Latest Post


 

SANCAnews.id – Indonesia butuh sosok pemimpin baru yang bisa mewujudkan demokrasi berkeadilan, makmur, dan amanah. Sosok tersebut diyakini ada pada begawan ekonomi sarat pengalaman, Rizal Ramli.

 

Menurut RR, sapaan Rizal Ramli, kondisi saat ini tak ubahnya seperti demokrasi kriminal. Belum benar-benar bersih dan berjaya seperti cita-cita bangsa yang sesungguhnya.

 

Oleh karena itu, Rizal Ramli mengajak kepada masyarakat Indonesia untuk turut mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan makmur, serta kuat dan berjaya di Asia dengan mendukungnya di pemilihan presiden.

 

Dukungan tersebut bisa dilakukan dengan mengisi tautan google form "Dukungan Rizal Ramli Capres Republik Indonesia" yang ada di media sosial Rizal Ramli.

 

"Tolong berikan dukungan kepada Dr. @RamliRizal dengan isi form," ujarnya sembari menautkan lampiran google form untuk mendukungnya, Sabtu (4/12). (rmol)



 

SANCAnews.id – Pernyataan Presiden Joko Widodo yang tidak mempersoalkan mural kritikan kepada pemerintah disambut positif oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon.

 

"Saya sependapat dengan Pak Jokowi," kata Fadli Zon dikutip di akun Twitternya, Sabtu (4/12).

 

Baginya, keberadaan mural yang sempat bertebaran di Jakarta dan kawasan penyangga bukan persoalan yang harus ditakuti.

 


"Mural itu urusan kecil, sama dengan baliho, tak perlu diturunkan apalagi ditakuti. Mari 
kita jaga dan rawat demokrasi," tandasnya.

 

Dalam pengarahan kepada Kasatwil 2021, Presiden Jokowi menyinggung soal mural yang belakangan dihapus oleh aparat terkait. Presiden yakin, penghapusan mural bukan perintah Kapolri maupun Kapolda.

 

"Perintahnya kapolres juga mungkin nggak mungkin. Itu sebetulnya urusan di polsek yang saya cek di lapangan. Tapi nyatanya dihapus. Oleh sebab itu, beri tahu kapolsek-kapolsek sampai kapolsek diberi tahu. Itu (mural) urusan kecil," tegas Jokowi. (rmol)




SANCAnews.id – Mantan Sekretaris Menteri BUMN, Muhammad Said Didu bereaksi keras atas Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang kini baru angkat suara mengenai mural berisi kritik yang  dihapus.

 

Said Didu menyindir Presiden Jokowi yang baru angkat suara sekarang sebab mural tersebut telah dibangun tiga bulan yang lalau.

 

“Wooeeee sudah diberangus 3 bulan lalu. Ke mana aje????” kata Said Didu melalui akun Twitter pribadinya pada Jumat, 3 Desember 2021.

 

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyoroti terkait turunnya indeks kebebasan berpendapat di Indonesia. Presiden Jokowi lalu mengatakan bahwa indeks kebebasan berpendapat ini merupakan sebuah persepsi dari masyarakat.

 

Oleh sebab itu, menurutnya, dibutuhkan pendekatan persuasif dan dialogis untuk menangani masalah ini. Presiden Jokowi mengingatkan bahwa tak semua masalah juga harus ditindak dengan melakukan penangkapan.

 

Hal itu ia sampaikan dalam acara pengarahan Kepala Kesatuan Wilayah Tahun 2021 di Kabupaten Badung, Bali yang ditayangkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden pada Jumat, 3 Desember 2021.

 

Jokowi lantas mencontohkan soal penghapusan mural yang berisi kritikan terhadap dirinya oleh kepolisian. Ia meyakini bahwa tindakan tersebut bukan merupakan perintah dari Kapolri, Kapolda, maupun Kapolres.

 

“Perintahnya Kapolri juga nggak mungkin. Perintahnya Kapolda juga nggak mungkin. Perintahnya Kapolres juga mungkin nggak mungkin. Itu sebetulnya urusan di polsek yang saya cek di lapangan. Tapi nyatanya dihapus,” ungkapnya

 

Presiden Jokowi menegaskan bahwa masalah kritikan berbentuk mural merupakan hal yang kecil. Pasalnya, ia sudah sering dihina, dimaki-maki, hingga difitnah. Maka, Presiden Jokowi mempertanyakan mengapa mural harus ditakuti.

 

“Ini kebebasan berpendapat. Tapi kalau menyebabkan ketertiban masyarakat di daerah menjadi terganggu, beda soal. Sehingga saya mengapresiasi dibalik oleh Kapolri membuat lomba mural dan saya kira hasilnya positif,” ujar Jokowi. (terkini)




SANCAnews.id – Seorang mahasiswi berinisial NWR (23) ditemukan tewas di samping makam ayahandanya yang berada di Kecamatan Sooko, Mojokerto. Belakangan, penyebab meninggalnya gadis itupun disebut lantaran bunuh diri.

 

Kasus bunuh diri ini pun viral di media sosial usai akun Twitter @convomf mengunggah peristiwa tersebut. Selain itu, banyak kabar yang menyebut motif di balik aksi bunuh diri itu karena gadis itu telah diperkosa.

 

Bahkan, disebut juga pelaku pemerkosaan itu merupakan anggota Polri. Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Gatot Repli Handoko yang dikonfirmasi perihal kasus itu menyebut Polres Mojokerto telah menanganinya.

 

"Untuk kasus dugaan bunuh diri itu memang benar adanya. Saat ini pun sudah ditangani," ujar Gatot kepada VOI, Sabtu, 4 Desember.

 

Sementara untuk dugaan keterlibatan anggota Polri yang disebut menjadi motif di balik aksi bunuh diri itu masih didalami. Anggota Polri yang disebut berinisial R itu sedang diperiksa Porpam Polda Jawa Timur.

 

"Sudah ditangani Propam Polda Jatim. Apakah ada kaitannya dengan kasus ini atau tidak," kata Gatot.

 

"Pemeriksaan untuk mencari atau apakah dia (oknum polisi) berkaitan dengan dugaan pemerkosaan," sambungnya.

 

Sejauh ini, lanjut Gatot, belum ada bukti dan petunjuk yang memperkuat dugaan adanya keterlibatan dari oknum anggota Polri di balik aksi bunuh diri tersebut.

 

Tetapi, ditegaskan, Polda Jawa Timur akan terus mengusut kasus tersebut hingga tuntas. "Belum ada bukti yang mengarah ke sana (keterlibatan) tapi akan terus didalami dengan profesional," kata Gatot. (voi)




SANCAnews.id – Sejumlah warga menggelar upacara milad Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Muara Dua, Lhokseumawe, Aceh. Warga mengibarkan bendera Bulan Bintang selama 30 menit.

 

Upacara pengibaran bendera Bulan Bintang digelar di halaman Masjid Jamik At-Tahrir Kandang, Desa Meunasah Manyang, Muara Dua, Lhokseumawe, Sabtu (4/12/2021). Pasukan pengibaran bendera berbaju putih, celana hitam, serta mengenakan selempang garis hitam putih.

 

Pengibaran bendera diiringi lantunan azan. Upacara tersebut dihadiri sejumlah warga. Masyarakat ikut bersikap hormat ketika bendera dikibarkan.

 

Setelah bendera berada di ujung tiang, salah seorang peserta upacara membacakan amanat dalam bahasa Aceh. Setelah selesai, pasukan pengibaran bendera kemudian menurunkan bendera sambil diiringi azan.

 

Dalam video beredar, tampak sejumlah polisi berada di luar pekarangan masjid saat upacara berlangsung. Upacara tersebut berlangsung sekitar 30 menit dan dilanjutkan dengan doa bersama di dalam masjid.

 

"Momen milad GAM ke-45 ini kita sangat semangat terhadap perjuangan yang belum selesai antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka. Ini yang kami harapkan pemerintah Indonesia harus betul-betul komitmen terhadap damai Aceh," kata Ketua Panitia Milad GAM M Yasir Umar.

 

Dia berharap pemerintah merealisasikan butir-butir perjanjian damai termasuk qanun dan kewenangan Aceh. Dia juga menjelaskan alasan pihaknya mengibarkan bendera Bulan Bintang.

 

"Sebab, kalau tidak dituntaskan ini terjadi, mungkin hari ini kita lihat sama-sama mungkin inilah kondisi Aceh," ujarnya.

 

"Ini karena ada komitmen. Mungkin, kalau pusat nggak ada komitmen, nggak kami turunkan lagi. Ini harus ada komitmen kayak mana masalah bendera Aceh, harus ada kesepahaman bersama terhadap kewenangan Aceh," sambung Yasir. (dtk)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.