Latest Post


 

SANCAnews.id – Selain jarang muncul dalam hasil survei terkait sosok yang bakal jadi jagoan dalam Pemilihan Presiden 2024, Rizal Ramli juga tampaknya belum masuk radar para elite partai politik.

 

Ada alasan khusus kenapa Rizal Ramli seolah tertinggal dari tokoh-tokoh lain yang sudah marak bertebaran dalam sejumlah hasil survei.

 

RR, sapaan Rizal Ramli, bukan tidak pernah menyampaikan minatnya menjadi presiden. Bahkan pada suatu kesempatan, dia pernah mengatakan Indonesia bakal terbebas dari utang saat berada di bawah komandonya sebagai orang nomor satu di negeri ini.

 

Menurut Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, keinginan RR menjadi Presiden RI bukan sekadar mimpi atau harapan kosong belaka.

 

Sebab, mantan menteri ekonomi di era Presiden Abdurrahman Wahid itu didukung Raja Ternate dan organisasi Islam besar seperti Nahdlatul Ulama.

 

“Dia itu didukung juga oleh Nahdatul Ulama (NU), dulu pernah juga dia didukung oleh raja Ternate," ujar Jerry Massie, Rabu (20/10).

 

"Organisasi di Sumatera Utara itu memang sempat mendukung beliau,” sambungnya.

 

Namun demikian, Jerry melihat sejauh ini calon presiden Indonesia masih didominasi nama-nama dari Pulau Jawa. Sehingga, meski terbilang kuat, Rizal Ramli yang berasal dari Pulau Sumatera masih tertinggal dari tokoh-tokoh lainnya dalam peta persaingan menuju Pilpres 2024.

 

“Memang dominasi dan hegemoni Jawa masih kental dan kuat. Barangkali capres dari luar Jawa itu hanya sekian persen,” tuturnya.

 

Tak hanya itu, langkah RR untuk menjadi capres juga bakal menghadapi kendala dari para elite partai politik. Dijelaskan Jerry, dia ragu para ketua partai politik besar akan memilih orang-orang yang berasal di luar Pulau Jawa.

 

“Menurut saya, dua atau tiga pimpinan partai politik tidak akan mengarahkan targetnya ke luar Jawa," jelasnya

 

"Kendati demikian, mungkin juga akan ada kejutan calon presiden dari luar Jawa,” demikian Jerry Massie. (rmol)



 

SANCAnews.id – Masyarakat diminta untuk tidak terkecoh oleh nama-nama figur publik yang kerap muncul dalam hasil survei berbagai lembaga terkait calon presiden yang berpotensial maju dalam Pemilihan Presiden 2024.

 

Pasalnya, para tokoh yang muncul dalam berbagai hasil survei tersebut ditengarai sudah diskenariokan oleh lembaga survei oleh para sponsornya.

 

Dalam pandangan Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, pemimpin yang mampu membawa perubahan bagi Indonesia bukanlah sosok yang kerap melakukan pencitraan, dan selalu dimunculkan dalam survei capres.

 

Tapi, Indonesia sejahtera hanya bisa terealisasi bila pemimpin itu memiliki karakter yang kuat dan mempunyai segudang prestasi.

 

Nah, Jerry pun menilai figur ekonom senior Dr Rizal Ramli sangat layak dipertimbangkan untuk dimajukan sebagai calon presiden pada Pilpres 2024. Sebab, mantan anggota Tim Panel Ekonomi PBB itu punya track record jelas dan mumpuni.

 

Bahkan, diakui Jerry, tak sedikit masyarakat yang mendukung Menko Ekuin era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu.

 

"Masalah Indonesia hari ini salah satunya adalah ekonomi," ujar Jerry, Rabu (20/10). "Saya rasa, dengan pengalaman Rizal Ramli yang begitu banyak, seperti mengurangi utang dan menggenjot pertumbuhan ekonomi di era pemerintahan Gus Dur, menjadi bukti bahwa ia mampu menjadi pemimpin yang mampu membawa perubahan bagi Indonesia."

 

Jerry meyakini, Rizal Ramli bisa bersaing dengan nama-nama tokoh yang kerap dimunculkan lembaga survei.

 

"Kalau lihat kompetensi, kredibilitas, dan integritas, Rizal Ramli sudah jelas banyak kontribusinya untuk bela kepentingan rakyat," ucapnya

 

"Namanya tidak masuk survei dari surveyoRp atau polsteRp ya, karena bukan tipe orang yang ketika di dalam pemerintahan manfaatin jabatan untuk cari kekayaan untuk modal politik," papar Jerry.

 

Melihat hal tersebut, Jerry pun merasa heran dengan hasil survei nasional yang tak mencantumkan nama Rizal Ramli.

 

“Nama Rizal Ramli hanya muncul di survei-survei tertentu saja seperti KedaiKOPI. Saya juga bingung di tempat lain tidak ada,” tandasnya. (rmol)



 

SANCAnews.id – Ketua Umum Badan Musyawarah (Bamus) Betawi Abraham Lunggana alias Haji Lulung menegaskan agar pemerintah tidak memberi nama Mustafa Kemal Ataturk di salah satu ruas jalan, kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

 

Haji Lulung menegaskan bahwa haram hukumnya di tanah betawi ada nama jalan Ataturk.

 

“Haram hukumnya di tanah Betawi ada nama Jalan Mustafa Kemal Ataturk,” ujarnya, pada Rabu, 20 Oktober 2021.

 

Pihaknya menjelaskan, penolakan keras itu dilayangkan lantaran reputasi Ataturk yang dianggap sebagai tokoh Turki yang kontroversial.

 

Ataturk juga dianggap memiliki pemikiran sesat mengingat yang bersangkutan dikenal seluruh dunia sebagai Islamofobia.

 

Oleh sebabnya Haji Lulung mengatakan bahwa Ataturk merupakan tokoh yang kejam dan benci Islam. Makanya tidak heran apabila banyak pihak yang dengan keras menolak rencana tersebut.

 

“Dia adalah seorang tokoh sekuler yang kejam dan benci Islam. Tak layak namanya dijadikan nama jalan di Jakarta yang mayoritas penduduknya beragama Islam,” kata Haji Lulung, dikutip Hops pada Kamis, 21 Oktober 2021.

 

Pria yang menjabat sebagai Ketua DPW PPP DKI Jakarta ini mengimbau agar pemerintah tak sembarang memberikan nama di DKI Jakarta.

 

Terlebih ada beberapa hal yang perlu ditelisik, mulai dari aspek sejarah hingga geografisnya.

 

Jika rencana tersebut dipaksakan justru akan mencederai perasaan umat Islam di Indonesia, khususnya umat Islam Betawi sebagai masyarakat yang religius.

 

Kendati begitu, mantan anggota DPR ini mengapresiasi langkah tepat pemerintah Indonesia dan Turki yang saling memberikan nama jalan untuk menguatkan hubungan bilateral kedua negara.

 

“Kami sepenuhnya mendukung tukar guling usulan nama yang semangatnya adalah untuk menguatkan hubungan bilateral Indonesia-Turki,” imbuhnya. (hops)



 

SANCAnews.id – Tokoh NU Gus Umar Hasibuan menyindir Fahri Hamzah yang mendukung wacana nama jalan Mustafa Kemal Ataturk.

 

Fahri Hamzah disebut tidak konsisten dengan pernyataanya yang dulu menghina Ataturk namun sekarang berbeda lagi.

 

Dalam cuitannya Gus Umar menyebut Fahri Hamzah suka lupa dengan twit sendiri. 

 

"Suka lupa dgn twit sendiri. Kmrn twitnya hina at taturk skrg twitnya berubah," tulisnya di akun twitter. @Umar_Hasibuann_ pada 20 Oktober 2021.

 

"Tapi klu aku mention ke FH dia lgsg bilang aku cemen. Sebenarnya yg cemen siapa sih? Klu jadi org konsisten ngomong jgn berubah2," tambah Gus Umar.

 

Dalam cuitannya tersebut Gus Umar juga mengunggah dua cuitan Fahri Hamzah soal Ataturk.

 

Cuitan pertama diunggah pada 2018 dan cuitan terbaru pada Oktober 2021. Pada cuitannya 1 Maret 2018 Fahri mengungkapkan kebenciannya kepada Ataturk, seorang tokoh sekuler yang dianggap melakukan penghinaan pada umat Islam.

 

"Islam macam apa yang kalian inginkan? Apa mau seperti Attaturk? Apa mau Azan diganti bahasa Indonesia? Assalamualaikum diganti selamat pagi? Apa mau sholat pakai baca pembukaan UUD45? Apa sih maunya? Susah betul memahami bahwa yang bodoh itu ya pemerintah...," tulis Fahri kala itu.

 

Namun pada cuitan terbarunya Fahri Hamzah menyebut Ataturk sebagai simbol keakraban Indonesia dan Turki. Ia menyamakan Ataturk engan Soekarno di Indonesia.

 

"Erdogan menghormati Attaturk sebagai bapak Turki Modern sebagaimana Soekarno bagi Indonesia. Attaturk telah diterima dalam hall of fame bangsa Turki dgn segala kurang lebih seperti Soekarno dgn segala kurang lebih. Ia adalah nama yg dipakai untuk keakraban dua negara. Itu saja!" katanya lagi. (glc)



 

SANCAnews.id – Aliansi Gerakan Rakyat dan Mahasiswa Indonesia (GERAK MISI) menggelar aksi unjuk rasa di Jalan Sultan Alauddin Makassar, menuntut Omnibus Law dicabut, Rabu 20 Oktober 2021.

 

Aksi tersebut berlangsung Perbatasan Kota Makassar – Kabupaten Gowa, dengan diikuti sekitar 20 orang massa dari kalangan mahasiswa.

 

Koordinator Lapangan Nurhidayat mengatakan bahwa pihaknya turun ke jalan pada hari ini dalam rangka menyikapi kebijakan Omnibus Law.

 

Selain itu, pihaknya juga memperingati dua tahun kepemimpinan Jokowi-Ma’ruf di periode keduanya ini.

 

“Kami menyikapi isu dua tahun Kepemimpinan Jokowi-Ma’ruf dan Tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja,” kata Korlap dalam orasinya.

 

Mereka orasi secara bergantian, membakar ban, dan memblokade jalan sambil membentangkan spanduk bertuliskan “Tolak kedatangan Jokowi – Maruf Amin di Sulsel” dan “Evaluasi kinerja Jokowi-Ma’ruf Amin”

 

Sementara nampak kemacetan panjang tak tertahankan di sepanjang jalan Sultan Alauddin Makassar. (trotoar)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.