Latest Post


 

SANCAnews.id – Polda Metro Jaya mengancam bakal menindak tegas panitia penyelenggara Reuni 212 yang mengarahkan massa untuk datang ke kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat.

 

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan, kegiatan Reuni 212 di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha tidak memiliki izin dari kepolisian.

 

Dengan begitu, ada sanksi pidana yang bisa menjerat pihak-pihak yang nekat menyelenggarakan Reuni 212 ataupun mengarahkan masyarakat untuk menghadiri kegiatan tersebut.

 

"Itu bisa dikenakan sanksi pidana. Apalagi steering committee, panitia pelaksana, penanggung jawab yang mengarahkan orang ke sana, itu pasti lebih dianggap bertanggung jawab," ujar Zulpan kepada wartawan, Kamis (2/12/2021).

 

Zulpan berujar, kepolisian bisa menjerat panitia atau peserta Reuni 212 dengan Pasal 212, 216, dan 218 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

 

Untuk itu, dia pun mengimbau masyarakat tidak memaksakan diri menghadiri Reuni 212 di kawasan Patung Kuda Arjuna yang tidak berizin.

 

"Jangankan steering committee, semua orang yang terlibat kegiatan itu akan dikenakan sanksi pidana," kata Zulpan.

 

Adapun acara Reuni 212 rencananya digelar di dua tempat, yakni kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat; dan Masjid Az Zikra, Sentul, Kabupaten Bogor.

 

Aksi Superdamai bertempat di kawasan Patung Kuda, pukul 08.00-11.00 WIB, kemudian dilanjutkan di Masjid Az Zikra.

 

Namun, acara di Patung Kuda tidak mendapatkan izin dari pihak kepolisian. Polisi menyekat semua jalan ke arah Monas dengan kawat berduri.

 

Selain itu, Yayasan Az Zikra juga menolak pelaksanaan Reuni 212 di Masjid Az Zikra karena mereka masih berduka atas meninggalnya Muhammad Ameer Adz Zikro, anak almarhum KH Muhammad Arifin Ilham yang merupakan pemilik yayasan. (kompas)



 

SANCAnews.id – Reuni 212 batal digelar di Masjid Az Zikra Sentul, Bogor. Hal itu karena pihak tuan rumah tidak memberikan izin. Meski begitu polisi tetap melakukan pengamanan mencegah terjadinya kerumunan.

 

1.500 petugas gabungan disiagakan di sekitar kawasan Masjid Az Zikra Sentul, Kabupaten Bogor, Kamis (2/12/2021). Petugas gabungan TNI, POLRI, Satpol PP dan Dishub Kabupaten Bogor disiagakan di sejumlah titik penyekatan menuju Masjid Az Zikra.

 

"Meskipun sesuai berita tidak ada reuni di Masjid Az Zikra, kami tetap lakukan antisipasi kerumunan massa yang akan ke Az Zikra. Sehingga sejak pagi ini, kita tambah kekuatan lagi. 1.500 personel gabungan bersiaga hari ini," kata Kapolres Bogor AKBP Harun ditemui di kawasan Masjid Az Zikra Sentul, Kamis (2/12/2021).

 

Harun menjelaskan, proses antisipasi juga dilakukan sejak Rabu (1/12/2021). Setiap titik yang dianggap rawan dijadikan titik kumpul massa reuni 212, disisir dan terus dilakukan pemantauan.

 

"Sejak kemarin kita lakukan pemantauan, kita sisir lokasi-lokasi yang dianggap akan dijadikan tempat kumpul massa reuni 212. Sejak semalam sudah steril, tidak ada kumpul-kumpul massa, sejauh ini belum ada kumpul-kumpul massa," kata Harun.

 

"Kita pantau sampai malam tadi, mulai dari masjid di Gadog, Megamendung, masjid Amaliah Ciawi, masih terpantau sepi, tidak ada kumpul-kumpul," tambahnya.

 

Harun menambahkan, 1.500 petugas gabungan bersiaga di sejumlah titik penyekatan di sekitar kawasan Sentul, Kabupaten Bogor.

 

Sedikitnya ada 4 titik pusat penyekatan di sekitar kawasan Sentul, Bogor. Di antaranya, selepas Gerbang Tol Sentul Selatan, Simpang Karimata jelang GT Jagorawi dan BORR, Akses utama menuju Masjid Az Zikra.

 

"Penyekatan juga dilakukan di jalur-jalur alternatif, ini untuk antisipasi massa yang nekat nasuk ke Az Zikra lewat jalur belakang," tambah Harun.

 

Harun menegaskan, apabila ditemui massa yang akan mendatangi Masjid Az Zikra maka akan diputar balik. Karena sudah diinformasikan bahwa tidak ada kegiatan reuni 212 dan semacamnya di Masjid Az Zikra, Sentul, Bogor.

 

"Jadi apabila ada massa maka akan kita putar balikan. Tidak ada kegiatan di Az Zikra," kata Harun menegaskan.

 

Namun demikian, kata Harun sampai siang ini belum terpantau adanya pergerakan massa yang nekat menuju Masjid Az Zikra Sentul.

 

"Sejauh ini enggak ada pergerakan massa yang ke mesjid Az Zikra, karena memang di sana kan tidak ada kegiatan, kita di sini lakukan antisipasi," ujar Harun. (dtk)



 

SANCAnews.id – Ucapan terima kasih disampaikan Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule kepada Ketua Umum PA 212, Ustaz Slamet Maarif.

 

Pasalnya dalam orasi di depan peserta Reuni 212, Ustaz Slamet Maarif secara tersirat turut memberi dukungan kepada ProDEM yang sedang melaporkan dugaan kolusi dan nepotisme pejabat negara dalam bisnis PCR.

 

ProDEM telah melaporkan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN ke Polda Metro Jaya. Keduanya dilaporkan dugaan kolusi dan nepotisme karena perusahaan yang terafiliasi dengan mereka berbisnis PCR.

 

“ProDEM sampaikan terima kasih kepada Ustaz Slamet Maarif (Alumni 212) atas dukungannya terhadap penuntasan pelanggaran pidana korupsi, kolusi dan nepotisme kasus PCR. Juga terima kasih dan apresiasi ProDEM kepada Polda Metro Jaya,” ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (2/12).

 

Dalam orasi di atas mobil komando di kawasan Jalan Wahid Hasyim, Jakarta, Slamet Maarif mengajak peserta Reuni 212 untuk berani mengganyang koruptor.

 

Apalagi koruptor yang dengan tega mengutil uang rakyat di saat rakyat sedang mengalami krisis akibat pandemi.

 

Selain itu, dia juga mengajak peserta Reuni 212 untuk mendukung KPK mengusut tuntas dugaan bisnis PCR oleh pejabat negara.

 

“Wahai KPK, usut bisnis PCR. Ada indikasi koruptor besar di situ,” tegasnya.

 

“Siap dukung KPK?” sambung Slamet Maarif diiring sambutan “siap” dari massa aksi. (*)



 

SANCAnews.id – Massa aksi Reuni 212 yang berkerumun di depan Bank Mandiri, MH Thamrin, Jakarta Pusat merasa terzalimi setelah dibubarkan paksa oleh aparat kepolisian, Kamis (2/12).

 

Meski tidak memberikan perlawanan, sejumlah massa aksi meneriaki anggota Brimob yang menggunakan seperti motor dengan sebutan zalim.

 

"Kalian orang-orang zalim, takbir!" kata salah seorang massa yang disambut teriakan takbir peserta lainnya.

 

Sebelumnya, aksi Reuni 212 direncanakan digelar di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha. Namun polisi tidak memberikan izin lantaran masih mewabahnya Covid-19.

 

Situasi lalu lintas menuju Monas dan kawasan Medan Merdeka mengalami pengalihan arus.

 

Petugas tiga pilar yakni Polisi, TNI dan Satpol PP berjaga-jaga di sekitar kawasan Kebon Sirih dan Patung Kuda. (rmol)



 

SANCAnews.id – Ratusan massa Reuni 212 masih bertahan di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (2/12). Mereka tampak kecewa karena tidak diperbolehkan bergerak ke kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha yang menjadi titik kumpul  “Aksi Super Damai”.

 

“Urus saja Papua sana. Kami cuma mau silaturrahmi kok dilarang-larang. Kita kan kalau reuni selalu damai, tertib, nggak ada rusuh-rusuhan,” ujar Halimah (39), saat ditemui di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (2/12).

 

Ibu dua anak itu mengaku tidak pernah absen mengikuti aksi yang digelar oleh Persaudaraan Alumni (PA) 212. Bahkan pada saat aksi 212 perdana beberapa tahun silam ia juga turut bergerak. Namun untuk Reuni 212 edisi tahun ini ia sangat kecewa, lantaran benar-benar tidak diberi izin oleh pihak kepolisian.

 

“Pastilah (kecewa), saya sudah di sini dari pagi. Dari rumah di Bogor habis shalat subuh, pokoknya kereta pertama,” kata wanita asal Kota Bogor itu.

 

Sebenarnya Halimah sudah mengetahui adanya larangan untuk Reuni 212 oleh pihak berwajib. Hanya saja, melihat banyak teman-temannya yang tetap berangkat ke Jakarta untuk mengikuti Aksi Super Damai yang merupakan rangkaian acara Reuni 212. Ia pun membandingkan dengan aksi demonstrasi yang dilakukan oleh salah satu organisasi masyarakat beberapa waktu lalu.

 

“Ya janggal sih, masa kita yang punya sejarah aksi selalu damai, tertib kok dilarang. Sedangkan mereka diizinkan. Pasti ada rasa iri, kita sama-sama bayar pajak kok,” keluh Halimah.

 

Sementara itu Ketua Umum PA 212, Slamet Maarif meminta agar massa Reuni 212 membubarkan diri dan kembali ke rumah masing-masing dengan damai. Ia berterima kasih kepada massa yang hadir di sekitar kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha dengan tertib dan damai. Ia menggarisbawahi bahwa kehadiran massa Reuni 212 menunjukkan konsistensi membela kebenaran dan melawan kedzaliman.

 

"Kita datang untuk damai, kita disuruh pulang ya kita pulang, kita datang untuk damai, siap untuk pulang dengan tertib?” Kata Slamet Maarif di Jalan Wahid Hasyim.

 

Berdasarkan pantauan Republika di lokasi, massa aksi Reuni 212 tersebar di beberapa lokasi menuju akses  jalan menuju Patung Kuda, Jakarta Pusat. Di antaranya, terpantau belasan massa Reuni 212 berkumpul di Jalan MH Thamrin, seberang Wisma Mandiri, sedang cekcok dengan pihak kepolisian karena menolak dibubarkan.

 

“Kami warga Indonesia juga. Bukan teroris, mana? Ini bomnya?” kata seorang massa aksi Reuni 212 sambil menunjukkan makanan ringan.

 

Lebih jauh, beberapa kelompok massa Reuni 212 lainnya juga terlihat menyebar di bilangan Tanah Abang. Meski demikian, massa Reuni 212 dengan pakaian serba putih, disertai pasukan pengaman dengan PDH putih memaksa bergerak menuju Patung Kuda. Dalam rombongan tersebut, terdapat mobil komando yang meminta massa aksi bergerak dan berkumpul ke sumber suara.

 

“Semuanya berkumpul. Jangan menyebar. Kasih tahu semuanya, sebarkan lewat status kalau Reuni 212 super damai,” jelas seseorang dari atas mobil komando.

 

Di kawasan Jalan Kebon Sirih, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Dudung Abdurahman, terlihat datang meninjau kesiapan aparat dalam mengantisipasi massa aksi Reuni 212. Dalam kesempatan itu, Dudung menyebut jika kedatangannya ke lokasi juga sebagai fungsi pembinaan.

 

“Karena kalau kaitannya operasional, itu ranah Mabes TNI. Kita hanya lihat kondisi prajurit di lapangan, bagaimana kesiapan dan sebagainya untuk mendukung tugas operasional dari mabes TNI,” kata Dudung di lokasi.

 

Menurut dia, rata-rata prajurit dan kepolisian telah siap dalam mengantisipasi massa aksi. Oleh sebab itu, dirinya berharap agar massa aksi bisa membubarkan diri dan tidak melakukan aksi.

 

“Kami berharap bahwa saudara-saudara kita juga tidak melakukan aksi karena izinnya juga tidak ada,” tutur dia. (republika)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.