Aksi Jokowi Bagikan Bansos di Grogol, Sosiolog: Ini Cukup Memalukan
SANCAnews – Pakar Sosiologi Bencana dari
Nanyang Technological University atau NTU Singapura, Sulfikar Amir mengaku
heran dengan langkah Presiden Joko Widodo yang membagikan bansos secara
langsung di terminal Grogol.
Menurutnya pembagian bansos langsung yang diberikan Jokowi
menunjukan ketidakmampuan pemerintah dalam hal penyaluran untuk masyarakat
terdampak Covid-19.
"Kenapa dia harus turun tangan, hanya untuk menunjukkan
bahwa dia sendiri itu tidak mampu mengurusi itu," kata Sulfikar saat
dihubungi Suara.com, Kamis (12/8/2021).
Pembagian bansos tersebut diketahui menimbulkan kerumunan.
Sulfikar menilai langkah Jokowi yang membagikan langsung itu cukup memalukan.
Bahkan pembagian bansos tersebut tidak teratur.
"Jadi menurut saya ini cukup memalukan sebagai sesorang
presiden yang turun tangan dan kemudian ternyata hasilnya juga lebih berantakan
sih. Artinya ini refleksi dari bagaimana buruknya pengelolaan bantuan sosial di
negeri ini," ujar dia
Seharusnya lanjut Sulfikar, pembagian bansos dapat dikelola
dengan lebih baik melalui kementerian terkait. Sehingga Jokowi sebagai kepala
negara tak perlu membagikan secara langsung bansos kepada masyarakat.
"Karena ini kan sesuatu yang sebenarnya bisa dikelola
dengan lebih baik ya, ada kementerian khusus, ada menterinya ada pegawainya,
ada birokrat nya ada ASN yang lain sebagainya. Jadi tidak ada alasan untuk
tidak bisa mengelola itu dengan baik," tutur dia.
Tak hanya itu, dia menyebut aksi bagi-bagi bansos bukan kali
pertama dilakukan Jokowi, melainkan sudah pernah dilakukan sebelumnya.
"Walaupun tahun lalu lebih kasar lagi karena bansosnya
dibuang dari kaca mobil. Jadi sekarang mungkin agak lebih teratur, jadi mobil
gede yang berhenti lagi bagi-bagikan, tapi begitu presiden pergi antriannya
berantakan," katanya.
Lebih lanjut, Sulfikar tak mengerti dengan logika Jokowi yang
membagikan bansos ke masyarakat secara langsung.
"Padahal kan dia Presiden, orang paling berkuasa di
republik ini. Dia bisa menyuruh siapa untuk melakukan itu dengan baik,"
ucapnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat mendatangi terminal
Grogol, Jakarta Barat untuk membagi-bagikan sembako kepada masyarakat, Selasa
(10/8) kemarin.
Pantauan Suara.com di lokasi, Jokowi tiba sekitar pukul 16.12
WIB. Namun saat tiba, ia tidak turun dari mobil.
Masyarakat pun hanya bisa melihat dari jauh sambil meneriaki
memanggil-manggil namanya. Dari dalam mobil Jokowi melambaikan tangan kepada
para warga yang berkumpul.
Sekitar 5 menit kemudian Jokowi langsung meninggalkan lokasi.
Saat Jokowi tiba, pembagian sembako sebenarnya berjalan kondusif.
Mereka mengantre dengan menjaga jarak. Namun setelah mantan
Gubernur DKI Jakarta itu meninggalkan lokasi, situasi tidak kondusif.
Terlihat mereka terlibat saling dorong, sampai ada beberapa
warga yang terlihat terjepit di antara kerumunan massa. Alhasil protokol
kesehatan jaga jarak pun terabaikan.
Petugas yang terdiri dari TNI, Polri, dan Paspampres berusaha
untuk menertibkan warga. Mereka sesekali berteriak untuk menenangkan.
Namun tidak berhasil, karena situasi tidak kondusif, tim yang
bertugas menghentikan pembagian sembako. Warga pun tampak kecewa. (suara)