Sengketa Tanah Rakyat Bojong Koneng dengan Sentul City, Lieus Tantang Pendukung Jokowi Debat Terbuka
SANCAnews – Pernyataan salah seorang yang
disebut-sebut pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rudy S. Kamri yang
menyebut Aktivis Tionghoa Lieus Sungkharisma membela pengamat politik Rocky
Gerung secara berlebihan mendapat respons balik.
Pasalnya, Rudy menyebut Lieus terlalu berlebihan lantaran
meminta Presiden Jokowi untuk turun tangan mengurai sengketa tanah warga desa
Bojong Koneng, Babakan Madang, Kabupaten Bogor oleh PT Sentul City.
Atas dasar itu, Lieus menantang debat terbuka Rudy terkait
dugaan penyerobotan lahan warga desa Bojong Koneng, Babakan Madang, Kabupaten
Bogor oleh PT Sentul City.
Meskipun, Lieus sendiri tidak kenal dan tidak tahu siapa Rudy
dan apa latarbelakang orang yang mengaku-ngaku pendukung Jokowi itu.
Hal itu disampaikan Lieus dalam kanal Your pribadinya @Lieus
Sungkharisma Official, yang diposting beberapa jam lalu, Jumat siang (17/9.
"Rudi S Kamri ini saya tidak pernah kenal, cuma kayak
tahu-tahuan tentang saya. Saya siap debat. Setiap yang saya bilang saya berani
mempertahankan kebenarannya, dan by data. Aneh Bapak Rudy S Kamri ngomong
urusan pertanahan ini urusan kecil," tegas Lieus.
"Saya tahu apa profesinya (Rudy), profesi bapak apa?
Jangan begitu Pak benci sama Rocky Gerung. Masalah tanah ini masalah
penting," imbuhnya menegaskan.
Lieus merasa heran dengan sikap Rudi S Kamri yang terkesan
benci sekali terhadap Rocky Gerung hingga menyebut persoalan tanah di Bojong
Koneng, Bogor, itu seolah masalah personal Rocky Gerung semata.
Padahal, kata Lieus, terkait sengketa tanah di Bojong Koneng
itu ia kedatangan pemilik tanah yang diserobot oleh PT Sentul City tanpa
melalui proses pengadilan.
Tanahnya cukup luas hingga 300 hektare dan memiliki
sertifikat lengkap sejak tahun 1960.
"Cuma ini banyak penjilatnya aduh. Maklumat beliau kan
Presiden yang jilat beliau itu banyak. Pak Rudi S Kamri kayak tidak ngerti.
Masalah tanah ini bukan masalah Rocky Gerung, kecil itu urusan Rocky Gerung,
tapi masalah pertanahan di Indonesia ini banyak. Masak sih Bapak tidak
tahu?" tuturnya.
"Saya ini ngomong bukan belain Rocky Gerung, salah. Yang
punya tanah nih kemarin kasih saya dateng (nunjukin dokumen). Ini tanah ada SK
Menteri ATR/BPN, tanggal 15 April 1960, ini ada, tanah ini 300 hektare, ada
petanya, ada verpondingnya, ada keterangan dari balai harta peninggalan,
SKPT-nya ada, jadi ini bukan main-main," sambungnya.
Lieus berharap, pendukung fanatik Presiden Jokowi dalam hal
ini Rudy S Kamri untuk berhenti nyinyir tanpa data dan diumbar di media sosial,
yang justru itu akan mempermalukan dirinya sendiri.
Atas dasar itu, Lieus menantang Rudy S Kamri untuk debat
terbuka dan adu data mengenai sengketa tanah di Bojong Koneng, Bogor, Jawa
Barat itu.
"Aduhh Pak Rudy S Kamri! Mudah-mudahan kita ada jodoh
ketemu, kita bikin video bareng dah. Mau soal ini atau mau soal apa aja, kita
tidak ada rasa musuh. Tapi, Bapak kalo ngomong jangan nyinyir," cetusnya.
"Emang mau jadi ape? Tahu Pak Rudy S Kamri jadi
Komisaris tidak? pendukung Jokowi sih banyak yang jadi Komisaris. Apa
jilat-jilat Pak Jokowi supaya Pak Jokowi kasih jabatan? Jadi, urusan Rocky
Gerung ini bukan Rocky Gerung-nya ini (urusan tanah) penting, ini urusan nasib
para petani, urusan tanah ini jangan dianggap kecil, urusan tanah ini urusan
penting," pungkasnya. (rmol)