Latest Post


 

SANCAnews – Gennady Zyuganov, ketua Partai Komunis Rusia menyebut Yesus Kristus sebagai komunis pertama di dunia.

 

Menyadur The Moscow Times Jumat (3/9/2021), ia menyebut hal ini dalam wawancara radio dengan tabloid Komsomolskaya Pravda.

 

“Letakkan Khotbah Yesus di Bukit dan Kode Moral Pembangun Komunisme berdampipngan dan Anda akan terkesiap,” kata Gennady Zyuganov.

 

Dia menambahkan bahwa slogan utama komunisme, 'Dia yang tidak bekerja tidak boleh makan' ditulis dalam Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat Tesalonika yang ditemukan dalam Perjanjian Baru.

 

“Kita perlu mempelajari Alkitab,” ujar Zyuganov, menyimpulkan.

 

Komentarnya muncul saat Partai Komunis Rusia berusaha memenangkan kursi di Duma Negara, majelis rendah parlemen Rusia, selama pemilihan parlemen 17-19 September.

 

Pernyataan seperti itu kemungkinan tidak akan pernah terdengar selama era Soviet, ketika pemerintah komunis mengikuti kebijakan ateisme negara.

 

Namun di tahun-tahun pasca-Soviet, khususnya dalam dekade terakhir pemerintahan Presiden Vladimir Putin, pemerintah menjalin hubungan dengan Gereja Ortodoks Rusia. (suara)



 

SANCAnews – Selama bergabung dengan pemerintah, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dinilai memiliki kesamaan karakter dengan Presiden Joko Widodo. Bahkan muncul anggapan bisa lebih berbahaya jika terpilih menjadi Presiden di Pilpres 2024 karena dianggap akan selalu mengabaikan UU.

 

Begitu kata pengamat hukum dan politik Mujahid 212, Damai Hari Lubis menanggapi pujian Prabowo Subianto kepada Presiden Jokowi yang disampaikan beberapa waktu lalu.

 

Pujian yang dimaksud adalah saat Prabowo bersaksi bahwa Presiden Jokowi sudah bekerja keras dan tulus demi rakyat dan sudah di jalan yang benar.

 

Selain itu, Prabowo juga mengaku salut kepada pelaksanaan sistem dari Presiden Jokowi yang tidak menerapkan lockdown keras dalam mengatasi pandemi Covid-19.

 

"Disayangkan, Prabowo memuji Jokowi yang gunakan sistem prokes Covid-19 (PSPB dan PPKM Darurat), padahal ada UU 6/2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, yang mana UU a quo adalah Jokowi yang membuat atau mengesahkannya namun tidak digunakan," ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (3/9).

 

Apalagi, kebijakan penanganan pandemi Covid-19, Jokowi sepenuhnya tidak tunduk atau mengacu terhadap kewajiban-kewajiban yang seharusnya dilaksanakan oleh negara.

 

"Bahkan fakta pelaksanaan terhadap sistem prokes tersebut, menunjukkan Jokowi selaku Presiden terang-terangan sengaja beberapa kali melanggar prokes Covid-19," kata Damai.

 

Damai pun merinci beberapa pelanggaran protokol kesehatan (prokes) yang disengaja dilakukan oleh Jokowi. Yaitu, lempar-lempar bagi sembako, kasus Maumere, juga hadiran pada undangan nikahannya artis Aurel Hermansyah, bahkan melanggar PPKM Darurat level 4 di daerah Grogol Jakarta Barat dan selanjutnya kembali melanggar di Cirebon, Jawa Barat.

 

"Maka terhadap pujian dari PS (Prabowo Subianto) terhadap kepemimpinan Jokowi, punya makna dirinya merasa selain memiliki kesamaan karakter, setidaknya akan mengikuti perilaku atau paradigma-paradigma politik yang identik atau mirip kebijakan-kebijakan yang Jokowi telah buat dan telah dilakukan selama ini," jelas Damai.

 

Damai merasa tidak heran pujian tersebut tidak lepas dan bisa jadi sebagai wujud kesetiaan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) sebagai bawahan kepada atasan. Bisa juga dilakukan untuk menyenangkan Presiden Joko Widodo sebagai atasan.

 

“Namun sebaiknya pujian tersebut tidak perlu diumbar atau disampaikan dihadapan publik. PS cukup aplikasikan kebijakan presiden sesuai tupoksi yang memang mesti ia jalankan," terangnya.

 

Damai pun juga menganalisis makna lain dari pujian tersebut. Menurutnya, pujian Prabowo tersebut memiliki arti, jika Prabowo terpilih jadi Presiden di Pilpres 2024, kelak Prabowo juga tidak akan selalu menggunakan UU untuk sesuatu yang dibutuhkan bangsa dan negara.

 

Apalagi  Prabowo juga memiliki latar belakang militer. Sehingga bisa jadi akan lebih "keras" kepemimpinannya atau bentuk negara akan berkesan militerisme pada kepemimpinannya terhadap rakyat, utamanya terhadap para oposan.

 

"Paling tidak terasa lebih otoriter tentunya daripada Jokowi yang orang sipil," pungkas Damai. []




SANCAnews – Politikus Nasdem Irma Suryani Chaniago menyampaikan adanya pernyataan dugaan penceramah Yahya Waloni yang menyebutnya sebagai anak Yahudi. Pengakuan Irma itu membuat istri Yahya Waloni meminta klarifikasi ke mantan Anggota DPR tersebut.

 

Permintaan istri Yahya Waloni itu disampaikan melalui Sekretaris Habib Rizieq Shihab (HRS) Center, Haikal Hassan lewat pesan singkat di telepon seluler. Saat itu, kebetulan Haikal dan Irma menjadi pembicara dalam acara  live Catatan Demokrasi tvOne.

 

Ketika mendapat pesan dari istri Yahya, Haikal meminta izin waktu sebentar kepada presenter acara agar menyampaikan langsung kepada Irma. Awalnya, Haikal bingung karena orang mengirim pesan singkat tidak terdaftar di kontak telepon selulernya.

 

"Boleh sedikit, ada sesuatu yang ingin saya sampaikan. Saya, tidak ada nama tapi di sini harus saya sampaikan. Mungkin nomor saya menyebar luas," kata Haikal dikutip VIVA pada Kamis, 2 September 2021.

 

Haikal pun membacakan isi pesan singkat tersebut. Ia menjelaskan sesuai pesan tersebut, seorang perempuan memperkenalkan diri sebagai istri Yahya Waloni.

 

"Ass. Be, saya istri dari ustaz Yahya Waloni. Tolong diklarifikasi kepada Ibu Irma yang mengatakan bahwa Yahya Waloni menyebut Ibu Irma anak Yahudi. Tolong diklarifikasi di video mana," ujar Haikal menirukan isi pesan singkat tersebut.

 

Menurut Haikal, istri Yahya merasa suaminya tidak pernah menyampaikan pernyataan yang menyudutkan Irma.

 

"Karena setahu saya, ini istrinya berkata Bu Irma, ustaz Yahya tidak pernah berkata seperti itu," tambah Haikal.

 

Pun, ia menekankan dari pesan singkat itu, istri Yahya hanya minta klarifikasi Irma soal sumber video dugaan pernyataan anak Yahudi. Irma pun merespons dengan ingin langsung menjawab. "Boleh saya jawab?" tanya Irma.

 

Haikal menanggapinya dan mempersilakan Irma untuk menjawab. Ia mengatakan istri Yahya Waloni kebetulan sedang menyaksikan acara Catatan Demokrasi tvOne.

 

"Istrinya sedang menonton acara ini. Karena ini istrinya, beliau lagi tersakiti karena ustaz Yahya lagi ditahan. Jadi, wajarlah," tutur Haikal.

 

Lalu, Irma menjelaskan bahwa dugaan pernyataan Yahya yang menyebutnya anak Yahudi didapat dari video. Menurut dia, video tersebut dikirimkan oleh salah seorang sahabatnya.

 

"Ini ada video di-forward ke saya. Dari sahabat saya. Ya, namanya Gelumbang Sitinja. Dan, dia mengirimkan video ini kepada saya. Di situ juga tersampaikan bahwa beliau memang menyatakan itu," jelas Irma.

 

Irma menegaskan dirinya tidak pernah dengan dugaan pernyataan Yahya tersebut. Ia bilang, jika menyampaikan sesuatu selalu berdasarkan data.

 

"Tapi, saya tidak marah. Babe kan tahu ya, saya tidak pernah bicara sampah. Dan, tidak pernah bicara yang tidak by data. Nggak pernah. Maka kemudian, saya nggak menuntut," tutur Komisaris Pelindo I tersebut.

 

Haikal lalu menanggapi penjelasan Irma. Ia mengatakan persoalan ini sudah clear dengan klarifikasi Irma.

 

"Clear, clear. Ibu tolong diberikan ke saya. Nanti saya sampaikan ke keluarga agar clear. Ya, jadi saya hanya menyampaikan apa yang beliau tanya," ujar Haikal.

 

Irma kembali mengatakan akan juga meminta tolong sahabatnya yang punya video tersebut agar bisa menjelaskan ke istri Yahya. Sebab, ia mengetahui video itu dari sahabatnya.

 

"Jadi, begini Be, orang yang mengirimkan ke saya, biar menyampaikan ke istrinya," kata Irma. []





 

SANCAnews – Kapolres Enrekang AKBP Andi Sinjaya Ghalib mengatakan saat ini anak buahnya tengah mengusut tentang viralnya surat pernyataan dari dr. Andiany Adil yang secara terang-terangan menolak dan tidak mengakui adanya covid-19 di Kabupaten Enrekang.

 

"Adanya laporan Informasi dari masyarakat yang viral di media sosial mendasari Kami mengambil langkah cepat dengan melakukan pemanggilan terhadap yang bersangkutan untuk dimintai keterangan, yang bersangkutan juga berstatus seorang PNS dalam lingkup Pemkab Enrekang," ujar Andi Sinjaya saat dihubungi VIVA, Jumat 3 September 2021.

 

Andi menjelaskan, tak hanya memanggil dr Andiany, penyidik juga memanggil pihak dan instansi terkait untuk memeriksa terkait kasus ini.

 

"Pihak Kepolisian Resor Enrekang melakukan penyelidikan terhadap berita yang viral, Jika perbuatan yang bersangkutan ditemukan unsur melawan hukum, akan dilakukan proses hukum sesuai aturan yang berlaku," kata anak mantan Jaksa Agung ini.

 

Seperti diketahui, dr Andiany menuliskan pernyataan sebagai berikut:

 

Yang bertanda tangan di bawah ini, atas nama dr. Adiany Adil sebagai salah satu pihak yang berwenang dan berkompeten membuat pernyataan akan COVID-19.

 

Bahwa berdasarkan disiplin ilmu saya yaitu berkenaan dengan profesi dokter, sosok ahli dalam hal penegakan diagnosis, maka saya dengan tegas dan jelas tetapkan bahwa sejak dahulu hingga detik ini para dokter termasuk saya tidak pernah tegakkan diagnosis COVID-19.

 

Bahwa dalam teori dan praktek kedokteran, TIDAK PERNAH ADA DIAGNOSIS COVID-19/CORONA VIRUS DISEASE-19. Dan olehnya itu, pasien COVID-19 itu tidak pernah ada.

 

Demikianlah surat pernyataan yang saya buat untuk dipergunakan demi kemaslahatan ummat manusia. [ ]



 

SANCAnews – Dokter Adiany Adil terdengar santai menanggapi sorotan tajam terhadap dirinya pasca membuat surat pernyataan yang tak percaya adanya virus Corona atau COVID-19.

 

"Kenapa saya harus takut. Saya kan tidak berbohong. Kalau berbohong itu berdosa. Saya mengatakan sesuai dengan disiplin ilmu kedokteran yang pernah saya peroleh dan praktekkan," ujarnya saat dihubungi VIVA, Jumat, 3 September 2021.

 

Dokter Adiany Adil berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Enrekang. Ibu tiga putra dan seorang putri itu lahir di Kota Parepare. Berdomisili di Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang.

 

Dia sempat bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Massenrempulu Enrekang. Juga pernah menjadi kepala Puskesmas di Kecamatan Cendana, Enrekang.

 

Dokter Adiany, yang lulus dari Fakultas Kedokteran Univeritas Hasanuddin (Unhas) Makassar pada 2003, mengaku tidak memiliki tempat atau semacam klinik praktek saat ini.

 

"Saya prakteknya dan melayani bisa online dan offline tanpa ada bayaran, karena rata-rata yang diperiksa keluarga semua," tuturnya.

 

Perihal surat tanda registrasi dokter (STR) yang sudah tidak aktif, dr Adiany menyatakan karena sengaja tidak memperpanjang. Dia mengibaratkan STR itu seperti surat izin mengemudi.

 

Juga berembus kabar jika dr Adiany merupakan mahasiswa program studi anestesiologi Unhas yang telah di-drop out, dia menanggapi, dan menyatakan sedang melakukan upaya hukum. []


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.