Latest Post


SANCAnews – Restoran akhirnya boleh buka. Namun waktu makan pengunjung dibatasi 20 menit saja. Setelah 20 menit, pengunjung harus tinggalkan restoran. Presiden Joko Widodo atau Jokowi perpanjang PPKM level 4 hingga 2 Agustus.

 

Warung makan, pedagang kaki lima, lapak jajanan dan sejenisnya yang memiliki tempat usaha di ruang terbuka diijinkan buka dengan protokol kesehatan ketat sampai dengan pukul 20.00 dan maksimum waktu makan untuk setiap pengunjung 20 menit.

 

"Maksimum waktu makan untuk pengunjung 20 menit," kata Jokowi dalam jumpa pers virtual, Minggu (25/7/2021).

 

Pasar tradisional yang yang menjual selain kebutuhan pokok sehari-hari, diizinkan buka seperti biasa dengan protokol kesehatan yang ketat.

 

"Pasar rakyat yang menjual sembako diperbolehkan buka seperti biasa dengan protokol kesehatan yang ketat," kata Jokowi.

 

Lalu pasar yang yang menjual selain kebutuhan pokok sehari-hari, diizinkan dibuka sampai dengan pukul 15.00 dengan kapasitas maksimal 50 persen.

 

Pedagang kaki lima, toko kelontong, agen atau outlet voucher, pangkas rambut, laundry, pedagang asongan, bengkel kecil, cucian kendaraan, dan usaha kecil lain yang sejenis, diijinkan buka dengan protokol kesehatan ketat sampai dengan pukul 21.00 WIB.

 

Jokowi menyebut hal-hal teknis di lapangan akan dijelaskan oleh para menteri dan kepala daerah dalam peraturan masing-masing.

 

Dia menjelaskan, perpanjangan PPKM selama satu pekan lagi ini dilakukan karena situasi pandemi Covid-19 belum membaik.

 

"Dengan mempertimbangkan aspek kesehatan, aspek ekonomi dan dinamika sosial, saya memutuskan untuk melanjutkan penerapan PPKM Level 4 dari tanggal 26 Juli sampai 2 Agustus 2021," ucapnya.

 

Diketahui, pemerintah telah menetapkan PPKM Darurat di Pulau Jawa-Bali dari 3-20 Juli, lalu diperpanjang dengan istilah baru yakni PPKM Level 4 hingga 25 Juli 2021. (suara)



 

SANCAnews – Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengungkap kepribadian Presiden Jokowi di balik layar.

 

Pramono sebagai orang yang dekat dengan Jokowi mengungkap bahwa ia belum pernah bertemu sosok pemimpin seperti Jokowi.

 

Ia mengatakan bahwa Jokowi sehari-hari terus memikirkan rakyatnya. Bahkan, malam hari pun terkadang masih saja mengurus negara.

 

Hal itu dikatakan oleh Pramono saat di sela istirahat sewaktu menjadi pengisi acara Mata Najwa pada Jumat, 23 Juli 2021.

 

“Pak Jokowi ini, karena kita kan mendampingi beliau sehari-hari, terus terang saya belum banyak menemukan pemimpin yang sehari-hari begitu memikirkan rakyatnya,” ungkap Pramono dikutip dari Pikiran Rakyat.

 

“Sampai malam pun, jam-jam 22.00, kadang-kadang kita sudah pulang, telepon juga masuk urusan besok bagaimana? Mudah-mudahan pandemi covid-nya enggak naik lagi,” sambungnya.

 

Ia pun menjelaskan bahwa nasib rakyat merupakan hal yang menjadi ‘makanan’ sehari-hari Jokowi dalam berdiskusi bersama kabinet.

 

“Itu yang sehari-hari kita diskusikan dalam pertemuan-pertemuan kita,” ucapnya.

 

Pramono mengatakan bahwa dirinya seringkali mendapat panggilan tak terjawab dari Jokowi yang bertubi-tubi, bahkan hingga malam pun tiba.

 

“Bisa malam, tergantung. Kayak kemarin juga missed call-nya juga banyak,” ungkap Pramono.

 

Kendati demikian, ia pun menyatakan alasan mengapa ia tidak menjawab panggilan tak terjawab dari Jokowi tersebut.

 

“Ya, kadang-kadang kita sedang mengerjakan sesuatu, handphone-nya kan di-silent. Tiba-tiba sudah lihat missed call-nya banyak. Waduh, kok banyak banget,” ujar Sekretaris Kabinet tersebut. (terkini)




SANCAnews – Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, banyak informasi hoaks yang menyatakan adanya aksi unjuk rasa menolak PPKM.

 

Bahkan, hal tersebut terlihat dari banyaknya selebaran di media sosial yang berisi ajakan unjuk rasa.

 

Menurut dia, banyak driver ojek online maupun massa lain yang menyatakan tidak akan ikut dalam aksi unjuk rasa. Yusri menyebut, mereka tidak ikut aksi karena sadar angka kasus covid-19 di ibu kota masih tinggi.

 

"Banyak flayer yang beredar di media sosial, berisi ajakan demo di Jakarta. Beberapa organisasi seperi ojol dan organisasi yang lain mengatakan tidak ikut karena mereka sadar bahwa Jakarta ini tinggi angka covid," kata Yusri kepada wartawan, Sabtu (24/7/2021).

 

Eks Kabid Humas Polda Jawa Barat itu memastikan, hingga kini belum ada aksi unjuk rasa sama sekali. Dia memastikan, ajakan aksi unjuk rasa tersebut adalah hoaks.

 

"Sampai saat ini belum ada aksi sama sekali. Jadi banyak berikan hoaks yang beredar," sambungnya.

 

Meski demikian, kepolisian tetap melakukan antisipasi. Pengamanan dan penyekatan di titik-titik yang berpotensi menjadi lokasi unjuk rasa tetap akan dilakukan.

 

"Tapi kami tetap antisipasi. Pengamanan penyekatan masih berjalan pengamanan di titik-titik yang dianggap ini sudah kami siapkan," beber dia.

 

Lebih lanjut, jika masih ada yang tetap melakukan aksi unjuk rasa di masa PPKM level 4 ini, maka kepolisian akan melakukan tindakan persuatif. Terhadap penyebar informasi aksi unjuk rasa, kepolisian juga akan mencari.

 

"Tapi kalau teta0 ada yang bandel juga, nanti kami persuasif humanis. Kami sampaikan kembali hindari kerumunan sudah kasihan masyarakat Jakarta mengharapkan cepet selesai pandemi covid jangan menambah lagi," papar Yusri.

 

"(Penyebar info) Nanti kami cari," imbuh dia.

 

Salah satu kabar adanya aksi unjuk rasa menolak PPKM juga berlangsung di kawasan Istana Negara.

 

Pantauan Suara.com di kawasan Patung Kuda, aparat keamanan tetap bersiaga melakukan pengamanan.

 

Terlihat pula sejumlah kendaraan taktis milik kepolisian telah disiagakan. Arus lalu lintas saat ini juga terpantau masih lengang.

 

Jokowi End Game

 

Ajakan aksi unjuk rasa di seluruh wilayah untuk menolak PPKM sebelumnya beredar di media sosial.

 

Salah satunya aksi bertajuk 'Seruan Aksi Nasional Jokowi End Game' yang dijadwalkan berlangsung di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Sabtu (25/7/2021) hari ini.

 

Sejumlah orang dari komunitas ojek online alias ojol, mahasiswa, pedagang kaki lima, dan aliansi masyarakat lainnya berencana melakukan long march dari Glodok, Jakarta Barat.

 

Polri mengimbau masyarakat tak terhasut dengan adanya ajakan aksi tersebut. Sebab, kekinian masih dalam situasi pandemi.

 

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan pihaknya akan menindak tegas pihak-pihak yang tetap melaksanakan aksi unjuk rasa. Khususnya jika aksi tersebut telah dianggap menganggu ketertiban umum.

 

"Kalau memang dilakukan, mengganggu ketertiban umum ya kami amankan," kata Argo kepada wartawan, Jumat (23/7/2021).

 

Sementara itu, Argo meminta para peserta aksi baiknya menyampaikan pendapat dan aspirasinya secara daring. Misalnya, melalui forum group discussion (FGD).

 

"Bisa dilakukan dengan audiensi atau dilakukan dalam bentuk FGD online," katanya. (suara)


 


 

SANCAnews – Sekelompok massa mulai terlihat mendatangi kawasan Monas, Jakarta Pusat. Mereka diduga hendak mengikuti kegiatan unjuk rasa bertema Jokowi End Game.

 

Polisi yang berjaga di lokasai dikabarkan telah mengamankan beberapa orang. “Iya beberapa orang (diamankan),” kata Karo Ops Polda Metro Jaya Kombes Pol Marsudianto saat dihubungi, Sabtu (24/7).

 

Belum diketahui pasti alasan massa tersebut diamankan. “Masih didalami reserse itu perannya apa itu mereka mungkin ini kan masih PPKM Darurat,” jelasnya.

 

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Wisnu Wardana menambahkan, ada 6 orang yang diamankan. Saat ini mereka dibawa ke Polres Metro Jakarta Pusat untuk dimintai keterangan. “Iya, ada enam orang. Sedang di introgasi,” pungkasnya.

 

Diketahui, poster ajakan aksi unjuk rasa bertema Jokowi End Game beredar di media sosial. Dalam poster tersebut, aksi dilakukan pada 24 Juli 2021, dengan melakukan long march dari Glodok, Jakarta Barat, menuju Istana Negara, Jakarta Pusat.

 

Poster aksi itu turut mencatut sejumlah aplikator ojek online (ojol) seperti Gojek, Grab, Shopee Food yang disebut akan menjadi peserta aksi. Selain itu, ada pula mahasiswa dan perkumpulan pedagang kaki lima yang turut bergabung.

 

Sementara itu, sejumlah pengemudi Grab yang menyambangi Polda Metro Jaya memastikan tidak akan terlibat aksi unjuk rasa tersebut. Mereka bahkan meminta rekan-rekan sejawatnya untuk melakukan hal yang sama. (jawapos)



 

SANCAnews – Untuk mengantisipasi terjadinya aksi Jokowi End Game, Polda Metro Jaya menurunkan 400 personel yang disebar di sepanjang jalur Glodok Jakarta Barat dan Bundaran HI Jakarta Pusat.

 

"Ya untuk dari lalu lintas kami siapkan 400 personel yang kami sebar di Bundaran Senayan sampai dengan Glodok jadi sampai juga dengan Tugu Tani," kata Kabaops Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Karosekali di Jakarta, Sabtu (24/7).

 

Karosekali menjelaskan, personel juga bertugas menutup beberapa jalur menuju Istana Kepresidenan guna mengantisipasi massa yang berunjuk rasa.

 

Menurut dia, aksi demonstrasi yang direncanakan berjalan hari ini tidak boleh digelar lantaran Jakarta menerapkan PPKM untuk menekan kasus Covid-19.

 

"Kita masih pada massa PPKM. Jadi tidak boleh melaksanakan aksi atau berkerumun seperti itu," ujar Karosekali.

 

Selain menyebar petugas di sekitar Bundaran HI, polisi juga memperketat penjagaan di 100 pos penyekatan yang telah ditentukan. Dengan pengetatan penjagaan itu, ia pun meyakini bahwa pihaknya bisa menyeleksi masa yang mencoba masuk dan ikut aksi demonstrasi di Istana Negara. (rmol)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.