Haris Azhar Menolak Minta Maaf pada Luhut Pandjaitan
SANCAnews – Tudingan telah menebar fitnah yang
disampaikan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ditolak tegas
oleh pegiat HAM, Haris Azhar. Dia juga menolak untuk melakukan diskusi jika
diskusi tersebut dimaksudkan agar dirinya meminta maaf.
Penegasan ini disampaikan Haris Azhar saat menjelaskan
perkembangan atas somasi dari Luhut kepada dirinya dalam siaran langsung di
YouTube Refly Harun, yang dipandu pakar
hukum tata negara, Refly Harun dan diunggah pada Minggu sore (12/9).
Dalam pengakuannya, Haris telah mendapatkan somasi yang kedua
dari Luhut. Dari kedua somasi itu, Haris juga mengaku telah memberikan jawaban.
Dalam somasi itu, Luhut meminta Haris untuk meminta maaf
dengan membuat video dan diunggah di channel YouTube pribadi Haris.
Pihak Luhut juga meminta penjelasan soal latar belakang Haris
terkait video yang ada di akun YouTube Haris.
"Latar belakang saya memuat percakapan yang kemudian
dijadikan objek ke masalah itu sudah dijelaskan oleh tim kuasa hukum tentunya
setelah dialog lama dengan saya. Dan itu kita tuangkan ke dalam surat dan juga
sudah kita kirimkan, tetapi juga masih disomasi lagi yang kedua kali,"
ujar Haris Azhar.
Untuk somasi yang kedua, pihaknya juga telah menawarkan untuk
diadakan pertemuan langsung untuk menjelaskan latar belakang yang dipersoalkan
Luhut.
Hingga saat ini, pihak Luhut belum seperti Moeldoko yang
telah melaporkan Indonesia Corruption Watch (ICW) ke Polisi setalah disomasi
juga.
"Sejauh ini saya menganggap saya tidak ada masalah
dengan video itu. Saya nggak melakukan PMH (perbuatan melawan hukum) dan oleh
karenanya saya belum terpikirkan untuk minta maaf," tegas Haris.
Haris menjelaskan bahwa, dalam video yang dipersoalkan Luhut
itu, dirinya mempunyai satu rujukan laporan dari sembilan organisasi, termasuk
laporan LBHI, Kontras dan lainnya. Bahkan, laporan tersebut juga belum dibantah
oleh pihak-pihak yang disebutkan dalam laporan tersebut.
"Jadi sudah pernah dipublikasi, jadi bukan pertama kali
dipublikasi di tempat saya," kata Haris.
Haris bersama lima orang tim kuasa hukumnya mengaku telah
proaktif mengajak untuk dilakukannya pertemuan. Akan tetapi, Haris enggan
meminta maaf jika pertemuan terjadi.
"Banyak orang belakangan datang ke saya, salah satu
versinya datang ke saya, 'udah lah tolong didiskusikan'. Saya mau didiskusikan,
cuma saya gak mau diskusinya mengarah pada saya harus minta maaf, saya maunya
diskusinya mencari yang terbaik," jelas Haris.
Karena, Haris berharap untuk saling memperkaya informasi.
Dirinya juga keberatan jika dibilang melakukan fitnah.
"Saya sudah lama kerja advokasi, kerja hukum. Jadi
menurut saya, saya punya standar juga. Dibantah itu wajar, saya nggak bohong,
saya punya rujukan, saya punya history-nya. Saya kan membuka ruang dialog di
video itu, bukan saya yang riset," pungkas Haris. (rmol)