Latest Post


 

SANCAnews Politikus Partai Gerindra, Fadli Zon memberikan sindiran ke Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qaumas soal pergeseran hari libur keagamaan.

 

Menurut anak buah Prabowo Subianto itu kebijakan menggeser hari libur Maulid Nabi adalah pekerjaan sia-sia.

 

“Aneh2 aja menggeser hari libur keagamaan, kurang faedah n kurang kerjaan,” kata Fadli Zon dikutip Fajar.co.id di akun Twitternya, Sabtu (16/10/2021).

 

Legislator DPR RI itu pun menyindir jika selama ini Menag Gus Taqut hanya bisa membuat kebijakan seperti itu.

 

“Apa cuma itu bisanya?,” tanya Fadli Zon.

 

Sebelumnya, politikus PKS Hidayat Nur Wahid menolak keputusan pemerintah yang menggeser hari libur Maulid Nabi.

 

“Jangan geser libur Maulid 1443 H. Tetap waspada, dengan taati Prokes,” tulis HNW di akun Twitternya.

 

Sepert diketahui, Kemenag RI mengeser hari libur maulid Nabi Muhammad SAW menjadi hari Rabu, 20 Oktober 2021. Hal ini dilakukan guna mencegah antisipasi munculnya kasus baru Covid-19.

 

Perubahan ini tertuang dalam Keputusan bersama Menag, Menaker, dan Menpan RB No 712, 1, dan 3 tahun 2021 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Bersama Menag, Menaker, Menpan dan RB No 642, 4, dan 4 tahun 2020 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama. (fajar)



 

SANCAnews Doa dan harapan disampaikan warga kepada Gubenur DKI Jakarta, Anies Baswedan agar bisa menjadi pemimpin Indonesia.

 

Hal itu diutarakan warga saat menerima surat izin mendirikan bangunan (IMB) sementara dari Gubernur Anies di Kampung Tanah Merah, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara Sabtu (16/10).

 

"Mudah-mudahan 2024 (Pak Anies) jadi presiden," kata salah seorang warga bernama Radiman diberitakan Kantor Berita RMOLJakarta.

 

Doa Radiman pun langsung diaminkan warga yang mengkuti acara tersebut. Namun Anies tidak mau menanggapi serius ucapan Radiman tersebut.

 

"Belum apa-apa sudah 2024 nanyanya, ini masih 2021," ujar Anies sambil tersenyum.

 

Sebaliknya, Anies ingin lebih fokus menangani persoalan di Jakarta dan menuntaskan janji-janji kampanyenya dengan bekerja.

 

Sebelumnya, Anies menyerahkan secara simbolis IMB sementara kepada 17 penerima perwakilan warga dari 21 Kampung Prioritas.

 

Mulai dari Kampung Tanah Merah, Kampung Muka, Kampung Tongkol-Krapu-Lodan, Kampung Marlina, Kampung Elektro, Kampung Gedong Pompa, Kampung Rawa, Kampung Kaliapuran, Kampung Guji Baru, Kampung Sekretaris, serta Kampung Baru.

 

Berbeda dengan IMB pada umumnya, IMB sementara ini bukan untuk satu bangunan tetapi mencakup wilayah 1 RT.

 

Anies menambahkan, IMB berbentuk kawasan ini baru kali pertama ada di Indonesia.

 

"Ini pertama kali di Indonesia ada IMB berbentuk kawasan," demikian Anies. (*)



 

SANCAnews – Pemerintahan di bawah kepemimpinan Anies Baswedan di DKI Jakarta kini sudah genap memasuki usia empat tahun setelah resmi dilantik pada 16 Oktober 2017 silam.

 

Di momen empat tahun memerintah, Anies Baswedan memilih kegiatan dengan membagikan surat izin mendirikan bangunan (IMB) sementara di Kampung Tanah Merah, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (16/10).

 

"Tepat empat tahun kami bertugas, alhamdulillah janji itu kami tunaikan di Tanah Merah ini," kata Anies diberitakan Kantor Berita RMOLJakarta.

 

Ucapan ini disambut tepuk tangan oleh warga yang hadir di kawasan Tanah Merah. Dalam salah satu janji kampanyenya, Anies memprioritaskan penataan 21 kampung di wilayah Jakarta, termasuk kawasan Tanah Merah.

 

Hal itu juga sekaligus tindak lanjut atas keluhan warga Kampung Tanah Merah atas status rumah mereka, terlebih saat mengurus perizinan KTP atau lainnya.

 

"Sesudah kami mendengar apa yang menjadi problem di kampung ini, kami ingin semua yang tinggal di Jakarta merasakan kota ini maju, tetapi warganya juga bahagia mendapatkan kebutuhan dasar yang layak," kata Anies.

 

"Pemprov DKI bekerja berdiskusi mencari solusi, lalu muncullah solusi IMB sebagai satu kawasan," sambungnya.

 

Di depan warga, Anies menyerahkan secara simbolis IMB sementara kepada 17 penerima perwakilan warga dari 21 Kampung Prioritas.

 

Mulai dari Kampung Tanah Merah, Kampung Muka, Kampung Tongkol-Krapu-Lodan, Kampung Marlina, Kampung Elektro, Kampung Gedong Pompa, Kampung Rawa, Kampung Kaliapuran, Kampung Guji Baru, Kampung Sekretaris, serta Kampung Baru. []


 

SANCAnews – Brigjen TNI Junior Tumilaar mencurigai ada oknum yang sengaja menyebarkan surat terbukanya kepada Kapolri mengenai warga yang berurusan dengan konflik lahan di Sulawesi Utara. Sebab, meski suratnya berbentuk terbuka, namun Junior tidak mencurigai Kapolri, melainkan pihak yang ada dalam tembusan surat.

 

"Surat saya itu sebenarnya bukan terbuka, surat saya itu klasifikasinya konfidensial. Kenapa? cukup kepada Bapak Kapolri dan tembusannya," kata Junior di kantor ProDEM, Jalan Veteran, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat 15 Oktober 2021.

 

Brigjen Tumilaar menyebut jika pihak-pihak yang ada di dalam tembusan surat yang ditujukan kepada Kapolri. Pertama adalah tembusan bagi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, kedua untuk Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa, kemudian tembusan untuk Panglima Kodam (Pangdam) XIII/Merdeka, dan untuk Mayjen TNI Wanti W F Mamahit. Tembusan tersebut ditujukan untuk pejabat TNI yang membawahinya.

 

Selanjutnya, tembusan keempat untuk James Tuwo selaku pengacara Ari Tahiru dan Edwin Lomban, juga tembusan kelima kepada Hillary Brigitta Lasut selaku anggota DPR-RI.

 

"Yang kelima saya tembuskan surat itu kepada Ibu Hillary Brigitta Lasut karena beliau di Komisi 3. Makannya saya tembusi supaya masalah hukum beliau tahu, beliau anggota DPR, suara rakyat. Nah itu saja yang dikatakan konfidensial terbatas, bukan terbuka," sebutnya.

 

Menurutnya, pihak yang menyebarkan suratnya kepada Kapolri adalah salah satu dari tembusan yang ada di surat tersebut. Ia menduga ada pihak yang membocorkan surat tembusan keempat adalah James Tuwo selaku pengacara dari Ali Tahiru dan Edwin Lomban serta tembusan yang kelima adalah Hillary Brigitta Lasut.

 

"Siapa yang buka? ya mungkin salah satu itulah. Tapi saya yakin tembusan satu, dua, tiga apalagi kepadanya tidak mungkin dibuka. Kemungkinan itu nomor 4 dan nomor 5," jelas Brigjen Tumilaar.

 

Kendati demikian, hal tersebut tidak terlalu dipermasalahkannya. Yang lebih penting, ungkap Brigjen Tumilaar, adalah isi dari surat tersebut yang ditujukan kepada Kapolri.

 

"Ah itu tapi saya tidak mempersoalkan itu, persoalannya di isi surat itu. Apa itu isi suratnya? perihalnya jelas pemanggilan Babinsa oleh Polri dan penahan Ari Tahiru," ungkap dia.

 

Dia juga menyampaikan isi dari surat yang ditujukan untuk Kapolri, mulai dari paragraf pertama sampai penutup. "Paragraf pertama itu salam berdasarkan kebenaran dan ketuhanan yang maha pengasih lagi maha penyayang yang bernama Yehuwa. Itu salam paragraf pertama," beber Brigjen Tumilaar.

 

Paragraf kedua, lanjut Tumilaar, berisi permintaan agar Babinsa tidak dipanggil oleh pihak kepolisian. Dia lantas menjelaskan mengenai tugas Babinsa.

 

"Isi dari surat itu di paragraf dua itu tentang intinya memberitahukan dan mengimbau mohon Babinsa itu jangan dipanggil oleh Polri. Itu intinya, kenapa? babinsa itu bagian dari sistem pertahanan negara di darat," lanjutnya.

 

"Kenapa itu menjadi hal pertama di dalam persoalan di surat itu persoalan yang saya ungkapkan? karena pertahanan negara itu kalau di darat itu kita ada istilahnya kumpulkan keterangan. Tidak boleh kita tidak tahu apa-apa di daratan itu, di wilayah itu. Nah itu tugasnya siapa? tugasnya Babinsa," sambungnya.

 

Terkait persoalan ini, ia mendorong pembentukan UU Keamanan Negara. Aturan itu akan menjelaskan kewenangan antarlembaga dalam urusan keamanan negara.

 

"Makanya perlu UU Keamanan Negara, Keamanan Nasional dibagilah porsi kewenangan untuk keamanan negara ini. Jadi jangan dirusak dengan peristilahan keamanan itu punyanya polisi, salah itu, tidak boleh. Pertahanan itu punyanya TNI, enggak boleh itu. Kita jangan dibelak-belokan peristilahan yang mengacaukan itu," tandas Brigjen Tumilaar. (viva)


'Hera Marsela.jpg' gagal diupload. TransportError: There was an error during the transport or processing of this request. Error code = 103, Path = /_/BloggerUi/data/batchexecute

SANCAnews – Wanita bernama Hera Marsela mengisahkan perjalan hidupnya saat menjadi mualaf atau memeluk agama Islam.

 

Diketahui Hera merupakan mualaf yang berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat yang kini kisahnya viral di media sosial.

 

Perjalanan hidupnya tersebut diunggah di kanal YouTube Laskar Tujuh Langit pada (3/9/2021) lalu.

 

Dalam pengakuannya awalnya ia mengenal Islam saat mengenal sang pacar, ia mengaku mulanya sangat tak menyukai Islam.

 

Terlebih lagi dalam agama Islam, menurutnya terdapat sosok yang dianggapnya keras yaitu Habib Rizieq Shihab.

 

"Saya nggak suka Habib Rizieq, karena keras ngomongnya suka sembarangan," kata Hera.

 

Bahkan suatu hari ia dan pacarnya sampai ribut karena membahas soal Habib Rizieq, kekasihnya berujar tak akan memaafkan Hera sampai ia mengetahui Islam itu apa.

 

Dalam prosesnya ia mencari tahu tentang Islam, ia bebarapa kali bermimpi mendengar bisikan, dan ia selalu terbangun pada saat Subuh tiba.

 

Hingga akhirnya Hera bertemu dengan kekasihnya lagi dan memantapkan diri untuk masuk Islam dengan dituntun syahadat.

 

Hera mulai memperbaiki diri untuk mengenal Islam lebih dekat. Mulai belajar salat.

 

"Saya ke masjid setiap waktu sholat, bawa mukena dan Iqra di tas, tanpa sepengetahuan ibu," ujarnya.

 

Ia pun mengaku meski sudah menjadi seorang muslim, ia masih menyembunyikan keyakinannya terbarunya dari keluarga. Sebab ia tahu, keluarganya akan menentang.

 

"Saya ke masjid setiap waktu sholat, bawa mukena dan Iqra di tas, tanpa sepengetahuan ibu," ujarnya.

 

Ia  juga sampai dicibir oleh tetangganya, hingga akhirnya ia bercerita kepada orang tuanya sendiri.

 

"Setiap saya bilang dapat hidayah, seperti ditertawakan," terangnya.

 

Hera juga mengaku pernah mengalami kejadian gaib, suatu hari ia didatangi pria dengan wajah bercahaya. Hal tersebut membuatnya merasa terharu, dan tak kuat menangis.

 

"Saya masih ingat didatangi orang berbaju putih, pake tongkat, wajahnya bercahaya sama sekali nggak kelihatan.

 

Di situ beliau bilang sama saya 'ini agama yang lurus, saya berikan kepadamu. Jagalah agama ini dengan sebaik-baiknya'. Masya Allah," ujarnya.

 

Tampak orang tuanya awalnya tak terima saat Hera masuk Islam, namun seiring berjalannya waktu akhirnya bisa menerimanya. (poskota)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.