Latest Post


 

SANCAnews.id – Ustaz Felix Siauw turut angkat bicara terkait pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman yang menyebut bahwa Tuhan bukan orang Arab.

 

Lewat unggahan terbarunya di Instagram, Felix Siauw membenarkan bahwa Tuhan bukan orang Arab. Ia juga menyebut bahwa doa boleh disampaikan dengan bahasa Arab.

 

"Tuhan bukan orang, apalagi orang Arab. Doa boleh dengan bahasa Arab, tak bisa bahasa Arab pun boleh berdoa," tulis Felix Siauw dalam unggahannya dikutip Suara.com, Jumat (3/12/2021).

 

Lebih lanjut Felix Siauw menjelaskan bahwa Nabi Muhammad adalah orang Arab. Oleh karena itu sebagai seorang Muslim harus bisa berbahasa Arab demi bisa memahami agama.

 

"Hanya Rasulullah Muhammad itu orang Arab. Hanya Tuhan menurunkan Al-Qur'an dalam bahasa Arab yang nyata sehingga menjadi Muslim itu wajib belajar bahasa Arab. Bukan untuk jadi orang Arab, tapi untuk memahami agama," lanjutnya.

 

Ia juga menyebut orang yang meniru bahasa atau budaya Arab tak lantas jadi islami. Namun ketika orang bisa meniru Nabi Muhammad, pasti akan dapat pahala.

 

"Tidak otomatis islami ketika kita meniru orang Arab. Beda soal meniru Rasulullah, pastinya kita mendapat pahala," tulisnya lagi.

 

Meskipun tak secara gamblang menyebut sosok Jenderal Dudung Abdurachman, Felix Siauw mengatakan bahwa para munafik mengidentikkan Islam dengan Arab. Termasuk ejekan-ejekan yang berbau Arab.

 

"Para munafik mengidentikkan Islam sama dengan Arab. Maka mereka mengkritik Arab untuk menyerang agama. Ejekannya kadal gurun, padang pasir, unta Arab. Begitu orang Arab bawa uang, jadilah jalan layang diganti nama," ujarnya.

 

Felix lantas menyimpulkan bahwa orang-orang yang ia sebut munafik itu sebenarnya bukan tak suka dengan Arab, melainkan tak suka dengan agama.

 

"Jadi sebenarnya mereka bukan tak suka dengan Arab. Tapi sebenarnya mereka tak suka dengan agama," tulis Felix Siauw.

 

Seolah menegaskan bahwa tulisannya ditujukan untuk Jenderal Dudung Abdurachman, Felix Siauw menyebutkan nama-nama orang yang bercorak Arab.

 

"Lucunya, yang bilang begini nama-namanya juga Arab. Abdullah, Abdurrahman, bukan bahasa Indonesia," ucapnya.

 

Di akhir tulisannya, Felix Siauw menyebut akan sangat malu sebagai muslim jika tak bisa bahasa Arab.

 

"Kalau saya sih, sebagai Muslim malu tak bisa bahasa Arab. Bukan malah bangga, dan buat kontroversi di media," pungkas Felix Siauw.

 

Sebelumnya diketahui dalam sebuah video yang diunggah di kanal Youtube Deddy Corbuzier, Jenderal Dudung menjelaskan bagaimana ia berdoa. Ia juga menyebut bahwa Tuhan bukanlah orang Arab.

 

"Kalau saya berdoa setelah sholat, doa saya simpel aja, ya Tuhan pakai bahasa Indonesia saja, karena Tuhan kita bukan orang Arab," ucap Dudung saat menjadi bintang tamu Deddy Corbuzier di Podcast YouTubenya dikutip Suara.com, Kamis (2/12/21). **



 

SANCAnews.id – Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ikut buka suara terkait dengan protes yang dilontarkan China kepada Indonesia untuk menghentikan kegiatan pengeboran minyak di Laut Natuna Utara.

 

Susi Pudjiastuti heran dengan sikap China tersebut. Padahal, Beijing pernah menyatakan tidak berkonflik dengan Indonesia.

 

"Kitapun seingat saya Bu Menlu bilang kita bukan negara yg bertikai dengan china untuk wilayah yang kita sudah miliki. Laut Natuna 200 nautical mile dari Pulau sekatung, adalah Indonesia punya Kedaulatan. Titik," jelas Susi melalui akun Twitternya pada Kamis (2/12/2021).

 

Dia pun menegaskan sejak dulu hingga kini, Indonesia tak pernah bersengketa dengan China.

 

"Dulu tidak sengketa sekarang juga tidak," jelas dia.

 

"Laut Natuna utara milik Indonesia ... batasnya 200 nm dari pulau terluar kita. Titik," tambah Susi pada Jumat (3/12/2021)

 

Sebelumnya, Anggota Komisi I DPR Muhammad Farhan mengungkapkan Pemerintah Indonesia diminta oleh China untuk menghentikan segala aktivitas pengeboran di lepas pantai di seluruh Laut Natuna Utara yang berbatasan dengan Laut China Selatan.

 

Farhan yang merupakan politisi partai Nasdem itu menyatakan permintaan China itu disampaikan melalui surat Komunike Diplomatic pada Agustus dan September 2021 lalu.

 

Meski surat tersebut tidak bernada ancaman, namun menurut Farhan, Indonesia harus menanggapinya dengan serius lantaran baru kali pertama China mengirimkan komunike diplomatic dan klaimnya di wilayah Laut Natuna Utara.

 

Farhan menyatakan pemerintah Indonesia telah tegas menolak hal itu karena berpedoman terhadap prinsip hukum internasional yakni UNCLOS 1982.

 

"Kami di Komisi 1 tidak diperlihatkan suratnya, namun kami membahasnya secara resmi dan mendukung sikap Pemerintah RI yang dalam hal ini diwakili oleh Kemenlu RI," jelas Farhan melalui pesan singkat pada Era.id pada Rabu (1/12/2021).

 

Indonesia, jelas Farhan, tetap menjamin pelaksanaan pengeboran lepas pantai yang akan dikawal oleh Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI.

 

"Sebagai wujud kehadiran Negara dalam memberikan rasa aman kepada Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum (perusahaan pengeboran) Republik Indonesia," tambah dia.

 

"Surat tersebut tidak pernah diperlihatkan maupun disebarkan, bahkan di Komisi 1 DPR, karena komunike Diplomatik adalah komunikasi tertutup antara cabang pemerintahan diplomatik antara dua negara," pungkas dia. []



 

SANCAnews.id – Insiden peluru nyasar yang melukai seorang bocah berusia 7 tahun di Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, terungkap.

 

Mengutip gopos.id -- jaringan Suara.com, Polda Gorontalo berhasil mengungkap pemilik peluru nyasar. Ternyata milik oknum Anggota Polri.

 

Kepala Bidang Humas Polda Gorontalo Kombes Pol Wahyu Tri Cahyono mengungkapkan, Polda Gorontalo sudah melakukan pengembangan. Terkait kasus tersebut dan hasil penyelidikan ditemui titik terang.

 

“Berdasarkan olah TKP, penyisiran dan keterangan beberapa saksi, kami menemukan seorang oknum Polri yang diduga terlibat dalam insiden tersebut. Oknum anggota tersebut berinsial MW,” ungkap Wahyu Tri Cahyono, Kamis (2/12/2021).

 

Wahyu mengatakan, pada saat kejadian kondisi MW diketahui dalam keadaan dipengaruhi minuman beralkohol. MW disinyalir melepaskan tembakan dari dalam mobil yang saat itu bergerak dari arah Jalan Bengawan Solo.

 

“Oknum MB membuang tembakan yang lokasinya tidak jauh dari TKP terjadinya peluru nyasar, kurang lebih 300 meter,” bebernya.

 

Mantan Kapolres Bone Bolango itu mengungkapkan, Polda Gorontalo akan fokus memeriksa oknum anggota Polri tersebut.

 

“Pihak keluarga korban juga telah melaporkan dan sudah diambil keterangan,” tegasnya.

 

Wahyu mengatakan, jika terbukti bersalah, anggota oknum polisi tersebut akan mendapatkan dua sanksi. Yakni sanksi dengan ancaman pidana pasal 360 KUHP dengan ancaman 5 Tahun penjara dan sanksi kode etik dengan ancaman Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH).

 

“Kami juga telah mengamankan 2 barang bukti yakni senpi (senjata api) seperti revolver dan benda asing diduga peluru,” katanya.

 

“Dan nantinya kedua benda ini akan di bawa ke lab Forensik apakah identik atau tidak,” ungkapnya. (suara)



 

SANCAnews.id – Kepala Staff Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman banjir mendapat sorotan publik soal pandangannya tentang ajaran Islam. Pangkalnya, Jenderal Dudung memberi pernyataan tentang ‘Tuhan bukan orang Arab’ pada sebuah podcast baru-baru ini.

 

Terkait hal ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun memberi pandangannya soal pernyataan Dudung bahwa ‘Tuhan bukan orang Arab’. Hal ini disampaikan Ketua MUI Anwar Abbas.

 

Menurut Anwar Abbas, dirinya sangat terkejut lantaran yang berbicara adalah seorang jenderal KSAD. Dia tentu tak akan mempermasalahkan jika pernyataan tersebut terlontar dari mulut seorang kopral.

 

Akan tetapi jika yang berbicara adalah pimpinan tertinggi TNI Angkatan Darat, menurutnya itu merupakan cerminan bahwa ada masalah dalam diri kita sebagai bangsa.

 

“Beliau mengatakan bahwa Tuhan bukan orang Arab. Secara logika saja sudah salah. Terus Tuhan orang mana? Orang non Arab dong. Tuhan itu bukan orang, orang dan khalik itu beda. Kata-kata yang dipilih saya enggak tahu, itu masuk kategori keceplosan atau ketidaktahuan kah atau kesengajaan,” kata Anwar Abbas dalam AKI Petang, dikutip Hops.id, Jumat 3 Desember 2021.

 

Tuhan bukan orang Arab, maksudnya?

 

Lebih jauh, Anwar Abbas mengaku tak akrab dengan Jenderal Dudung. Sehingga dia belum tahu cara berpikir beliau.

 

Akan tetapi, dia memahami memang ada agama tertentu yang menyatakan Tuhan hanya untuk bangsa dia dan bukan untuk yang lain. Sementara dalam Islam, Tuhan berlaku untuk semua manusia, serta mahluk-mahluk yang ada di semesta ini berserta seluruh isinya.

 

“Kok Dudung bisa bilang ‘makanya saya berdoa pakai bahasa Indonesia saja’. Artinya kalau dia pimpinan tentara PBB, dia juga akan menyuruh pasukannya berdoa tidak pakai bahasa Arab. Logikanya enggak masuk. Padahal sekaliber jenderal, dia tak pantas bicara seperti itu,” katanya.

 

Anwar Abbas mengaku khawatir jika ucapan itu didengar dan dimaknai berbeda oleh para pasukannya, maka banyak tentara tak mau lagi berdoa dengan bahasa Arab. Sementara Anwar Abbas yang kerap mengunjungi banyak negara saja menyebut bahwa baik di negara bagian Rusia pun, Bangladesh, Maroko, Tanzania, dan negara lain, masyarakatnya berdoa setelah salat dalam bahasa Arab.

 

“Ada kesalahan pemilihan narasi dan diksi serta logika. Itu mencerminkan pemahaman keagamaan Pak Dudung bermasalah menurut saya,” tegasnya.

 

Walau begitu, dia mengaku mengapresiasi keinginan Dudung yang bicara soal agama. Karena memang sesuai dengan Pasal 29 ayat 1 UUD 1945, negara RI berdasar pada Ketuhanan.

 

“Terus bicara enggak apa-apa, asal jangan menyesatkan, jangan menimbulkan kontroversi,” katanya soal Tuhan bukan orang Arab. (hops)



 

SANCAnews.id – Rizal Ramli menilai ekonomi Indonesia saat ini semakin terpuruk di masa pandemi, ia juga mengkritik naiknya harga sektor komoditas terkait sawit yang diikuti kenaikan harga minyak goreng.

 

Rizal Ramli lalu menceritakan upayanya menurunkan harga minyak goreng yang tinggi ketika dia menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian di era Presiden Gus Dur.

 

"Ekonomi Indonesia hari ini jauh sebelum COVID-19 memang sudah anjlok, karena pengelolaan makro ekonominya sangat konservatif dengan adanya COVID-19, anjloknya lebih dalam lagi," kata Rizal Ramli, saat memberi sambutan di acara Halaqah Satu Abad NU, yang disiarkan di YouTube PKB, Kamis (2/12/2021).

 

Rizal mengatakan dalam beberapa bulan terakhir beberapa sektor komoditas melonjak tinggi seperti harga batu bara dan harga sawit. Namun naiknya harga sawit itu juga diikuti dengan naiknya harga minyak goreng di dalam negeri.

 

Lalu Rizal Ramli pun menceritakan upayanya untuk menurunkan harga minyak goreng sewaktu masih menjadi Menko Perekonomian. Saat itu Rizal Ramli memanggil Luhut yang saat itu menjadi bawahannya yaitu Menteri Perindustrian dan Perdagangan.

 

"Cuman, harga sawit naik, harga minyak goreng naik Pak Muhaimin (Ketum PKB). Nah kami ingat waktu pemerintah Gus Dur, harga sawit naik 2 kalinya, harga minyak goreng juga naik tinggi sekali lebih dari 100 persen. Saya panggil waktu itu masih anak buah saya, namanya Jenderal Luhut Pandjaitan, Menteri Perindustrian dan Perdagangan," kata Rizal.

 

"Saya bilang bang, ini daftar raja sawit, swasta, ini sawit BUMN. Panggil mereka semua, kumpulkan, kasih tahu, satu, kalian jangan greedy jangan rakus kebangetan, karena harga sawit di luar udah untung, kalian mau genjot juga di dalam negeri, pasokan di kurangin," imbuhnya.

 

Lalu Rizal Ramli mengingatkan agar pengusaha saat itu tidak melupakan kredit BI yang memberikan bunga rendah yaitu 2 persen. Rizal Ramli juga meminta agar Luhut segera memeriksa pajak pengusaha minyak goreng yang menaikkan harga tinggi.

 

"Kalau dalam waktu satu bulan harga minyak goreng di dalam negeri nggak turun seperti awal saya akan periksa pajaknya dan kalau saya ketemu gak ada ampun. Jenderal Luhut Pandjaitan bilang 'siap, aku ini paling suka ngegencet orang'," kata Luhut.

 

"Kumpulan pengusaha sawit, dia cerita ada pesan ini dari Pak Menko, kalau nanti bapak-bapak diperiksa pajaknya ketemu bapak lobi saya, saya lobi Pak Menko nggak bakal ada hasilnya. Apa yang terjadi? harga minyak goreng turun," ujar Rizal Ramli.

 

Hal tersebut menurut Rizal apabila kebijakan pemerintah sesuai dengan amanat konstitusi. Ia menilai jika kebijakan berpihak pada rakyat akan menurunkan harga bahan pokok masyarakat.

 

"Itulah contoh daripada konstitusi kita, kalau menyangkut hak hajat hidup orang banyak. Pemerintah keberpihakannya mesti jelas tapi kalau harga mobil naik, harga barang elektronik naik gausah," ujar Rizal. (dtk)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.