Latest Post


 

SANCAnews – Beredar ajakan di media sosial (medsos) agar masyarakat di beberapa kota turun ke jalan besok. Polri meminta aksi serentak itu tidak dilakukan mengingat kasus Corona di Indonesia masih tinggi.

 

"Kita berharap untuk tidak melakukan kerumunan karena situasi angka COVID-19 yang masih tinggi," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono kepada wartawan, Jumat (23/7/2021).

 

Argo mengingatkan soal konsekuensi warga yang mengganggu ketertiban. Mereka, kata Argo, bakal diamankan polisi, "Kalau memang dilakukan, mengganggu ketertiban umum, ya kita amankan," tuturnya.

 

Lebih lanjut Argo menyatakan bukan berarti warga tidak bisa menyuarakan pendapatnya. Melihat kondisi saat ini, Argo menilai masyarakat lebih baik menyuarakan pendapatnya secara online.

 

"Bisa dilakukan dengan audiensi atau dilakukan dalam bentuk FGD online dan lain-lain," ucap Argo.

 

Adapun seruan aksi itu disebarkan oleh akun @blokpolitikpelajar di Instagram dan di WhatsApp. Aksi diklaim akan dimulai besok selama berhari-hari di beberapa kota, mulai Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor, Brebes, Indramayu, Semarang, Solo, Sukoharjo, Kudus, Kediri, Surabaya, Banjarmasin, Pontianak, Samarinda, Kendari, hingga Padang.

 

Blok Politik Pelajar sendiri menyebut kemarahan warga sudah pecah sehingga memicu adanya demonstrasi tersebut. Mereka mengklaim massa yang turun ke jalan tidak tergabung dalam satu kelompok tertentu.

 

"Kemarahan warga akhirnya pecah. Warga akan turun ke jalan selama berhari-hari tanpa identitas, golongan, kelompok, maupun bendera, mereka yang turun ke jalan adalah warga yang muak dengan situasi saat ini," tulis @blokpolitikbelajar seperti dilihat detikcom.

 

"Mengacu pada metode aksi *Be Water*, aksi ini akan cair bekerja, segala bentuknya akan terus berkembang, tidak ada ketua, tidak ada aksi ini milik siapa, semua ini milik warga," sambungnya.

 

Meski demikian, tidak disebutkan tuntutan dari aksi tersebut. Sebuah link WhatsApp group juga tersebar di media sosial apabila massa ingin ikut turun ke jalan. (detik)




SANCAnews – Suasana duka menyelimuti sebuah rumah di Jalan Karya Setia Kecamatan Medan Barat, Jumat (23/7/2021). Seorang mahasiswa bernama Erwin Perdana Nasution (21), meninggal dunia setelah menjalani perawatan di rumah sakit.

 

Ibu korban Dewi (42) mengatakan, anaknya sebelum meninggal dunia bersama empat orang kerabatnya, pergi untuk vaksin Covid-19 di kawasan Belawan, pada Senin (5/7/2021).

 

"Malamnya siap vaksin Covid-19 demam," kata ibu korban.

 

Selang beberapa hari kemudian, kata Dewi, kondisi korban semakin memburuk, yakni demam disertai batuk, "Gak langsung dibawa ke rumah sakit, opanya dokter, opanya yang nangani," ujar Dewi.

 

Kondisi Erwin sempat membaik, namun kembali memburuk lagi, dadanya sesak bahkan indra penciuman dan perasa sudah tidak terasa. Pada Sabtu (10/7/2021), pihak keluarga melarikan korban ke salah satu rumah sakit untuk menjalani perawatan.

 

"Pergi kami swab, PCR, ronsen paru-paru hasilnya positif (Covid-19). Di hari kelima hingga hari ke delapan sudah menggunakan ventilator," katanya.

 

Dewi mengaku, kondisi Erwin semakin mengkhawatirkan, pada Rabu (21/7/2021). Ia lalu menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit sekitar pukul 18.35 WIB.

 

"Kondisi saturasinya terus menurun yang mengakibatkan dirinya sesak, waktu saya datang kondisi anak saya jantungnya sudah dipompa," katanya.

 

"Setahu saya, sewaktu divaksin Covid-19 anak saya gak ada sakit, sehat walafiat," ujar Dewi.

 

Kondisi hampir sama juga dialami paman korban yang setelah divaksin mengalami demam. Kekinian ia menjalani perawatan di ruang ICU Rumah Sakit Haji, "Kondisinya hampir sama, sesak juga," ungkapnya.

 

Pihak keluarga berharap pemerintah bisa memberikan perhatian atas kematian korban, "Kami berharap tidak ada keluarga lain yang menjadi korban," ujarnya sembari menangis.

 

Sementara, Rajudin Sagala anggota DPRD Medan menjelaskan atas kejadian ini menambahkan akan memanggil pihak terkait termasuk Dinas Kesehatan Medan.

 

"Kita akan minta klarifikasi dari Dinas Kesehatan, vaksin apa yang mereka diberikan di Belawan, kapan itu divaksin, apakah ada korban lain, nanti kami tanya petugas vaksin," tukasnnya. (suara)


 

SANCAnews – Mantan Gubernur NTB Muhammad Zainul Madji atau yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB), turut memberikan penjelasan perihal kata muazin yang telah diunggah oleh Presiden Joko Widodo saat Idul Adha 1442 Hijriah.

 

Kata muazin itu sempat menjadi perbincangan, karena menganggap sebagai orang yang mengumandangkan adzan. Sementara Salat Idul Adha, tidak ada azan. 

 

"Banyak komen terkait kata 'muazin' dalam postingan Pak Jokowi @jokowi di twitter. Tidak sedikit yang membully dan mentertawakan. Alasannya, tidak ada azan dalam shalat Id sehingga tidak perlu muazin," kata Tuang Guru Bajang dalam laman Instagramnya @tuangurubajang, dikutip VIVA pada Kamis, 22 Juli 2021.

 

Ia menjelaskan soal itu, dan karena ini berkaitan dengan fikih. Oleh sebab itu, TGB mengutip tulisan Imam Nawawi RA dalam kitab Al-Majmu, salah satu kitab babon dalam fikih Syafii.

 

Imam Syafii dan Ashab (para tokoh utama Mazhab Syafii) mensunnahkan ucapan: Ash-shalatu jamiah (saat shalat id), berdasarkan qiyas dengan shalat gerhana. Imam Syafii mengatakan dalam bukunya Al-Umm. "Aku suka apabila Imam memerintahkan muazin untuk menyerukan di shalat Id dan shalat lain yang dilaksanakan secara berkumpul, "Ash-Shalatu jamiah'.

 

"Jadi istilah Muazin juga dipakai dalam shalat Id, hanya saja yang diserukan bukan azan yang biasa namun ucapan Ash-Shalatu jamiah. Dan inilah yang diamalkan selama ini," tuturnya.

 

Karena itu, Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat itu mengajak kepada masyarakat untuk berfikir jernih dalam melihat sesuatu, dan tidak menyalahkan orang lain.

 

"Pesan saya untuk diri saya dan kita semua, mari beragama dengan kejernihan dan kerendahan hati, jauhkan diri dari sifat gampang menyalahkan apalagi menghina orang lain. Siapa pun itu. Apalagi kalau kita sendiri ternyata masih fakir ilmu," katanya.

 

Sebelumnya, postingan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo terkait muazin dalam pelaksanaan salat Idul Adha 1442 Hijriah menuai kritik dari masyarakat atau para netizen.

 

"Salat Idul Adha pagi ini di halaman Istana Bogor dengan jamaah terbatas. Bertindak sebagai muazin, imam, dan khatib adalah anggota Paspampres," ujar Presiden Jokowi dalam akun Twitternya, @jokowi, Rabu, 21 Juli 2021.

 

"Kata sang khatib, “semua cobaan dapat kita lalui dengan baik bila dihadapi dengan sabar." sambungnya.

 

Para warganet pun turut mengomentari unggahan Jokowi soal muazin tersebut. Diantaranya, akun Twitter @alisyarief, "hehehe ada mu'adzinnya? Padahal sholat sunnat. Dilaksanakan bagus, tidak juga, ndak dosa. Tapi okl-ah, jadi pesan negara yang ingin anda sampaikan apa dengan event ini?," tulisnya.

 

"Min. Sejak kapan sholat ied ada muadzin?? Muadzin kan tukang adzan, sholat ied ga pake adzan min.. Coba diedit postingannya!!," tulis akun Twitter @yippikayayi.

 

"Muazin utk azan kapan neh pak min?? sekalian sholat subuh ya???sekedar meluruskan biar ga bengkok terus," tulis akun Twitter @wirahada83_agus. (viva)



 

SANCAnews – Baru-baru ini, media online asal China, Titan24 menyoroti keputusan Federasi Sepakbola Asia (AFC) yang menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah Grup G pada kualifikasi Piala Asia U-23 2022 mendatang. Sebab, mereka mengklaim, Timnas China memiliki pengalaman buruk saat bermain di Indonesia.

 

Pertama-tama, media tersebut mengatakan, ada sejumlah hal buruk yang terjadi saat bermain di Indonesia. Misalnya cuaca yang tak nyaman, lalu lintas yang macet, serta suara dari masjid yang menurutnya tak membuat pemain China nyaman.

 

Pengalaman buruk tersebut juga sempat dikisahkan pemain U-19 China yang pernah bermain di sejumlah lokasi di Indonesia. Kala itu, timnya datang ke Tanah Air untuk melakoni laga kualifikasi Piala Asia U-19.

 

“Pada Piala Asia U-19 tiga tahun lalu, tim China tidak bermain di Jakarta. Pertandingan pertama dan kedua penyisihan grup digelar di Bekasi, dan terakhir di Bogor,” tulis media tersebut, dikutip dari Suara, Kamis 22 Juli 2021.

 

Titan24 menuturkan, kondisi hotel yang menjadi lokasi penginapan pemain China memang tidak buruk. Namun, setiap hari selalu banyak motor, mobil, dan truk yang melintas. Sehingga, mereka terganggu dan merasa tak nyaman.

 

“Di Bekasi, kondisi hotel tempat menginap tidak buruk, tapi masalahnya hotel itu terletak di persimpangan jalan arteri lalu lintas utama. Setiap hari banyak sepeda motor dan truk lewat. Malam sebelum pertandingan pertama melawan Tajikistan, hotel tiba-tiba mati listrik selama beberapa menit, yang membuat orang tertawa,” lanjutnya.

 

Timnas China keluhkan suara masjid di Indonesia

 

Pengalaman buruk tersebut, menurut Titan24, semakin buruk saat Timnas China berpindah hotel ke Bogor, Jawa Barat. Meski suasananya lebih tenang dan nyaman, namun suatu waktu pemain merasa terganggu berkat suara-suara yang berasal dari masjid besar di dekat lokasi. Bahkan, tak jarang, pemain tak bisa tidur nyenyak.

 

“Ketika kami pergi ke Bogor di pertandingan ketiga, tampaknya tim tinggal di tempat terpencil dengan orang yang relatif sedikit. Tetapi sayangnya ada masjid besar di sebelah hotel. Setiap pagi akan ada suara yang sangat keras, sehingga banyak pemain tidak tidur nyenyak,” kata Titan24.

 

Diketahui, selain Indonesia dan China, Timnas lain yang tergabung di Grup G Kualifikasi Piala Asia 2022 yakni Brunei Darussalam dan Australia. Sayangnya, hingga kini, PSSI belum mengumumkan, stadion mana yang kelak akan digunakan. (hops)

 



 

SANCAnews – Pemerintah China tidak mengindahkan rencana Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk meluncurkan fase kedua dari penyelidikan asal muasal virus corona.

 

Wakil Ketua Komisi Kesehatan Nasional (NHC) China Zeng Yixin mengaku terkejut dengan rencana WHO untuk kembali menyelidiki asal-usul Covid-19.

 

Berbicara dalam konferensi pers pada Kamis (22/7), Zeng menolak dengan tegas teori kebocoran virus corona dari laboratorium. Ia mengatakan, laboratorium di Wuhan tidak memiliki virus yang dapat menginfeksi manusia secara langsung.

 

Dia mengatakan, China telah berulang kali membuat klarifikasi, sehingga tidak menerima rencana penyelidikan ualng dari WHO.

 

"Rencana kerja studi asal-usul tahap kedua yang diusulkan oleh WHO berisi bahasa yang tidak menghormati sains," ujar Zeng, seperti dikutip CGTN.

 

Sejumlah pihak, termasuk Uni Eropa dan G7, telah menyerukan dibukanya penyelidikan asal-usul virus corona lanjutan oleh WHO. Lantaran penyelidikan pada awal tahun ini dinilai kurang memuaskan.

 

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga mendesak China untuk lebih transparan pada penyelidikan fase kedua. (rmol)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.