantut dengan Novel cs menjadi ASN Polri," ujarnya.

 

Seperti diketahui, aduan itu diajukan Kongres Pemuda Indonesia ke Komnas HAM pada Jumat (10/12) kemarin. Mereka meminta keadilan yang sama juga diterapkan kepada guru honorer bernama Sugianti yang lolos CPNS namun belum ada kejelasan.

 

"Kita hadir untuk meminta keadilan jangan dibeda-bedakan 44 eks pegawai KPK yang diterima menjadi ASN Polri dengan seorang guru honorer yang telah lolos menjadi pegawai negeri sipil dan telah menang di putusan MA terkait pengangkatan beliau sebagai PNS," kata Presiden Kongres Pemuda Indonesia, Pitra Romadoni Nasution

 

"Akan tetapi sampai saat ini juga tidak kunjung juga diangkat sebagai ASN. Untuk itu kita hari ini menyatakan keberatan kenapa yang bersangkutan bisa menjadi ASN padahal Ibu Sugianti mengabdi sudah puluhan tahun menjadi guru," lanjutnya.

 

Pitra yang merupakan kuasa hukum Sugianti itu mengatakan pihaknya juga melaporkan Badan Kepegawaian Negara (BKN) RI dan KemenPAN-RB. Sebab nomor induk kepegawaian (NIK) Sugianti tak kunjung dikeluarkan.

 

Pitra menyampaikan putusan penetapan Sugianti menjadi ASN sudah inkrah di Mahkamah Agung (MA) dan dijalankan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun, kata Pitra, BKN RI tidak menjalankan putusan tersebut.

 

Pitra meminta agar Novel Baswedan dkk dipanggil ke Komnas HAM untuk menjelaskan bagaimana cara menjadi ASN Polri meski tak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK). Dia ingin keadilan yang sama juga diterapkan kepada Sugianti. (dtk)



SANCAnews.id – Seperti diketahui, belakangan ini publik cukup dihebohkan dengan persoalan sumur resapan besutan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang disebut memakan ‘korban’.

 

Apalagi terbaru, perhatian publik tersita dengan kabar soal terperosoknya mobil milik Ketua DPP PSI, Isyana Bagoes Oka, di sumur resapan.

 

Sontak saja kejadian tersebut memicu banyaknya kritik kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang dinilai telah gagal membuat sumur resapan.

 

Beberapa pihak pun tampak mengomentari dan memberi tanggapan. Salah satunya pengamat politik RG alias Rocky Gerung.

 

Namun, dalam ocehannya, Rocky justru mengambil kesempatan untuk menyindir soal mobil Esemka yang sebelumnya dibangga-banggakan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

 

Ia melontarkan sindiran yang mana menurutnya yang salah dalam kejadian tersebut adalah mobil Isyana sendiri.

 

Seharusnya, kata Rocky Gerung, mobil yang digunakan agar tak terperosok ke dalam sumur resapan adalah mobil Esemka.

 

“Yang salah itu mobilnya, karena terlalu berat, makanya dia jeblos,” ungkap Rocky Gerung di kanal YouTube pribadinya, dikutip terkini.id pada Jumat, 10 Desember 2021.

 

“Mestinya pake Esemka. Kalau Esemka, dia ngambang, enggak bakal kejeblos.”

 

Lebih lanjut, pria yang juga seorang filsuf itu menduga bahwa mungkin saja sebelum insiden tersebut terjadi, sumur resapan yang baru selesai dan masih basah itu memang sudah diincar.

 

Menurutnya, tak menutup kemungkinan ada pihak yang sengaja melewati sumur resapan yang sebelumnya sudah diketahui masih basah.

 

“Dan kelihatannya memang mungkin dua hari sebelumnya sudah ada yang incar ke situ, ‘coba cari sumur resapan yang masih basah, nanti akan dikirim mobil oleh seseorang’.”

 

Ia lantas menyinggung soal adanya upaya untuk saling mencari kelemahan antara satu pihak dengan pihak lainnya.

 

Terlebih, mobil yang terperosok ke dalam sumur resapan itu adalah mobil milik PSI yang katanya sangat vokal mengkritik kebijakan Anies Baswedan.

 

“Jadi terlihat upaya untuk saling mengintip kelemahan, padahal sebetulnya kelemahan itu diperlihatkan di dalam kebijakan. Kalau mobil PSI ada di situ, itu artinya memang ada drone beredar di situ untuk memantau perkembangan pembangunan sumur resapan,” tandas Rocky Gerung. (terkini)




SANCAnews.id – Salah satu warga yang terdampak bencana alama erupsi Gunung Semeru mengucapkan terimakasih kepada Habib Rizieq Shihab (HRS) dan Front Persaudaraan Islam (FPI) atas bantuan yang diberikan.

 

Hal tersebut diungkapkan oleh seorang penduduk Desa Supiturang, Dusun Sumbersari, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur bernama Ahamad Maliki.

 

Di hadapan sejumlah warga lainnya, Ahmad pun mendoakan agar Habib Rizieq Shihab segera dibebaskan dari penjara tanpa syarat apapun.

 

“Saya atas nama Ahmad Maliki termasuk masyarakat penduduk Desa Supiturang, Dusun Sumbersari, saya merasa banyak-banyak terimakasih kepada FPI, termasuk sumbangan dari Habib Rizieq Shihab. Saya banyak terimakasih, semoga Habib Rizieq Shihab dibebaskan tanpa syaratan apapun,” kata Ahmad dikutip Hops.id dari saluran YouTube Amazing Pasuruan pada Jumat, 10 Desember 2021.

 

Lebih lanjut Ahmad juga berharap agar anak-anak dan keturunannya kelak bisa meneruskan perjuangan dari Habib Rizieq Shihab.

 

“Semoga perjuangan beliau akan diteruskan oleh anak, cucu-cucu kita semua. Maka kita alhamdulillah dengan adanya sumbangan dari Habib Rizieq Sihab, FPI, dan juga dari masyarakat, kami banyak-banyak terimakasih atas donasinya dari segi sembako dan kebutuhan yang lain-lain,” ujar Ahmad.

 

“Saya sebagai manusia biasa, cuma Allah yang bisa gantikan kebaikan ini semua melalui kekuatannya. Terimakasih, waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, takbir, allahu akbar!,” imbuhnya.

 

Aksi tulus FPI untuk bencana Semeru, komando HRS penuh cinta kasih

Sebagaimana diketahui sebelumnya, Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun membeberkan sejumlah aksi dari Front Persaudaraan Islam (FPI) yang jarang jadi sorotan publik, khususnya aksi nyata membantu korban bencana alam yang baru-baru ini terjadi, erupsi Gunung Semeru.

 

Refly mengatakan, FPI merupakan ormas yang tanggap dalam dan simpati terhadap aksi kemanusiaan. Bahkan ketika ormas lain masih berwacana untuk membantu korban bencana erupsi Gunung Semeru, FPI sudah hadir terlebih dahulu membantu para korban.

 

“Lagi-lagi FPI adalah organisasi yang mau bersusah-susah hadiri duluan di tempat bencana. Ketika organisasi lain baru berwacana, mereka sudah ada di tempat bencana,” ujar Refly dalam saluran YouTube miliknya, dikutip Hops.id pada Selasa, 7 Desember 2021.

 

“Jadi mudah-mudahan sekali lagi ini membuktikan FPI bukanlah organisasi yang tidak bisa diajak untuk bermusyawarah bermufakat, termasuk juga membantu korban-korban bencana alam dan kemanusiaan seperti ini,” sambungnya.


Berikut pesan Habib Rizieq soal aksi kemanusiaan:

 

Surat IB-HRS untuk laskar kemanusiaan FPI

 

Kepada segenap saudaraku Laskar Kemanusiaan FPI tercinta.

 

Ingatlah, walau kita dizalimi, difitnah, dicaci-maki, dimusuhi, dikejar, dianiaya, disiksa, diusir, dipenjara hingga dibunuh, tapi jangan sekali-kali duka dan penderitaan kita membunuh rasa kemanusiaan kita.

 

Suka duka akan selalu silih berganti menjadi bagian dari kehidupan kita. Rasa kemanusiaan harus selalu dipupuk agar tumbuh subur dalam sanubari kita baik saat suka maupun duka.

 

Tetaplah semangat berdiri bangkit di setiap medan musibah, bantulah semua manusia yang terkena musibah, tanpa memandangan agama, budaya, suku, ras, ormas, partai dan golongan.

 

Hiburlah semua manusia di medan musibah walau hanya dengan sebuah senyuman atau tatapan cinta, tukarlah duka mereka dengan suka, bangkitkan kembali harapan dan optimisme mereka, untuk meraih bahagia setelah derita.

 

Yakinlah bahwa janji Allah SWT Maha Besar, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sehingga setelah derita akan ada bahagia. **



 

SANCAnews.id – Ekonom senior, Rizal Ramli (RR) menceritakan pengalaman pribadinya saat ia menemui ratusan jenderal untuk melengserkan Presiden RI yang kala itu dijabat oleh HM Soeharto.

 

Menurut Rizal Ramli, ketika itu sekitar akhir tahun 1997 tepatnya bulan Oktober ia sempat diundang para jenderal TNI yang kala itu masih bernama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

 

Acara tersebut, kata RR, diselenggarakan di Sekolah Staf Komando Bagian Gabungan (Sekogab), Bandung dan dihadiri oleh sekitar 200 jenderal dan kolonel.

 

Hal itu diceritakan Rizal Ramli saat berbincang di kanal YouTube Refly Harun, seperti dilihat pada Jumat 10 Desember 2021.

 

“Pada bulan Oktober 97, saya diundang untuk bicara di Sekogab di Bandung. Pada waktu itu Letnan Jenderal Ari Kumaat kepalanya. Ada 200 jenderal dan kolonel yang hadir,” ujar RR.

 

Ketika itu, lanjut Rizal, acara diawali dengan pernyataan dari Jenderal Sayudiman yang dengan tegas bahwa ABRI tetap mendukung kepemimpinan Soeharto meskipun dilanda krisis ekonomi.

 

“Pada waktu itu yang bicara pertama Jenderal Sayudiman, dia bilang waktu itu Oktober 97 Indonesia saat krisis, dia waktu itu bilang ‘tidak ada pilihan bagi ABRI, kecuali dukung Presiden Soeharto all out’,” cerita Rizal Ramli.

 

Akan tetapi, saat giliran RR berbicara ia dengan lantang mengungkapkan pendapat yang berlawanan dengan Jenderal Sayudiman.

 

Rizal Ramli saat itu berpandangan, ibarat sebuah bola kaca Indonesia sudah dalam keadaan retak sehingga apabila ada yang menendang sedikit maka Soeharto dipastikan bisa lengser.

 

“Proses giliran saya, saya bilang kalau 180 derajat berbeda dengan Jenderal Sayudiman. Saya ibaratkan waktu itu Indonesia sebagai bola kaca yang sudah retak. Kemudian teman-teman pro demokrasi ngomong di hadapan tentara kalau sudah tidak sabar, 32 tahun Soeharto berkuasa,” ungkap RR.

 

Mengutip Hops.id, sontak pendapat Rizal Ramli itu membuat para petinggi TNI yang hadir di acara tersebut terkejut dengan keberaniannya.

 

“Waktu break makan siang, saya suruh staf saya si Tri untuk keliling ke meja makan satu per satu untuk menanyakan ke para jenderal dan kolonel yang hadir soal pernyataan Rizal Ramli. Mereka bilang bahwa Pak Ramli gila, ini kan Soeharto masih berkuasa, kok dia bisa ngomong begitu di kandang singa,” tuturnya.

 

Kendati demikian, menurut Rizal Ramli, para jenderal TNI di acara itu sepakat bahwa Presiden Soeharto memang sudah keterlaluan.

 

“Tapi apa yang diomongin Pak Ramli benar, Soeharto sudah keterlaluan, ini kata-kata jenderal lho ya,” ujarnya. (terkini)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.