SANCAnews.id – Ratusan massa Reuni 212 masih bertahan di
Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (2/12). Mereka tampak kecewa karena
tidak diperbolehkan bergerak ke kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha yang menjadi
titik kumpul “Aksi Super Damai”.
“Urus saja Papua sana. Kami cuma mau silaturrahmi kok
dilarang-larang. Kita kan kalau reuni selalu damai, tertib, nggak ada
rusuh-rusuhan,” ujar Halimah (39), saat ditemui di Jalan Kebon Sirih, Jakarta
Pusat, Kamis (2/12).
Ibu dua anak itu mengaku tidak pernah absen mengikuti aksi
yang digelar oleh Persaudaraan Alumni (PA) 212. Bahkan pada saat aksi 212
perdana beberapa tahun silam ia juga turut bergerak. Namun untuk Reuni 212
edisi tahun ini ia sangat kecewa, lantaran benar-benar tidak diberi izin oleh
pihak kepolisian.
“Pastilah (kecewa), saya sudah di sini dari pagi. Dari rumah
di Bogor habis shalat subuh, pokoknya kereta pertama,” kata wanita asal Kota
Bogor itu.
Sebenarnya Halimah sudah mengetahui adanya larangan untuk Reuni
212 oleh pihak berwajib. Hanya saja, melihat banyak teman-temannya yang tetap
berangkat ke Jakarta untuk mengikuti Aksi Super Damai yang merupakan rangkaian
acara Reuni 212. Ia pun membandingkan dengan aksi demonstrasi yang dilakukan
oleh salah satu organisasi masyarakat beberapa waktu lalu.
“Ya janggal sih, masa kita yang punya sejarah aksi selalu
damai, tertib kok dilarang. Sedangkan mereka diizinkan. Pasti ada rasa iri,
kita sama-sama bayar pajak kok,” keluh Halimah.
Sementara itu Ketua Umum PA 212, Slamet Maarif meminta agar
massa Reuni 212 membubarkan diri dan kembali ke rumah masing-masing dengan
damai. Ia berterima kasih kepada massa yang hadir di sekitar kawasan Patung
Kuda Arjuna Wiwaha dengan tertib dan damai. Ia menggarisbawahi bahwa kehadiran
massa Reuni 212 menunjukkan konsistensi membela kebenaran dan melawan
kedzaliman.
"Kita datang untuk damai, kita disuruh pulang ya kita
pulang, kita datang untuk damai, siap untuk pulang dengan tertib?” Kata Slamet
Maarif di Jalan Wahid Hasyim.
Berdasarkan pantauan Republika di lokasi, massa aksi Reuni
212 tersebar di beberapa lokasi menuju akses
jalan menuju Patung Kuda, Jakarta Pusat. Di antaranya, terpantau belasan
massa Reuni 212 berkumpul di Jalan MH Thamrin, seberang Wisma Mandiri, sedang
cekcok dengan pihak kepolisian karena menolak dibubarkan.
“Kami warga Indonesia juga. Bukan teroris, mana? Ini bomnya?”
kata seorang massa aksi Reuni 212 sambil menunjukkan makanan ringan.
Lebih jauh, beberapa kelompok massa Reuni 212 lainnya juga
terlihat menyebar di bilangan Tanah Abang. Meski demikian, massa Reuni 212
dengan pakaian serba putih, disertai pasukan pengaman dengan PDH putih memaksa
bergerak menuju Patung Kuda. Dalam rombongan tersebut, terdapat mobil komando
yang meminta massa aksi bergerak dan berkumpul ke sumber suara.
“Semuanya berkumpul. Jangan menyebar. Kasih tahu semuanya,
sebarkan lewat status kalau Reuni 212 super damai,” jelas seseorang dari atas
mobil komando.
Di kawasan Jalan Kebon Sirih, Kepala Staf TNI Angkatan Darat
(KSAD), Jenderal TNI Dudung Abdurahman, terlihat datang meninjau kesiapan
aparat dalam mengantisipasi massa aksi Reuni 212. Dalam kesempatan itu, Dudung
menyebut jika kedatangannya ke lokasi juga sebagai fungsi pembinaan.
“Karena kalau kaitannya operasional, itu ranah Mabes TNI.
Kita hanya lihat kondisi prajurit di lapangan, bagaimana kesiapan dan
sebagainya untuk mendukung tugas operasional dari mabes TNI,” kata Dudung di
lokasi.
Menurut dia, rata-rata prajurit dan kepolisian telah siap
dalam mengantisipasi massa aksi. Oleh sebab itu, dirinya berharap agar massa
aksi bisa membubarkan diri dan tidak melakukan aksi.
“Kami berharap bahwa saudara-saudara kita juga tidak
melakukan aksi karena izinnya juga tidak ada,” tutur dia. (republika)