Mural Kritikan Merambah Ibukota Jadi Bukti Rezim dan DPR Sudah Tidak Dipercaya Rakyat
SANCAnews – Mural berisi kritikan kepada
pemerintah yang kini makin menjamur di berbagai daerah hingga ke Ibukota
Jakarta menjadi pertanda kemampuan rezim penguasa dan DPR RI sudah tidak
dipercaya rakyat.
Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi mengatakan, mural
merupakan ekspresi rakyat atas kondisi negara yang tidak tersalurkan oleh DPR
RI.
"Mural itu ekspresi parlemen rakyat. Rakyat tidak
percaya kemampuan rezim dan juga DPR atasi persoalan yang ada. Bermula dari
daerah dan sekarang merambah Jakarta," ujar Muslim kepada Kantor Berita
Politik RMOL, Jumat (27/8).
Mural yang menjamur dari daerah-daerah, kata Muslim,
merupakan petunjuk kuat bahwa keresahan rakyat sudah tidak bisa ditahan lagi.
Apalagi dengan beragam kebijakan pemerintah pusat yang dinilai belum berhasil
mengatasi pandemi Covid-19.
Arbi mencontohkan kebijakan yang belum menuai hasil adalah
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Jika PPKM terus
diperpanjang dan dibuat berlevel-level, maka ia khawatir akan muncul gelombang
protes dari berbagai daerah yang lebih besar.
"Jadi bisa dibaca perpanjangan PPKM itu dapat menjadi
alat tekan aksi rakyat. Sehingga perpanjangan tanpa alasan yang jelas pun tetap
dilakukan, akibatnya muncul mural kritik dan protes dan sudah sampai di Ibukota
Negara," pungkas Muslim.
Mural berisi kritikan sudah ramai bermunculan di wilayah Tangerang.
Yang paling menghebohkan adalah mural di Batuceper, Kota Tangerang yang
menggambarkan wajah mirip Presiden Joko Widodo dengan tulisan "404: Not
Found".
Mural tersebut kemudian dihapus atau ditimpa dengan cat hitam
oleh pemerintah setempat dan TNI-Polri pada 12 Agustus 2021.
Belum reda soal penghapusan mural tersebut, belakangan hal
serupa juga bermunculan di DKI Jakarta. Di Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta
Pusat, muncul mural yang menampilkan gambar dua buah televisi dengan tulisan
yang berbeda.
Tulisan pada televisi pertama adalah "Yang bisa
dipercaya dari TV Cuma Adzan", sedangkan televisi kedua bertuliskan
"Kami Lapar Tuhan".
Terbaru, mural bernada kritikan kepada pemerintahan Joko
Widodo juga muncul di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Kamis
kemarin (26/8). Mural ini bahkan disebut rekor berumur pendek karena dibuat
kamis dini hari dan dihapus oleh petugas keamanan pada pagi harinya.
Mural di TIM menggambarkan seorang pria tambun mengenakan
rompi tahanan KPK sedang berpose salam dua jari dan dipotret dua orang.
"Jokowi gagal!! Cuma di era ini koruptor happy
selfi," demikian bunyi tulisan dalam mural tersebut. []