Latest Post


 

SANCAnews – Tim Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri melakukan penangkapan terhadap Yahya Waloni. Kasusnya berkaitan dengan dugaan penistaan agama.

 

Kabar mengenai penangkapan Yahya Waloni dibenarkan langsung oleh Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono.

 

"Iya benar," kata Brigjen Rusdi saat dihubungi Indozone, Kamis (26/8/2021).

 

Berdasarkan informasi, penangkapan Yahya Waloni berlangsung hari ini. Dia ditangkap di kawasan Cibubur.

 

Yahya Waloni sendiri diketahui terlibat kasus penistaan agama. Ucapan Yahya yang disoalkan yakni ceramah menyebut bibel itu palsu.

 

Polri sendiri belum berkomentar banyak perihal kasus tersebut. []



 

SANCAnews – Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan mempertanyakan kerja sama korporasi RI dan perusahaan China dalam membangun pabrik vaksin di Indonesia. Pasalnya, negara ini memiliki kemampuan dan sumber daya yang memadai untuk mengembangkan vaksin secara mandiri tanpa bergantung terhadap negara lain.

 

Menurut politikus Partai Demokrat itu, pemerintah seharusnya mulai mengurangi ketergantungan terhadap negara lain, termasuk dalam penyediaan vaksin Covid-19.

 

Terlebih lagi, kata dia, selama ini Indonesia banyak bergantung terhadap negara lain khususnya Negeri Tirai Bambu. Negara ini juga banyak melakukan pinjaman luar negeri.

 

"Kini berencana bekerja sama lagi dengan China untuk membangun pabrik vaksin yang membuat kita tidak mandiri dan China menguasai pasar vaksin di Indonesia," kata Syarief Hasan di Jakarta, Kamis (26/8).

 

Mantan Menteri Koperasi dan UKM itu mengatakan pemerintah seharusnya dapat mengoptimalkan BUMN untuk membangun pabrik vaksin sendiri, bukan malah membangun pabrik vaksin China di Indonesia.

 

"Kita memiliki BUMN dan perusahaan dalam negeri yang punya kemampuan membangun pabrik vaksin. Seharusnya Indonesia bisa membangun sendiri tanpa bergantung dengan negara lain," sebut dia.

 

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat itu juga menilai pemerintah seharusnya bisa mengutamakan vaksin buatan dalam negeri yang bisa menyamai kualitas produk negara lain.

 

"Mengapa harus mengembangkan produk dari luar, padahal kita memiliki produk vaksin dalam negeri?" ucapnya mempertanyakan.

 

Oleh karena dia menyarankan agar pemerintah memiliki kebijakan yang berpihak dan membantu pengembangan produk dalam negeri, di antaranya adalah vaksin nusantara yang digagas dr Terawan Agus Putranto.

 

"Pemerintah seharusnya lebih fokus mengembangkan vaksin merah putih dan membantu pengembangan vaksin nusantara yang digagas oleh dokter Terawan yang murni buatan dalam negeri," katanya menegaskan.

 

Terlebih lagi dia menerima informasi bahwa Turki mulai melirik vaksin nusantara yang dikembangkan dr Terawan.

 

"Bahkan dalam berbagai sumber menyebutkan, mereka berencana akan memesan 5,2 juta vaksin nusantara. Seharusnya vaksin ini yang dikembangkan di Indonesia," ujar Syarief.

 

Untuk itu, politikus senior Partai Demokrat itu mendorong pemerintah lebih menghargai vaksin yang dikembangan di dalam negeri dengan menunjukkan keberpihakan terhadap BUMN sendiri untuk memproduksinya.

 

"Bukan malah membangun pabrik vaksin bersama China. Kita punya kemampuan dan sumber daya yang tidak kalah dengan produk yang dari luar," tandas Syarief Hasan. (jpnn)



 

SANCAnews – Viral video yang memperlihatkan seorang pria di Aceh memaki Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pria itu menyebut 'Jokowi Kurang Ajar'. Karena video viral itu, kini polisi turun tangan untuk melakukan penyelidikan.

 

Dalam video singkat yang beredar pada hari Rabu (25/8/2021), tampak seorang pria berbicara dikelilingi sejumlah petugas Satpol PP dan polisi. Saat bicara, pria itu mengenakan masker yang diturunkan ke dagu.

 

Awalnya, ia berbicara dengan nada tinggi dalam bahasa Indonesia. Kemudian, ia melanjutkan dengan bahasa Aceh.

 

Seorang pria lain menyuruh pria tersebut untuk mengulangi perkataan yang sebelumnya dilontarkan agar tertangkap kamera.

 

"Jokowi kurang ajar, disuruh bilang (kalimat makian tersebut) sama Bapak ini, disuruh ulang," kata pria tersebut sambil menunjuk ke arah perekam video.

 

"Jokowi kurang ajar. Tangkap saya Jokowi. Kasih tahu Jokowi di sini ada rakyat gila," tambahnya sambil menyodorkan kedua tangannya seolah-olah sedang tertangkap ke kamera.

 

Setelah memaki, pria tersebut berlalu meninggalkan petugas. Belum diketahui siapa perekam video, motif video disebarkan dan pemicu pria di video itu melontarkan kalimat makian ke Presiden Jokowi.

 

Kabid Humas Polda Aceh Kombes Winardy mengatakan polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap motif pria tersebut memaki Presiden Jokowi. Polisi juga masih menyelidiki identitas pengunggah dan pria yang ada di video. (suara)



 

SANCAnews – Penangkapan YouTuber Muhammad Kece mendapat respons dari sejumlah kalangan, termasuk pendakwah Yahya Waloni.

 

Yahya Waloni mengungkapkan pandangan tersebut dalam videonya di kanal YouTube Pembela Habaib, seperti dilihat pada Rabu (25/8/2021).

 

Ustaz Yahya Waloni terlihat kesal kepada Muhammad Kece yang menghina Nabi Muhammad SAW.

 

Dalam video berjudul ‘Ustaz Yahya Waloni Hajar Kace Sebelum Ditangkap’ tersebut, awalnya Yahya mengomentari soal pernyataan Muhammad Kece yang menghebohkan publik.

 

“Dua hari yang lalu, kita digemparkan dengan berita terkait penodaan penistaan agama Islam yang dilakukan sosok pribadi bernama Kece,” ungkap Ustaz Yahya dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com, Rabu (25/8/2021).

 

Yahya Waloni menyebut bahwa satu tahun lalu dirinya pernah disinggung Kece. Namun, hal itu tidak ia tanggapi lantaran melihat cara komunikasi YouTuber itu tak lebih dari orang kampung.

 

“Satu tahun yang lalu dia pernah menyinggung-nyinggung nama saya, tapi saya lihat orasinya, cara bicaranya tidak lebih dari orang kampung,” kata dia.

 

Pendakwah mualaf itu lalu menyinggung soal kedudukan Muhammad Kece di agama Kristen. Kata dia, pria yang kerap memakai peci tersebut bukanlah pendeta.

 

“Saya juga heran kedudukannya di Kristen sebagai apa, saya tidak tahu. Karena kalau sebagai pendeta, dia duduk di depan jemaah, memimpin jamaah. Saya orang pakar di bidang Teologi, tapi makhluk satu ini (Kece) saya tidak mengerti, apakah dia paham tentang Kristiologi. Manusia satu ini entah pendeta dari mana,” ujar Yahya Waloni.

 

Ia juga menilai Muhammad Kece tak lebih dari seorang provokator yang ingin mengadu domba antara umat Kristen dan Islam.

 

“Orang ini adalah provokator, ingin mengadu domba antara umat Kristen dan Islam,” tegas Ustaz Yahya Waloni.

 

Lebih lanjut, ia tersebut juga menegaskan bahwa dalam setiap ceramahnya ia tidak pernah menyinggung soal fisik Tuhan Kristen.

 

“Kami para Muhtadin yang diberi petunjuk masuk Islam gak pernah menyinggung fisik daripada Tuhan Kristen, gak pernah,” ucap Yahya.

 

Yahya Waloni dalam tayangan videonya itu juga menanggapi soal anggapan publik yang menilai dirinya juga kerap menistakan agama lain. Menurutnya, ia sama sekali tak pernah menyinggung soal simbol-simbol agama lain.

 

“Ada yang bilang Yahya Waloni juga nistakan agama. Hai kawan, beda kelas. Kami tahu etika beragama. Kami menyindir hanya ajarannya, kami tidak pernah menyinggung, menyentuh simbol-simbol yang dianggap suci oleh agama lain. Camkan baik-baik,” terang Ustaz Waloni.

 

Sebelumnya, Muhammad Kece diamankan Bareskrim Polri pada Selasa (24/8/2021) malam. Ia ditangkap di Bali atas dugaan penghinaan agama Islam. []



 

SANCAnews – Survei Indikator menemukan terjadi penurunan kepuasan terhadap kinerja pemerintah. Di mana penurunan kepercayaan ini terjadi pada kalangan milenial. Selain itu di lokasi basis massa pendukung Prabowo-Sandiaga saat Pilpres 2019 juga dominan tidak puas terhadap pemerintah.

 

Untuk usia di bawah 21 tahun (58,2 persen puas dan 41,8 persen tidak puas), 22-25 tahun (55,3 persen puas dan 38,2 persen tidak puas), 26-40 tahun (56,9 persen puas dan 41,9 persen tidak puas), 41-55 tahun (61,6 persen puas dan 37,2 persen tidak puas), di atas 55 tahun (66,2 persen puas dan 30,1 persen tidak puas).

 

Secara agama, terjadi penurunan kepuasan terhadap pemerintah dari penganut agama Islam, di mana 56,2 persen merasa puas dan 42,4 persen tidak puas. Sedangkan untuk agama lain, 81 persen merasa puas dan 12 persen tidak puas.

 

Dalam survei yang dilakukan pada 30 Juli-4 Agustus 2021 ini, 97,2 persen etnis Minang tidak puas dengan kinerja pemerintah dan hanya 2,8 persen yang puas. Sementara itu Melayu (47,2 persen puas dan 52,8 persen tidak puas), Jawa (96,5 persen puas dan 29,7 persen tidak puas), Sunda (45,9 persen puas dan 50,9 persen tidak puas), Batak (71,7 persen puas dan 28,3 persen tidak puas), Madura (67 persen puas dan 33 persen tidak puas), Betawi (57,7 persen puas dan 40,9 persen tidak puas), Bugis (54,6 persen puas dan 40,4 persen tidak puas) dan lainnya (56,4 persen puas dan 39,1 persen tidak puas).

 

Sedangkan secara basis partai pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menunjukkan ketidakpuasan terhadap pemerintah. Gerindra (39,4 persen puas dan 59,1 persen tidak puas), PKS (18 persen puas dan 80,1 persen tidak puas), PAN (38,8 persen puas dan 58,3 persen tidak puas) dan Demokrat (43,9 persen puas dan 54,6 persen tidak puas).

 

Populasi survei yang dilakukan Indikator adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

 

Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 1.220 orang.

 

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

 

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. (merdeka)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.