Ketua PA 212 Minta Jenderal Dudung: Jangan Cari Panggung yang Dapat Memecah Belah TNI dan Umat
SANCAnews.id – Ketua umum Persaudaraan Alumni 212 Slamet
Maarif meminta Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman
fokus menjalankan tugasnya. Dia meminta, Dudung tak perlu terlalu sering
berbicara agama di ruang publik.
Hal ini disampaikan Slamet menanggapi pernyataan Dudung yang
meminta agar jangan terlalu dalam belajar agama karena bisa mengarah pada
penyimpangan.
"Pak Dudung kembali lah fokus pada tupoksi nya saja," kata Slamet ketika dikonfirmasi Populis.id, Senin (6/12/2021).
Menurut Slamet, Dudung sekarang ini punya banyak pekerjaan
besar yang mesti dituntaskan, salah satunya soal Kelompok Kriminal Bersenjata
Papua (KKB).
"Banyak PR besar di TNI yang harus diselesaikan,"
ucapnya.
Lebih jauh Slamet menilai pernyataan kontroversial Dudung
yang dilontarkan sekarang ini hanya untuk mencari sensasi saja. Dia meminta
Dudung berhenti melakukan itu, lantaran bisa memecah belah TNI dengan rakyat.
"Nggak usah cari panggung dengan hal-hal yang dapat
memecah belah TNI dan umat," pintahnya.
Terpisah, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat
(Kadispenad), Brigadir Jenderal (Brigjen) Tatang Subarna meluruskan pernyataan
Dudung.
Tatang mengaku maksud Dudung dalam pernyataan itu, adalah
meminta orang belajar agama dengan bimbingan ahli agama, sebab belajar sendiri
kata dia isa membuat orang menyimpang karena salah tafsir.
"Maksud KSAD, mempelajari agama terlalu dalam akan
terjadi penyimpangan, apabila tanpa guru,” kata Tatang di Jakarta Senin
(6/12/2021).
Tatang melanjutkan, saat ini banyak masyarakat yang
mempelajari agama tanpa adanya pendampingan dari ahli agama sehingga mudah
terpedaya dengan oknum yang menafsirkan agama tidak sesuai dengan ajaran
Rosululloh.
“Dengan belajar agama sendiri, apalagi secara mendalam tanpa
guru, cenderung akan mudah terpengaruh. Pada akhirnya justru akan dapat
menimbulkan penyimpangan-penyimpangan." ucapnya.
"Misalnya, kata hadis ini ikut. Kemudian, kata hadis yang lain, juga ikut. Oleh karenanya, jangan terlalu dalam mempelajari agama tanpa guru pembimbing yang ahli. Berbeda apabila ada yang mengarahkan dan membimbing dengan benar dan ahli,” katanya menambahkan. (*)