Latest Post


 

SANCAnews.id – Insiden peluru nyasar yang melukai seorang bocah berusia 7 tahun di Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, terungkap.

 

Mengutip gopos.id -- jaringan Suara.com, Polda Gorontalo berhasil mengungkap pemilik peluru nyasar. Ternyata milik oknum Anggota Polri.

 

Kepala Bidang Humas Polda Gorontalo Kombes Pol Wahyu Tri Cahyono mengungkapkan, Polda Gorontalo sudah melakukan pengembangan. Terkait kasus tersebut dan hasil penyelidikan ditemui titik terang.

 

“Berdasarkan olah TKP, penyisiran dan keterangan beberapa saksi, kami menemukan seorang oknum Polri yang diduga terlibat dalam insiden tersebut. Oknum anggota tersebut berinsial MW,” ungkap Wahyu Tri Cahyono, Kamis (2/12/2021).

 

Wahyu mengatakan, pada saat kejadian kondisi MW diketahui dalam keadaan dipengaruhi minuman beralkohol. MW disinyalir melepaskan tembakan dari dalam mobil yang saat itu bergerak dari arah Jalan Bengawan Solo.

 

“Oknum MB membuang tembakan yang lokasinya tidak jauh dari TKP terjadinya peluru nyasar, kurang lebih 300 meter,” bebernya.

 

Mantan Kapolres Bone Bolango itu mengungkapkan, Polda Gorontalo akan fokus memeriksa oknum anggota Polri tersebut.

 

“Pihak keluarga korban juga telah melaporkan dan sudah diambil keterangan,” tegasnya.

 

Wahyu mengatakan, jika terbukti bersalah, anggota oknum polisi tersebut akan mendapatkan dua sanksi. Yakni sanksi dengan ancaman pidana pasal 360 KUHP dengan ancaman 5 Tahun penjara dan sanksi kode etik dengan ancaman Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH).

 

“Kami juga telah mengamankan 2 barang bukti yakni senpi (senjata api) seperti revolver dan benda asing diduga peluru,” katanya.

 

“Dan nantinya kedua benda ini akan di bawa ke lab Forensik apakah identik atau tidak,” ungkapnya. (suara)



 

SANCAnews.id – Kepala Staff Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman banjir mendapat sorotan publik soal pandangannya tentang ajaran Islam. Pangkalnya, Jenderal Dudung memberi pernyataan tentang ‘Tuhan bukan orang Arab’ pada sebuah podcast baru-baru ini.

 

Terkait hal ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun memberi pandangannya soal pernyataan Dudung bahwa ‘Tuhan bukan orang Arab’. Hal ini disampaikan Ketua MUI Anwar Abbas.

 

Menurut Anwar Abbas, dirinya sangat terkejut lantaran yang berbicara adalah seorang jenderal KSAD. Dia tentu tak akan mempermasalahkan jika pernyataan tersebut terlontar dari mulut seorang kopral.

 

Akan tetapi jika yang berbicara adalah pimpinan tertinggi TNI Angkatan Darat, menurutnya itu merupakan cerminan bahwa ada masalah dalam diri kita sebagai bangsa.

 

“Beliau mengatakan bahwa Tuhan bukan orang Arab. Secara logika saja sudah salah. Terus Tuhan orang mana? Orang non Arab dong. Tuhan itu bukan orang, orang dan khalik itu beda. Kata-kata yang dipilih saya enggak tahu, itu masuk kategori keceplosan atau ketidaktahuan kah atau kesengajaan,” kata Anwar Abbas dalam AKI Petang, dikutip Hops.id, Jumat 3 Desember 2021.

 

Tuhan bukan orang Arab, maksudnya?

 

Lebih jauh, Anwar Abbas mengaku tak akrab dengan Jenderal Dudung. Sehingga dia belum tahu cara berpikir beliau.

 

Akan tetapi, dia memahami memang ada agama tertentu yang menyatakan Tuhan hanya untuk bangsa dia dan bukan untuk yang lain. Sementara dalam Islam, Tuhan berlaku untuk semua manusia, serta mahluk-mahluk yang ada di semesta ini berserta seluruh isinya.

 

“Kok Dudung bisa bilang ‘makanya saya berdoa pakai bahasa Indonesia saja’. Artinya kalau dia pimpinan tentara PBB, dia juga akan menyuruh pasukannya berdoa tidak pakai bahasa Arab. Logikanya enggak masuk. Padahal sekaliber jenderal, dia tak pantas bicara seperti itu,” katanya.

 

Anwar Abbas mengaku khawatir jika ucapan itu didengar dan dimaknai berbeda oleh para pasukannya, maka banyak tentara tak mau lagi berdoa dengan bahasa Arab. Sementara Anwar Abbas yang kerap mengunjungi banyak negara saja menyebut bahwa baik di negara bagian Rusia pun, Bangladesh, Maroko, Tanzania, dan negara lain, masyarakatnya berdoa setelah salat dalam bahasa Arab.

 

“Ada kesalahan pemilihan narasi dan diksi serta logika. Itu mencerminkan pemahaman keagamaan Pak Dudung bermasalah menurut saya,” tegasnya.

 

Walau begitu, dia mengaku mengapresiasi keinginan Dudung yang bicara soal agama. Karena memang sesuai dengan Pasal 29 ayat 1 UUD 1945, negara RI berdasar pada Ketuhanan.

 

“Terus bicara enggak apa-apa, asal jangan menyesatkan, jangan menimbulkan kontroversi,” katanya soal Tuhan bukan orang Arab. (hops)



 

SANCAnews.id – Rizal Ramli menilai ekonomi Indonesia saat ini semakin terpuruk di masa pandemi, ia juga mengkritik naiknya harga sektor komoditas terkait sawit yang diikuti kenaikan harga minyak goreng.

 

Rizal Ramli lalu menceritakan upayanya menurunkan harga minyak goreng yang tinggi ketika dia menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian di era Presiden Gus Dur.

 

"Ekonomi Indonesia hari ini jauh sebelum COVID-19 memang sudah anjlok, karena pengelolaan makro ekonominya sangat konservatif dengan adanya COVID-19, anjloknya lebih dalam lagi," kata Rizal Ramli, saat memberi sambutan di acara Halaqah Satu Abad NU, yang disiarkan di YouTube PKB, Kamis (2/12/2021).

 

Rizal mengatakan dalam beberapa bulan terakhir beberapa sektor komoditas melonjak tinggi seperti harga batu bara dan harga sawit. Namun naiknya harga sawit itu juga diikuti dengan naiknya harga minyak goreng di dalam negeri.

 

Lalu Rizal Ramli pun menceritakan upayanya untuk menurunkan harga minyak goreng sewaktu masih menjadi Menko Perekonomian. Saat itu Rizal Ramli memanggil Luhut yang saat itu menjadi bawahannya yaitu Menteri Perindustrian dan Perdagangan.

 

"Cuman, harga sawit naik, harga minyak goreng naik Pak Muhaimin (Ketum PKB). Nah kami ingat waktu pemerintah Gus Dur, harga sawit naik 2 kalinya, harga minyak goreng juga naik tinggi sekali lebih dari 100 persen. Saya panggil waktu itu masih anak buah saya, namanya Jenderal Luhut Pandjaitan, Menteri Perindustrian dan Perdagangan," kata Rizal.

 

"Saya bilang bang, ini daftar raja sawit, swasta, ini sawit BUMN. Panggil mereka semua, kumpulkan, kasih tahu, satu, kalian jangan greedy jangan rakus kebangetan, karena harga sawit di luar udah untung, kalian mau genjot juga di dalam negeri, pasokan di kurangin," imbuhnya.

 

Lalu Rizal Ramli mengingatkan agar pengusaha saat itu tidak melupakan kredit BI yang memberikan bunga rendah yaitu 2 persen. Rizal Ramli juga meminta agar Luhut segera memeriksa pajak pengusaha minyak goreng yang menaikkan harga tinggi.

 

"Kalau dalam waktu satu bulan harga minyak goreng di dalam negeri nggak turun seperti awal saya akan periksa pajaknya dan kalau saya ketemu gak ada ampun. Jenderal Luhut Pandjaitan bilang 'siap, aku ini paling suka ngegencet orang'," kata Luhut.

 

"Kumpulan pengusaha sawit, dia cerita ada pesan ini dari Pak Menko, kalau nanti bapak-bapak diperiksa pajaknya ketemu bapak lobi saya, saya lobi Pak Menko nggak bakal ada hasilnya. Apa yang terjadi? harga minyak goreng turun," ujar Rizal Ramli.

 

Hal tersebut menurut Rizal apabila kebijakan pemerintah sesuai dengan amanat konstitusi. Ia menilai jika kebijakan berpihak pada rakyat akan menurunkan harga bahan pokok masyarakat.

 

"Itulah contoh daripada konstitusi kita, kalau menyangkut hak hajat hidup orang banyak. Pemerintah keberpihakannya mesti jelas tapi kalau harga mobil naik, harga barang elektronik naik gausah," ujar Rizal. (dtk)



 

SANCAnews.id – Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron harta kekayaannya semakin melonjak. Eks jubir KPK Febri Diansyah sampai bertanya-tanya.

 

Melalui cuitan di Twitter, Febri menandai akun Nurul Ghufron dan menanyakan kebenaran data LHKPN.

 

"Pak @Nurul_Ghufron apakah data ini benar dan bisa dijelaskan?" tulis Febri lengkap dengan tautan berita 'LHKPN Nurul Ghufron, Makin Tajir Setelah Jadi Pimpinan KPK'.

 

Mantan juru bicara KPK ini juga menyarankan agar pimpinan KPK menjadi contoh keterbukaan tentang asal usul kekayaan.

 

"Sebagai bagian dari Pencegahan Korupsi, ada baiknya Pimpinan KPK jadi contoh keterbukaan tentang asal usul kekayaan berasal dari penghasilan sah," imbuh Febri Diansyah seperti dikutip Suara.com, Jumat (3/12/2021).

 

Sebagaimana pengumuman LHKPN dari laman https://elhkpn.kpk.go.id diakses Kamis (2/12), Nurul Ghufron memiliki total kekayaan Rp 13.489.250.570 yang dilaporkannya pada 2020, sementara harta kekayaan yang dilaporkannya pada 2019 senilai Rp 9.230.857.661 atau naik sekitar Rp 4,25 miliar.

 

Adapun rincian harta kekayaannya pada 2020, Ghufron memiliki 13 tanah dan bangunan senilai Rp 11.080.000.000, alat transportasi Rp 297.000.000, harta bergerak lainnya Rp 162.769.600, surat berharga Rp 500.000.000, kas dan setara kas Rp 2.706.880.970, dan harta lainnya Rp 121.600.000.

 

Namun, Ghufron juga melaporkan memiliki utang Rp 1.379.000.000. Dengan demikian total harta kekayaannya senilai Rp 13.489.250.570.

 

Sementara untuk harta kekayaannya pada 2019, Ghufron tercatat memiliki 12 bidang tanah dan bangunan senilai Rp 8.220.000.000, alat transportasi Rp 472.000.000, harta bergerak lainnya Rp 137.977.500, kas dan setara kas Rp 982.880.161.

 

Ia juga tercatat memiliki utang senilai Rp 582.000.000 sehingga total kekayaan yang dilaporkannya pada 2019 senilai Rp 9.230.857.661.

 

Penjelasan Nurul Ghufron soal Hartanya yang Naik Usai Jabat Wakil Ketua KPK

 

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron menjelaskan mengenai harta kekayaannya yang mengalami kenaikan sejak menjabat sebagai pimpinan lembaga antirasuah tersebut.

 

"Merespons pemberitaan tentang LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara), perlu saya sampaikan pertama saya terima kasih atas perhatiannya dan berbangga atas pengawasan dan kontrol publik yang sudah berjalan baik terhadap aparat negara berdasarkan LHKPN. Semoga bermanfaat untuk menjaga integritas penyelenggara negara contohnya dalam hal ini kepada saya," kata Ghufron dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (2/12).

 

Ia menjelaskan bahwa asetnya kebanyakan tanah dan bangunan yang dibelinya dari lelang negara.

 

"Biasanya, terhadap objek yang sudah lelang ke-3 atau harga likuidasi sehingga harga pembeliannya relatif murah. Selanjutnya, saya renovasi dan saya jadikan rumah atau kosan, kadang saya jual kembali setelah renovasi atau kadang saya renovasi untuk usaha kosan," ungkap Ghufron.

 

Ia mengaku memiliki tiga kos-kosan yang berlokasi di Jember, Jawa Timur dengan total sekitar 70 kamar.

 

"Masa COVID-19 ini "income"-nya relatif turun tetapi dalam pelaporan LHKPN saya laporkan bukan saja sebagai harga pasar rumah, namun saya laporkan sebagai rumah kosan yang nilainya bisa menjadi dua kali lipat dari harga belinya," kata dia.

 

Selain itu, Ghufron juga memiliki usaha kolam pancing yang luasnya sekitar 1 hektare.

 

"Saya juga punya usaha kolam pancing luasnya lebih dari 1 hektare. Untuk usaha ini di masa COVID-19 masih bertahan sehingga kenaikan LHKPN tersebut lebih karena penyesuaian nilai harta dari masa perolehan dengan saat sekarang ketika saya laporkan dalam LHKPN," ujar Ghufron. **



 

SANCAnews.id – Video eksekusi yayasan anak yatim di Komplek Pesona Amsterdam Blok I 11 Nomor 31 dan 32 Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor mendadak viral di media sosial. Dalam video tersebut tampak petugas lempar Alquran saat eksekusi dilakukan.

 

Eksekusi tersebut menyebabkan kericuhan lantaran terjadi penolakan dari para penghuni rumah yayasan yatim piatu itu.

 

Berdasarkan video yang beredar, pihak yang menolak eksekusi kebanyakan merupakan anak-anak. Karenanya, proses pengangkutan menyebabkan ketegangan, mereka terlibat cekcok hingga aksi dorong mendorong pun tak terhindarkan.

 

Dalam video tersebut bahkan terdengar jeritan histeris pecah saat barang-barang dalam yayasan diangkut petugas eksekusi. Eksekusi melibatkan sipil, Pengadilan Negeri (PN) Kelas IA Cibinong, Satpol PP Kabupaten Bogor, dan jajaran Polres Bogor.

 

“Kericuhan terjadi saat sebuah kendaraan alat berat berupa forklift juga truk angkel diiringi masa pengeksekusi, merangsek masuk ke halaman rumah,” tulis keterangan dalam video yang diunggah.

 

“Eksekusi diawali dengan pengangkutan sejumlah kendaraan roda empat dan lebih yang menjadi benteng pihak tereksekusi untuk mencegah eksekusi tersebut masuk ke area rumah,” sambung narasi tersebut.

 

Berdasarkan video yang dibagikan akun kamerapengawas.id, terlihat penolakan dari penghuni. di tengah penolakan ada petugas eksekusi yang melempar Alquran dari lantai dua rumah.

 

Sontak seorang pria tidak terima atas perlakuan tersebut dan berteriak, “Alquran dilempar pak, Alquran kami dilempar ya Allah,”.

 

Diduga yang melempar tersebut petugas eksekusi. Di lokasi juga terlihat sejumlah barang-barang dinaikkan ke dalam truk. Sementara para penghuni berkerumun di luar rumah. (suara)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.