Latest Post


 

SANCAnews – Anggota Komisi IX DPR RI Muchamad Nabil Haroen mengatakan saat ini penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat sudah sangat cukup.

 

Namun menurut dia, hal yang perlu ditingkatkan saat ini adalah keteladanan dari pemimpin dan juga konsistensi dalam penegakan aturan yang sudah dibuat.

 

"Kebijakan PPKM Darurat sudah sangat cukup untuk saat ini. Hal yang perlu ditingkatkan adalah teladan dari pemimpin kita, konsistensi dalam penegakan aturan," kata Nabil kepada indozone, Senin (19/7/2021).

 

Politikus PDIP ini menekankan aparat keamanan juga harus telaten dan sabar untuk bersama-sama warga saling kerjasama dalam pelaksanaan protokol kesehatan.

 

"Intinya, semua pihak punya kontribusi dan tanggungjawab masing-masing di tengah pandemi ini," tutur dia.

 

Mengenai langkah pemerintah yang sudah melarang mobilitas masyarakat agar tidak kembali ke kampung halaman saat  Hari Raya Idul Adha, dia berharap kebijakan tersebut dapat efektif.

 

"Larangan mudik harus efektif. Edukasi publik menjadi sangat penting. Selain itu, pemberlakuan PPKM Mandiri bisa menjadi dasar kebijakan yang jelas untuk mempertegas larangan mudik," tegas dia.

 

"Kita semua perlu menahan diri, menaati protokol kesehatan agar pandemi bisa segera teratasi," imbuhnya. []


 

SANCAnews – China menjadi salah satu produsen vaksin Covid-19 terbesar di dunia, dan telah memasok lebih dari 400 juta dosis ke berbagai negara, baik melalui bantuan maupun komersial.

 

Dengan banyaknya bantuan yang diberikan, diplomasi vaksin China layak diacungi jempol. Sebagai negara yang pertama yang mengidentifikasi Covid-19, China mengubah citranya menjadi negara penolong.

 

Namun diplomasi vaksin China terancam gagal dengan munculnya berbagai persoalan mengenai vaksin buatannya.

 

Dari laporan India Narrative pada Sabtu (17/7), sebagian besar negara pengguna vaksin Covid-19 "Made in China" seperti Sinovac dan Sinopharm saat ini justru tengah dilanda gelombang kedua.

 

Mulai dari Seychelles, Bahrain, Mongolia, Chili, hingga Indonesia yang menggunakan vaksin buatan China sebagai vaksin utama dilaporkan tengah menghadapi gelombang kedua Covid-19 yang mematikan.

 

Di Indonesia, rekor infeksi harian pecah pada Kamis (15/7), dengan 56.757 kasus Covid-19, dengan 982 kematian.

 

Keraguan terhadap efektivitas vaksin buatan China membuat sejumlah negara mempertimbangkan metode mencampur vaksin dan dosis booster.

 

Thailand sendiri sudah mengizinkan metode campur vaksin, dengan dosis pertama dari Sinovac dan dosis kedua dari AstraZeneca untuk meningkatkan keampuhan melawan virus.

 

Pertanyaan mengenai keampuhan vaksin buatan China juga membuat beberapa negara melarang pelancong dari negara-negara yang menggunakan vaksin tersebut untuk masuk.

 

Di samping itu, saat ini juga muncul persoalan mengenai harga yang ditawarkan China untuk vaksinnya.

 

Sebuah studi yang dilakukan Observer Research Foundation (ORF) menyebut, walaupun Presiden Xi Jinping telah menyebut vaksin buatan China sebagai barang publik global, namun nyatanya pendekatan dan harga yang ditawarkan oleh Beijing bias.

 

"Laporan tentang diplomasinya yang bersifat preferensial terhadap beberapa pihak telah menyebabkan banyak kegemparan. Agaknya, Sri Lanka membayar 15 dolar AS per dosis untuk Sinopharm, sementara Nepal dan Bangladesh hanya membayar 10 dolar AS per dosis," kata studi ORF.

 

Menurut ORF, dengan banyaknya tanda tanya terhadap vaksin buatan China justru memicu ketidakpercayaan global terhadap Beijing. (rmol)


 

SANCAnews – Rezim Joko Widodo dianggap kejam karena mengecilkan jumlah testing di tengah kasus penyebaran virus Covid-19 semakin mengganas.

 

"Jika kita mencermati data resmi dari Satgas Covid saya kok melihat pemerintah ini terlihat kejam ya," ujar analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (19/7).

 

Karena kata Ubedilah, saat dicermati data positif Covid-19 pada 15 Juli, jumlah konfirmasi positif lebih dari 56 ribu dengan jumlah testing 250 ribu dan positivity rate-nya 41 persen.

 

Selanjutnya pada 16 Juli, jumlah konfirmasi positif lebih dari 54 ribu dengan jumlah testing 250 ribu dan positivity ratenya 46 persen.

 

Lalu pada 17 Juli, jumlah konfirmasi positif lebih dari 52 ribu dengan jumlah testing 250 ribu dan positivity rate-nya 40 persen.

 

Akan tetapi pada 18 Juli, jumlah konfirmasi positif lebih dari 44 ribu dengan jumlah testing 190 ribu dan positivity rate-nya 47 persen.

 

"Data di atas menunjukan bahwa jumlah testing dikurangi secara drastis. Ini berarti jika tidak dikurangi jumlah testing-nya maka sesungguhnya memungkinkan kasus positif dan kematiannya jauh lebih besar dari data yang dipublikasi," kata Ubedilah.

 

Ubedilah pun lantas mempertanyakan alasan pemerintah mengurangi jumlah testing yang dilakukan.

 

"Problemnya mengapa jumlah testingnya dikurangi? Kurang biaya? padahal anggaran untuk penanggulangan covid terus naik. Bahkan tahun ini naik dari Rp 699,43 triliun menjadi Rp 744,75 triliun, bertambah Rp 45,32 triliun," jelas Ubedilah.

 

Sehingga, Ubedilah menilai bahwa rezim Jokowi kejam karena anggaran naik, tetapi jumlah testing terus dikurangi.

 

"Sebab jika data kurang aktual dan kurang valid risikonya strategi penanganan bisa keliru dan itu membahayakan keselamatan warga negara. Kejam!" pungkas Ubedilah.

 

Informasi dari Data Satgas Covid-19, kematian dalam sehari per Senin (19/7) mencapai angka tertinggi yakni 1.338 orang.

 

Total kematian yang diakibatkan oleh virus asal Kota Wuhan, China itu sejak awal pandemi menyentuh 74.920 orang. []


 

SANCAnews – Masjid Jami Wali Al-Mamur di Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, rencananya bakal tetap menggelar salat Idul Adha besok. Pelaksanaan salat Id itu bakal menerapkan protokol kesehatan (prokes).

 

"Ada, menyelenggarakan salat Id besok (Selasa, 20/7)," kata Juru Pelihara Gapura Paduraksa di Masjid Jami Wali Al-Ma'mur Desa Jepang, Fatkhur Rokhman Aziz, saat dihubungi detikcom, Senin (19/7/2021).

 

Dia mengatakan salat Id di Masjid Jami Wali Al-Mamur bakal digelar dengan menerapkan protokol kesehatan. Mulai dari menjaga jarak, mencuci tangan, hingga membatasi jumlah Jemaah, "Tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat," ujar dia.

 

Dihubungi terpisah, Sekdes Jepang, Ngadiman, mengaku belum mengetahui masjid mana saja di desanya yang akan tetap menggelar salat Id besok. Dia mengatakan sudah mengedarkan surat imbauan agar tidak menyelenggarakan salat Id ke masjid-masjid.

 

"Sampai ini belum tahu pasti masjid kami yang menyelenggarakan salat ini. Kami sudah mengedarkan surat imbauan dari Kementerian Agama terkait meniadakan salat Id di masjid-masjid," ujar Ngadiman.

 

Ngadiman menyebut kasus Corona di desanya sempat nihil. Namun, saat ini ada dua keluarga yang terpapar dan sedang menjalani isolasi mandiri.

 

"Kasus Corona di Jepang kemarin sempat nol. Cuma ini ada dua keluarga yang kena. Mereka isolasi di rumah," terang Ngadiman.

 

Sementara itu, Kanwil Kemenag Jateng sudah mengingatkan salat Idul Adha 1442 H/2021 tidak digelar di lapangan, masjid, dan musala. Pelaksanaan salat Id bisa di rumah karena masih tingginya penyebaran virus Corona atau COVID-19.

 

Kepala Kanwil Kemenag Jateng, Mustain Ahmad, membenarkan aturan tersebut dan bukan merupakan imbauan melainkan harus dilaksanakan dalam kondisi pandemi saat ini.

 

"Iya betul, harus diikuti," kata Mustain lewat pesan singkat, Senin (19/7). []


 

SANCAnews – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh umat muslim untuk bisa memetik hikmah pengorbanan yang dilakukan Nabi Ibrahim AS terkait peringatan hari raya Idul Adha 2021.

 

Sebab, pada perayaan tahun ini umat muslim di Indonesia harus dihadapkan dengan situasi kritis akibat penyebaran Covid-19.

 

Jokowi menceritakan kalau Nabi Ibrahim AS telah mewariskan keteladanan kepada umat muslim di mana betapa pentingnya keimanan, ketakwaan, keikhlasan untuk berkorban tanpa keraguan demi menjalankan perintah Allah SWT.

 

Keteladanan itu sejatinya bisa diamalkan oleh umat muslim pada kondisi sekarang ini.

 

"Di tengah pandemi saat ini kita perlu kesediaan lebih banyak berkorban banyak lagi. Mengorbankan kepentingan pribadi dan mendahulukan kepentingan masyarakat serta sesama," kata Jokowi dalam acara Takbir Akbar Virtual yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (19/7/2021) malam.

 

Dengan melihat situasi akan dampak dari penyebaran Covid-19 sekarang ini, Jokowi menilai hal tersebut menjadi momen yang tepat untuk menguatkan solidaritas dalam semangat persaudaraan, ukhuwah Islamiyah, ukhuwah watoniyah dan ukhuwah isnaniyah.

 

Menurutnya itu akan mampu melipatgandakan energi sesama manusia untuk menghimpun kekuatan serta optimis bangkit bersama.

 

Selain itu, Jokowi juga mengajak umat muslim untuk mengoptimalkan ikhtiar lahiriyah dan ikhtiar batiniyah.

 

"Kita berikhtiar bersama dengan disiplin mematuhi prokes memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengisolasi diri bagi yang bergejala dan memberikan bantuan untuk sesama," ucapnya.

 

Lebih lanjut, Jokowi juga kembali mengajak umat muslim untuk memetik hikmah pengorbanan Nabi Ibrahim AS.

 

Itu bisa dipraktikkan ketika perayaan hari raya Idul Adha di mana umat muslim harus menggelar takbir dan salat di rumah masing-masing.

 

Terakhir, ia pun mengajak seluruh umat muslim untuk bisa mendoakan supaya pandemi Covid-19 segera berakhir dan untuk pasien-pasien yang tengah berjuang bisa diberikan kesembuhan.

 

"Semoga Allah swt memberikan kesabaran dan kekuatan bagi kita smeua dalam menghadapi ujian dan cobaan. Semoga Allah SWT meridai dan memudahkan semua upaya dan langkah-langkah kita sampai kita mencapai kemenangan melawan pandemi Covid-19 ini. Amin, amin, ya rabbal alamin." (suara) 

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.