Latest Post


 

SANCAnews – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memberi respons menohok atas pernyataan Staf khusus Presiden Jokowi, Diaz Hendropriyono yang dianggap melecehkan pesantren melalui postingannya di Instagram.

 

Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera mengatakan pernyataan anak mantan Kepala BIN, AM Hendropriyono itu sangat tidak dibenarkan.

 

“Pernyataan apalagi dr orang di lingkaran Pak @jokowi yg terkesan merendahkan pesantren (santri) adalah tindakan yg tidak bisa dibenarkan,” kata Mardani dikutip Fajar.co.id di akun Twitternya, Rabu (15/9/2021).

 

Mardani menyebut pesantren merupakan tempat menuntut ilmu dan menguatkan iman. Sudah banyak sekali sumbangsih pesantren bagi pembangunan bangsa.

 

“Jangan bandingkan budaya pesantren kita dengan yang ada di negara lain. Para ulama sudah membuat budaya pesantren kita sangat lokal,” sebut Mardani.

 

Anggota DPR RI itu pun meminta umat Islam tidak terprovokasi atas pernyataan orang lingkaran Istana itu.

 

“Umat Islam jangan terprovokasi dengan pernyataan yang menyudutkan pesantren. Cukup buktikan dengan prestasi,” tegasnya.

 

Sebelumnya, dalam video yang Diaz unggah di akun Instagramnya, tampak sekelompok santri yang sedang menunggu giliran divaksin, menutup telinga ketika mendengar musik.

 

Usai menayangkan video santri tersebut, unggahan Diaz tersebut kemudian menampilkan sekelompok pria berjubah putih atau gamis sedang menari diiringi alunan musik.

 

“Sementara itu… kasian dari kecil sudah diberikan pendidikan yang salah. There’s nothing wrong to have a bit of fun!” tulis Diaz dalam postingannya.

 

Jika dilihat versi lain video santri yang menutup telinga tersebut, disebutkan mereka adalah santri penghafal Al-Quran (hafiz). Untuk menjadi hafiz lazimnya santri akan memilah apa yang mereka dengarkan agar tidak merusak hafalan ayat-ayat suci mereka. (fajar)




SANCAnews – Mantan menteri SBY ikut berkomentar soal viral santri penghafal Alquran tutup kuping saat dengar musik sedang jadi perhatian lho. Isu ini jadi viral karena respons staf ahli presiden yang dinilai nyinyir ke santri penghafal Alquran tersebut.

 

Nah mantan Menteri SBY, Dipo Alam sepakat untuk jangan mudah cap radikal dan sinis pada santri tutup kuping dengar suara musik itu. Mantan Menteri Sekretaris Kabinet rezim SBY itu sepakat dengan komentar dari putri Gusdur, Yenny Wahid.

 

Dipo Alam mengomentari soal ramainya santri penghafal Alquran yang menutup kuping mereka saat dengar musik dalam anteran vaksinasi.

 

Dia mengatakan jangan lah gampang melabeli orang dengan radikal hanya karena orah dengar musik. Dipo malah curiga ada yang gelisah dengan viralnya santri tutup kuping itu. Ada agenda pada momentum September ini?

 

“Betul! Jangan gampang tuduh orang ‘radikal’!…tanda2 ada yang mulai gelisah ‘bakar menyan’…petasan/mercon menjelang September 30??…,” tulis Dipo dalam cuitannya dikutip Rabu 15 September 2021. (hops)



 

SANCAnews – Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 (PA 212), Slamet Maarif turut memberikan komentar terkait viralnya video yang memperlihatkan para santri sedang ikuti rangkaian vaksinasi kompak menutup telinga ketika musik barat terputar. Slamet mengkritik panitia acara yang dianggap kurang bijak.

 

"Panitia kurang bijak nggak paham lain ladang lain ilalang," kata Slamet saat dihubungi, Selasa (14/9/2021).

 

Slamet mengatakan, budaya santri jelas jauh berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Sehingga memperdengarkan musik apalagi jauh dari apa yang sudah dipelajari oleh santri merupakan hal yang tak bijak.

 

"Culture santri beda dengan culture masyarakat pada umumnya. Sangat disesalkan dan disayangkan mestinya dengarkan Tilawah Qur'an atau sholawat. Jadi santri tidak kaget seperti itu," tuturnya.

 

Berdasarkan syariat Islam, Slamet mengatakan beberapa pihak ada yang memang tidak sama sekali mendengar musik. Alasannya, kata dia, bisa saja untuk fokus dan agar hafalannya tak hilang.

 

"Ke depan saya berharap satgas daerah yang bertugas tim vaksinasi lebih bijaksana," tandasnya.

 

Viral

 

Untuk diketahui, sebuah video para santri menutup telinga tengah menghebohkan dunia maya. Tampak mereka tengah mngantre vaksin di sebuah ruangan. Namun dengan kompak, santri tersebut menutup telinga karena ada musik barat yang diputar.

 

Dalam video itu, diperkirakan para santri masih duduk di bangku sekolah lanjutan. Dengan rapi, mereka duduk di bangku yang telah dipersiapkan.

 

Para santri kompak menunduk, dan memegang sembari menutup telinganya, karena di lokasi vaksin tengah diputar musik barat.

 

Lalu narasi dari video ini mendukung keterangan aksi para santri. Dengan narasi pernyataan dimulai dengan kalimat "Masya Allah, santri kami sedang antre vaksin," ujar suara yang diduga sang guru.

 

Dengan menyebut pujian lalu ia menambahkan, jika di tempat vaksin tengah diputer lagu Jeremy Zucker, yang dinyanyikan Comethru.

 

"Qodratullah, di tempat vaksin ini diputar musik. Anda lihat jika santri-santri kami tengah menutup telingannya, agar tidak mendengarkan musik ini," ujar sumber suara.

 

Ia pun menutup dengan turut menutup pernyataanya dengan pujian,"Barakallah," ucapnya. (suara)



 

SANCAnews – Sebuah video yang menunjukkan kumpulan santri yang sedang mengantre vaksin, sedang ramai dibahas di media sosial. Video yang diunggah Politisi Diaz Hendropriyono tersebut memperlihatkan para santri yang menutup telinga saat mendengar musik yang diputar di ruang tunggu.

 

Respons warganet membanjiri unggahan tersebut. Pasalnya, Diaz dinilai menyindir perilaku para santri. Beberapa warganet juga menilai pengunggah tidak menghormati perbedaan pendapat orang.

 

Ada yang membandingkan komentar nyinyir kepada santri tersebut dengan oknum-oknum yang memprotes suara adzan berdalih toleransi.

 

"Para santri cuma tutup telinga gk minta matikan musiknya saat ada musik itu mereka anggap menggangu kalian nyinyirin .

Tp kalian yg ngaku Toleran dengar Adzan di masjid , toanya yg kalian minta copot

Yg model gitu ,Toleran kalian cuma toleran ta*k kucing", tulis akun @_RestyCayah.

 

"Kalo ada tersinggung dgn hafiz Quran yg terganggu dgn musik saya juga berhak tersinggung dong karna ada artis yg ngaku kepanasan karena suara adzan. Deal kan", timpal @RaihanAlthafFi1.

 

Sedangkan akun @WidasSatyo menyebut bahwa sikap para santri menutup kuping itu tidak bisa disalahkan. Sebab ada sebagian ulama yang mengharamkan musik.

 

"Anda kalo emang gak tau ilmunya jangan asal lompat pagar. Memang sebagian ulama mazhab Syafi'i cenderung mengharamkan musik. Meskipun ada ulama lain yang berbeda pendapat. Mereka menutup telinga mereka sendiri dibanding ngatur-ngatur orang buat matiin musik. Itu adab namanya," tulisnya. (*)



 

SANCAnews – Peternak ayam yang membentangkan poster ke arah Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Blitar, Jawa Timur, Suroto, akhirnya diundang ke Istana.

 

Wakil Ketua Paguyuban Peternak ayam Rakyat Nasional (PPRN) Suryono mengatakan, Suroto adalah salah satu dari tiga perwakilan peternak yang akan ke Istana, besok atau Rabu (15/9/2021).

 

Sosok Suroto menjadi perbincangan publik setelah ia membentangkan poster bertuliskan "Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar" di tepi jalan yang dilalui Presiden Jokowi di Blitar pada Selasa (7/9/2021).

 

"Pak Suroto termasuk yang akan mewakili kami menemui Presiden di Jakarta. Beliau akan bersama Pak Sukarman dan Pak Rofi Yasifun (Ketua PPRN, asosiasi peternak ayam petelur)," kata Suryono, dikutip dari Kompas.com, ompas.com, Selasa (14/9/2021).

 

Undangan untuk datang ke Istana berasal dari Biro Protokol Sekretariat Presiden. Ada sebelas nama pengurus PPRN yang ditulis di undangan, tapi para pengurus memutuskan hanya tiga nama yang berangkat.

 

"Baru saja mereka bertiga selesai melakukan tes Covid-19 sebagai syarat melakukan perjalanan dan masuk ke lingkungan Istana," ujar Suryono.

 

Pertemuan akan berlangsung besok mulai pukul 13.00 WIB. Para peternak berharap pertemuan dengan Presiden Jokowi akan memberi solusi pada masalah perunggasan nasional.

 

"Masalah yang kita hadapi ini dari tahun ke tahun yang itu-itu saja, dan selalu melibatkan pejabat pemerintah mulai tingkat daerah hingga pusat. Tapi masalah reda sebentar, kemudian balik lagi dan balik lagi," jelas Suryono.

 

Belakangan, nasib para peternak ayam petelur menjadi sorotan lantaran harga telur yang anjlok. Rendahnya harga telur membuat peternak tak punya pilihan.

 

Mereka, tutur Suryono, harus rela menjual telur dengan harga murah, agar bisa membeli pakan ayam. Sedangkan harga pakan ayam saat ini justru naik, hingga akhirnya membuat peternak merugi.

 

Harga pakan unggas naik, akibat naiknya harga bungkil kedelai seiring dengan kenaikan harga kedelai di pasar global.

 

Peternak sudah mengakali kenaikan harga pakan dengan membuat pakan ayam sendiri berbahan utama jagung. Tapi, harga jagung juga sedang naik dan pasokannya susah didapat.

 

Kondisi peternak ayam petelur juga diperparah dengan naiknya harga anakan ayam, sejak beberapa tahun terakhir. Suryono bercerita, banyak peternak yang terpaksa menjual aset mereka demi menyambung hidup.

 

"Semakin besar jumlah ayam yang kita miliki, semakin cepat menghabiskan aset yang kita miliki," katanya.

 

Begitu juga dengan Suroto, yang telah menjual tanah, mobil, dan sepeda motor untuk menutup kerugian dan pada saat yang sama harus membayar utang modal usaha ke bank.

 

"Sama seperti saya, jual tanah, jual kayu di kebon. Sudah ratusan juta tapi semuanya dipatok ayam, habis. Terakhir saya jaminkan sertifikat rumah ke bank," ungkapnya. []


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.