Latest Post


 

SANCAnews – Tim kuasa hukum terpidana suap red notice Djoko Tjandra, Irjen Napoleon, angkat suara terkait dugaan kasus penganiayaan terhadap tersangka penista agama Muhammad Kece yang tengah diselidiki Bareskrim Polri.

 

Kuasa hukum Napoleon, Ahmad Yani mengatakan, kliennya pernah cerita soal Kece yang tak disukai para tahanan lain.

 

“Ini sudah lama. Dulu (pernah cerita, tapi saya) tak merespons. Kece ini membuat marah orang di sini (tahanan Bareskrim),” kata Yani kepada kumparan, Senin (20/9).

 

Yani menuturkan, Napoleon sosok yang dihormati dan disegani di rutan Bareskrim. Banyak tahanan yang mengeluh soal Kece ke Napoleon, bahkan ada yang ingin memukulnya.

 

Yani menambahkan, keluhan para tahanan direspons serius Napoleon. Dia lalu menemui Kece dan melakukan penganiayaan yang disebutnya sebagai tindakan terukur.

 

“Pak Napoleon orang disegani melindungi seluruh tahanan tak kenal agama. Bahkan dia memimpin upacara 17 Agustusan, seperti itu dia sangat dihormati, berbaur, itu selebihnya dia banyak di kamar (tahanan),” ujar Yani.

 

“Dia (Napoleon) tak (banyak) bersosialisasi kalau terjadi (pemukulan) yang tadi saya bilang, dia bisa menangkap akan terjadi pemukulan oleh tahanan lainnya dia menjadi ventilasi (penyalur keresahan ke Kece) tadi,” sambungnya.

 

Yani menyebut, Napoleon dan Kece berada satu blok di tahanan Bareskrim. Mereka juga kerap bertemu pada jam tertentu. “Satu tahanan, enggak satu sel, satu blok,” tandasnya. []




 

SANCAnews – Inspektur Kodam (Irdam) Merdeka, Brigadir Jenderal (Brigjen) Junior Tumilaar mengirim surat ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

 

Surat itu sebaih bentuk protes setelah salah satu personel Badan Pembina Desa (Babinsa) didatangi personil Brimob Polri. Hal itu terkait pembelaan sang Babinsa kepada warga bernama Ari Tahiru (67 tahun), yang tanahnya disebut diserobot PT Ciputra International.

 

Surat yang ditulis Brigjen Junior itu juga ditembuskan ke Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa, dan Panglima Kodam Merdeka Mayjen Wanti Waranei Franky Mamahit.

 

Brigjen Junior tidak terima ketika sang Babinsa membela rakyat kecil, berkonsekuensi harus dipanggil Polresta Manado, dan Ari yang merupakan warga buta huruf harus ditangkap aparat.

 

Dia pun menulis surat di Kota Manado pada 15 September 2021, yang ditujukan kepada orang nomor satu di organisasi Polri.

 

Junior merupakan abiturien Akademi Militer (Akmil) 1988 yang merintis karier di TNI AD di korps Zeni. Dia pernah menjadi Komandan Kodim 021/Tapanuli Tengah, dan Staf Khusus Direktur Zeni Angkatan Darat (Dirziad).

 

Kepala Penerangan Komando Daerah Militer (Kapendam) XIII/Merdeka, Letkol Johnson M Sitorus membenarkan surat terbuka yang ditulis tangan oleh Brigjen Junior itu.

 

Berikut isi surat terbuka Junior:

 

Salam sinergitas TNI-Polri dan salam presisi.

 

Saya bersurat dimotivasi oleh kebenaran berdasarkan Ketuhanan Allah Yang Maha Esa-Maha Kasih Yang bernama Yehuwa.

 

Saya Brigjen TNI Junior Tumilaar (Irdam XIII/Merdeka) memberitahukan dan bermohon agar Babinsa (Bintara Pembina Desa) jangan dibuat surat panggilan Polri. Para Babinsa itu bagian dari sistem pertahanan Negara di darat. Para Babinsa diajari untuk tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat, bahkan wajib mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya.

 

Kami beritahukan kepada Bapak Kapolri, bahwa ada rakyat bernama Bapak Ari Tahiru rakyat miskin dan buta huruf berumur 67 tahun ditangkap ditahan karena laporan dari PT Ciputra International/Perumahan Citraland. Bapak Ari Tahiru sampai surat ini dibuat masih ditahan (± 1/2 bulan). Juga Bapak Ari Tahiru ini pemilik tanah waris yang dirampas/diduduki

 

PT Ciputra International/Perumahan Citraland (memang beberapa penghuni anggota Polri). Bapak Ari Tahiru sebagai rakyat minta perlindungan Babinsa, itu pun Babinsa kami pun dipanggil Polri/Polresta Manado.

 

Selain itu, pasukan Brimob Polda Sulut bersenjata mendatangi Babinsa kami yang sedang bertugas di tanah Bapak Edwin Lomban yang sudah ada putusan Mahkamah Agung Nomor 3030 K tahun 2016.

 

Atas laporan PT Ciputra International/Perumahan Citraland, Polresta Manado membuat surat panggilan kepada Babinsa. Akhir kata Demi Allah Yang Maha Esa-Maha Kasih, mari kita bela rakyat miskin/kecil dan jangan bela perusahaan yang merampas tanah-tanah rakyat. Terima kasih, semoga diberkati Allah Yehuwa.

 

Saya Tentara Rakyat

 

Junior TumilaarBrigjen TNI

 

Tembusan:

 

1. Panglima TNI

2. Kasad

3. Pangdam XIII/Merdeka

4. James Tuwo (Pengacara Ari Tahiru dan Edwin Lomban)

5. Ibu Brigita H Lasut. (fajar)



 

SANCAnews – Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia Democratic Policy, Satyo Purwanto, memberi tanggapan terkait wacana pengunduran jadwal Pemilu yang sebelumnya direncanakan pada 21 Februari 2024.

 

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan pemilu diundur hingga April atau Mei 2024 karena persiapan pemilu terlalu cepat dan akan berdampak pada stabilitas politik.

 

Dia menilai jika benar itu terjadi maka bisa saja menimbulkan spekulasi liar di tengah masyarakat.

 

"Keinginan Mendagri mengundur-undur Pemilu 2024 bisa menimbulkan spekulasi liar," ujar Satyo kepada GenPI.co, Senin (20/9/2021).

 

Terlebih lagi, kata dia adanya isu perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) belakangan ini.

 

"Jangan-jangan malah menjadi pemicu untuk memperpanjang dan memundurkan hal yang lain pula," terang dia.

 

Di sisi lain, Satyo juga menampik alasan Mendagri, karena polarisasi tersebut merupakan dampak ngototnya pemerintah dan parpol-parpol besar mempertahankan presidential treshold 20 persen.

 

"Sehingga masyarakat tidak diberikan pilihan yang logis terhadap para calon presiden. Selalu saja 2 calon pasangan, bahkan pilpres 2024 dikhawatirkan hanya akan ada calon tunggal," tandas dia.

 

Satyo menambahkan hal tersebut terlihat dari peta kekuatan parpol yang hanya menyisakan Partai Demokrat dan PKS yang berada di luar pemerintahan.

 

"Kita lihat apakah ke depan ada lagi alasan yang lebih urgent dari polarisasi dan ketatnya jadwal? Jika tiba-tiba muncul lagi alasan lainnya maka patut masyarakat dapat mempertanyakan atau mencurigai bahwa mungkin saja ada kepentingan lain di balik penundaan itu," tuturnya. []



 

SANCAnews – Ustadz Abu Sahid Chaniago diserang ketika melakukan ceramah di Masjid Baitusyakur, Batuampar, Batam, Kepri, Senin (20/9/21).

 

Video yang beredar memperlihatkan pelaku penyerangan tersebut yakni seorang pria muda.

 

"Benar ada penyerangan Ustadz, sekarang pelaku sudah diamankan," ujar Kapolsek Batuampar AKP Salahuddin.

 

Dijelaskannya, pelaku merupakan Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) dan saat ini sedang berada di Polsek Batuampar, "Saat ini kita coba minta keterangan yang bersangkutan," pungkasnya.

 

Serangan pria misterius terhadap Ustaz Abu Sahid Chaniago saat ceramah begitu cepat. Sang Ustaz yang sempat melihat kedatangan pelaku terkena tendangan di rahang dan terjatuh. Peristiwa penyerangan terjadi saat pengajian Zikir Bismilah di Masjid Baitusyakur, Batuampar, Batam, Kepri, Senin (20/9/21) sekitar pukul 11.15 WIB.

 

Pelaku masuk dari pintu dan mengagetkan Ustaz Abu Sahid Chaniago. Meski sempat lari, namun ustaz terjatuh karena saat itu menggunakan baju panjang dan kakinya nyangkut. Menurut salah seorang jemaah yang kebanyakan adalah ibu-ibu ini, tendangan orang yang tidak dikenal mengenai rahang ustaz di sebelah kiri.

 

"Ustaz pun langsung kepit kepala orang tersebut. Semua kami jamaah memukuli. Dan ada yang mukul kepala orang itu dan ada yang nendangin, pokoknya ibu-ibu histeris. Ya Allah Ya Robb, apa yang terjadi hari ini kami lepas kontrol, sudah gak tau apa lagi," ujar salah seorang emak-emak jamaah pengajian Zikir Bismilah Mesjid Baitusyakur.

 

Jamaah bereaksi spontak karena ingin menyelamatkan ustaz yang diserang. Pelaku yang telah diringkus dan diamankan di Polsek Batuampar saat ditanya mengaku orang Aceh Temiang. "Saat ditanya apa agamanya, dia jawab tidak punya agama," katanya.

 

Jamaah yang mendatangi kantor Mapolsek Batuampar beberapa saat kemudian membubarkan diri. Ustaz Abu Sahid Chaniago diketahui menderita memar di rahang kirinya.

 

"Baru aja kami bubar dari kantor polisi bersama ustaz. Kami tanya apa yang terasa sakit pak ustaz bilang rahang sebelah kiri merah dan sakit dan dibawa ngomong sakit," jelasnya.

 

Pihak jamaah ini berharap agar kejadian serupa ini tidak terjadi lagi dikemudian hari dan pada ustaz lainnya. "Subhanallah semoga kejadian ini yang pertama dan terakhir menimpa para Guru kita, lindungi Guru-guru kami ya Allah. Ini pelajaran berharga pasti ada hikmahnya. Aamiin ya Allah ya Robb," pungkasnya. (glc)



 

SANCAnews – Insiden penyerangan pada ustaz belakangan ini muncul. Kalau di Tangerang, seorang ustaz ditembak seseorang dan meninggal, ada kasus di Batam, Kepulauan Riau Ustaz Abu Syahid Chaniago diserang saat ceramah di masjid lho. Nah setelah ditangkap dan diperiksa polisi, penyerang Ustaz Abu Syahid itu nggak banyak kata cuma bilang ‘saya komunis’.

 

Apa ya motif dari penyerang ustaz tersebut. Polisi masih terus mendalami insiden penyerangan pendakwah di Batam itu. Kenapa dia bilang dan ngaku komunis.

 

Insiden Ustaz Abu Syahid Chaniago diserang orang saat ceramah terjadi beberapa waktu lalu. Kini penyerang itu telah diserahkan dan diperiksa oleh penyidik Polres Barelang.

 

Nah dalam pemeriksaan, penyerang ustaz tersebut nggak banyak bicara. Yang mengejutkan dia bilang adalah komunis.

 

“Saya komunis,” begitu kata pria penyerang ustaz Abu Syahid di ruang pemeriksaan penyidik Polres Barelang, Senin 20 September 2021 dikutip dari Suara.com.

 

Untuk mendalami dan membongkar insiden ini, polisi menggali keterangan pula dari korban, Ustaz Abu Syahid Chaniago. Pendakwah itu diperiksa dengan didampingi oleh pengurus Masjid Raya Baitusysyakur, Jodoh, Batam lho.

 

Selain itu polisi juga memeriksa dan menggeledah kediaman penyerang ustaz Abu Syahid di daerah Jodoh.

 

Sebelumnya insiden penyerangan ustaz terjadi Senin siang di Masjid Raya Baitusysyakur, Jodoh.

 

Dalam video viral yang beredar, Ustaz Abu Syahid sedang menjelaskan sesuatu di depan jemaah ibu-ibu. Kemudian beberapa saat penyerang mendekati Ustaz Abu Syahid, nah sang pendakwah ini untungnya sudah tahu ada yang nggak beres, begitu penyerang siap menyerangnya, Ustaz Abu Syahid lari dari forum jemaaah. Beruntung aksi itu bisa dilumpuhkan oleh sejumlah pria.

 

Petugas keamanan Masjid, Jafar menuturkan bahwa peristiwa penyerangan tersebut terjadi sekitar pukul 11.00 WIB.

 

“Pada saat itu memang ada pengajian ibu-ibu. Penyerangan terjadi saat Ustad tengah memberikan ceramah,” papar salah satu petugas masjid.

 

Dari keterangan Jafar, pihak keamanan Masjid mengaku awalnya tidak menduga bahwa pelaku yang merupakan laki-laki tersebut, berniat melakukan penyerangan terhadap Ustad yang diketahui bernama Ustaz Abu Syahid Chaniago.

 

Di mana saat datang ke area masjid, diketahui bahwa penyerang menggunakan pakaian rapi.

 

“Pelaku itu rapi saat datang, pakai jaket dan celana panjang. Kemudian dia bahkan sempat saya lihat ke arah area wudhu. Setelah itu saya gak tahu kalau langsung masuk ke dalam,” terangnya. (hops)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.