Latest Post




SANCAnews – Disebut punya tambang di Papua, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengajukan somasi kepada Haris Azhar dan Koordinator KontraS Fatia Maulidianti.

 

Luhut melayangkan somasi menyusul peryataan Haris dan Fatia di unggahan video di channel Youtube Hariz Azhar yang berjudul “Ada Lord Luhut Dibalik Relasi Ekonomi-Ops Militer Intan Jaya!! Jenderal BIN Juga Ada!!” Dalam video itu, Fatia menyebut PT Tobacom Del Mandiri, anak usaha Toba Sejahtera Group, sahamnya dimiliki oleh Luhut.

 

"PT Tobacom Del Mandiri ini Direkturnya adalah Purnawirawan TNI namanya Paulus Prananto. Kita tahu juga bahwa Toba Sejahtera Group ini juga dimiliki sahamnya oleh salah satu Pejabat kita, Namanya adalah Luhut Binsar Pandjaitan (LBP), The Lord, Lord Luhut. Jadi Luhut bisa dibilang bermain dalam pertambangan-pertambangan yang terjadi di Papua hari ini," ujar Fatia dalam video tersebut.

 

Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi membantah bahwa Luhut terlibat dalam bisnis pertambangan di Blok Wabu, Kabupaten Intan Jaya, Papua.

 

"Unggahan di channel Youtube Saudara Haris Azhar dimaksud telah membentuk opini atau pernyataan-pernyataan yang tidak benar, tendesius, character assassination, fitnah, penghinaan/pencemaran nama baik dan berita bohong bahwa Pak Luhut bermain dalam bisnis pertambangan di Blok Wabu, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua,” kata Jodi, Sabtu (28/8/2021).

 

Somasi 5 x 24 Jam

 

Terkait hal ini, Luhut melalui kuasa hukumnya Juniver Girsang & Partners mensomasi Haris Azhar dan Fatia agar dalam waktu 5 x 24 jam menjelaskan motif dan tujuan unggahan video tersebut. Surat somasi untuk Haris Azhar diterbitkan pada 25 Agustus 2021 dan somasi untuk Fathia pada 26 Agustus 2021.

 

"Somasi supaya keduanya menjelaskan mengenai motif, maksud dan tujuan dari pengunggahan video yang memuat judul dan berisi wawancara yang telah menimbulkan fitnah, penghinaan  atau pencemaran nama baik dan berita bohong kepada Pak Luhut dan menyampaikan penyesalan dan permohonan maaf melalui channel Youtube yang sama serta berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan serupa di kemudian hari," tegas Jodi.

 

Apabila somasi tidak diindahkan oleh Haris Azhar dan Koordinator KontraS Fatia Maulidianti, pihak Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan akan mengambil langkah hukum baik pidana maupun perdata. "Hanya penjelasan dan permintaan maaf yang kami minta. Kami rasa itu lebih dari fair," kata Jodi terkait tudingan Luhut mempunyai tambang di Papua. (times)



 

SANCAnews – Presiden Joko Widodo belum juga mengajukan nama calon Panglima TNI sebagai pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto yang akan memasuki masa pensiun pada 8 November 2021 atau tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-58.

 

Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti, mensinyalir ada yang tidak beres sampai Presiden Jokowi belum mengajukan nama mengingat waktu yang kian mepet. Nama yang diajukan Presiden Jokowi, menjadi penting karena harus menjalani fit and proper test di Komisi I DPR RI

 

"Saya pikir ada lost control pemerintahan Pak Jokowi misalnya soal administrasi," kata Ray Rangkuti menerka belum dirimnya nama tersebut saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (28/8).

 

Akibat lost control atau tidak mampu dikendalikannya anak buah, kata Ray, mengakibatkan kepala negara tidak tahu soal pergantian Panglima TNI.

 

"Jangan-jangan tentang pergantian ini misalnya, belum sampai ke tangan presiden atau presiden belum dapat info?" katanya.

 

"Tapi kenapa belum dapat informasi? Kita tidak tahu. Entah memang belum dikasih info kita tidak tahu," demikian aktivis 98 jebolan UIN Syarif Hidayatullah ini. []



SANCAnews – Sudah empat bulan lebih berlalu sejak dirinya diincar oleh pihak kepolisian karena video-videonya dinilai menistakan agama Islam. Namun sampai sekarang, Jozeph Paul Zhang belum juga tertangkap.

 

Di sisi lain, polisi menangkap Muhammad Kece dalam hitungan hari sejak video-videonya viral dan dianggap menistakan Islam, tepatnya pada Selasa (24/8/2021).

 

Menyusul Kece, polisi juga menangkap Yahya Waloni dua hari setelahnya. Menanggapi penangkapan Kece, Jozeph mengaku heran mengapa Kece memilih kabur ke Bali.

 

"Saya gak ngerti kenapa dia ke Bali. Saya sudah kasih tahu. Banyak teman-teman saya ditangkap di Bali. Apakah sengaja, kita gak ngerti," katanya, dalam tayangan YouTube tanggal 26 Agustus 2021.

 

Menurut Jozeph, dirinya tidak mungkin tertangkap. Sebaliknya, dia yakin pada akhirnya dia akan mati.

 

"Saya juga sudah tahu resikonya apa. Ditangkap gak mungkin, kalau mati iya. Kalau ditangkap gak mungkin, kalau mati iya. Saya sudah tahu resikonya semua," katanya.

 

Jozeph berpesan, kalau dia mati, dia tidak ingin orang berbelasungkawa atas kematiannya.


"Nanti kalau saya mati, jangan ada yang berbelasungkawa. Kalau ada yang berbelasungkawa pasti kadrun. 'Turut berduka cita' oh pasti kadrun itu. Kalau sampai saya mati, ingat nyanyikan apa 'Kalau bunyi sangkakala' sama 'Pertemuan di udara, pertemuan yang manis'," kata dia. ( indozone)



 

SANCAnews Penceramah Yahya Waloni ditangkap Bareskrim Polri terkait dugaan kasus penistaan agama. Yahya Waloni kini dirawat di RS Polri karena mengalami pembengkakan jantung, bagaimana kondisinya saat ini?

 

Diketahui Yahya Waloni merupakan tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama. Yahya Waloni kemudian ditahan dan dibantarkan ke RS Polri karena mengalami pembengkakan jantung.

 

Tim dokter RS Polri lalu membentuk tim dokter untuk menangani Yahya Waloni. RS Polri kemudian sedang mengamati penyakit Yahya Waloni yang memiliki riwayat penyakit jantung.

 

"Sudah dibentuk tim dokter untuk menangani pasien ini," ujar Kabid Perawatan Medik dan Perawatan RS Polri Kombes Yayok Witarto kepada wartawan, Jumat (27/8/2021). Dan saat ini sedang diobservasi di ruang perawatan," ucapnya.

 

Sementara itu, Yayok juga mengungkapkan kondisi Yahya di RS Polri. Menurutnya, Yahya Waloni dalam kondisi sadar.

 

"(Yahya) sadar," imbuh Yayok.

 

Kondisi Yahya Waloni Membaik

Tersangka kasus dugaan penistaan agama, Yahya Waloni, mengalami pembengkakan jantung dan dilarikan ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk mendapatkan perawatan. Bagaimana kondisi terkini Yahya Waloni?

 

"Kondisi (Yahya Waloni) relatif membaik," ujar Kabid Pelayanan Medik dan Perawatan RS Polri Kombes Yayok Witarto saat dimintai konfirmasi, Sabtu (28/8/2021).

 

Yayok belum merekomendasikan penyidik untuk mengembalikan Yahya Waloni ke Rutan Bareskrim Polri. Yayok enggan menjelaskan detail kondisi medis Yahya Waloni.

 

"Belum (direkomendasikan kembali ke rutan). Maaf, kalau diagnosis penyakit tidak bisa kami sampaikan karena rahasia medis pasien," tuturnya.

 

Yahya Waloni sudah dikunjungi oleh keluarganya. Yahya Waloni dirawat di ruang perawatan tahanan RS Polri, "Ada (yang berkunjung). Yang jelas keluarganya. Detailnya Senin ya," tutur Yayok. (detik)



 

SANCAnews Dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo pada Rabu (25/8/2021), sore, di Istana Jakarta, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan memuji paparan Jokowi dengan mengatakan, "excellent."

 

Pertemuan sore itu juga dihadiri oleh para petinggi partai politik anggota koalisi pendukung pemerintah. Sebelum pertemuan, Jokowi memaparkan berbagai persoalan termutakhir menyangkut ekonomi, ketatanegaraan, dan penanganan pandemi Covid-19.

 

"Apa yang disampaikan oleh Bapak Presiden tadi, udah excellent, Pak, yang tadi," kata Zulkifli sebagaimana dalam video yang diunggah kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (28/8/2021).

 

Tidak seluruh tanggapan Zulkifli atas paparan Jokowi ditampilkan dalam video Sekretariat Kabinet. Zulkifli menekankan kunci bagi Indonesia saat ini sikap gotong royong. Dia menyinggung omnibus law yang dia katakan memudahkan upaya kegotongroyongan.

 

"Karena saya baru pertama, nggak boleh banyak-banyak, Pak, bicaranya sedikit aja. Semoga manfaat, sekali lagi terima kasih atas kesempatan diberikan Bapak Presiden."

 

PAN kini menjadi anggota koalisi partai politik pendukung pemerintahan Jokowi-Maruf Amin. Dengan PAN bergabung, koalisi semakin gemuk dan mendominasi kursi di DPR. Koalisi pendukung pemerintah, kini terdiri dari PDI Perjuangan, Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan, dan PAN.

 

Di luar enam partai tersebut, sejumlah aprtai yang tidak lolos ke DPR juga bergabung mendukung pemerintah, yaitu Partai Solidaritas Indonesia, Partai Hanura, Partai Perindo, PKPI, dan Partai Bulan Bintang. Dalam paparannya, Presiden Jokowi mengakui perkembangan COVID-19 sulit diduga.

 

"Berkaitan dengan COVID-19, perkembangan kasus harian COVID-19 ini memang betul-betul sulit diduga, tapi alhamdulilah pada hari ini 24 Agustus kemarin (jumlah positif) 19 belas ribu dari 56 ribu. Inilah kira saya kira proses belajar juga yang kita lakukan," kata Presiden.

 

Presiden menyebut ia sendiri menghubungi sejumlah negara untuk melakukan modifikasi metode penanganan COVID-19 versi Indonesia.

 

"Mengenai keterisian tempat tidur di rumah sakit, di Mei, kita pernah mencapai 29 persen kemudian melompat di Juli sampai hampir 80 persen. Pada hari ini kita sudah turunkan lagi menjadi 30 persen, alhamdulillah. Ini juga patut kita syukuri. Semua bekerja, TNI, polri, kementerian, BUMN, pemerintah daerah semuanya," kata Presiden.

 

Sedangkan untuk angka kesembuhan, menurut Presiden, rata-rata kesembuhan Indonesia sudah berada sudah di atas rata-rata dunia, yaitu 89,97 persen dibanding rata-rata dunia yaitu 89,5 persen.

 

"Yang masih belum kita bisa selesaikan, ini saya selalu saya smapaikan ke Menkes dan pemda agar angka kasus kematian ini harus betul-betul ditekan terus," tambah Presiden.

 

Sedangkan untuk peringkat vaksinasi, menurut Presiden, peringkat Indonesia tidak buruk dari total sekitar 220 negara.

 

"Peringkat kita tidak jelek-jelek amat sih. Kalau dihitung dari jumlah orang yang divaksin, sampai hari ini kita sudah nomor 4. India nomor 1, nomor 2 Amerika Serikat, nomor 3 Brazil, kita nomor 4, Indonesia. Kemudian kalau berdasarkan total suntikan, yang sudah disuntikkan 91,9 juta dosis. Kita kalah dengan Jerman, Jepang, Brazil, Amerika, China," kata Presiden.

 

Selanjutnya terkait dengan kondisi ekonomi, Presiden kembali memaparkan strategi gas dan rem.

 

"Karena memang kalau kasusnya turun, ekonomi pasti naik, kalau kasusnya naik, ekonominya pasti turun, sudah rumusnya itu. Kita mencari ekuilibrium, mencari keseimbangan, itulah sebetulnya yang paling sulit disesuaikan dengan lapangan di Indonesia yang juga tidak mudah karena berpulau-pulau dan untuk distribusi vaksin saja, distribusi obat-obatan saja memerlukan waktu yang tidak sedikit," kata Presiden. (suara)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.