Latest Post


 

SANCAnews – Ratusan mahasiswa di Ambon menggelar aksi demo menolak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro. Aksi demo tersebut berakhir dengan kericuhan.

 

Polisi menangkap sejumlah pengunjuk rasa karena diduga sebagai provokator dalam aksi penolakan kebijakan Presiden Jokowi itu.

 

"Iya ada lebih dari tiga orang diamankan, masih kita proses," kata Kapolresta Pulau Ambon Kombes Pol Leo SN Simatupang, Jumat (16/7).

 

Aparat Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease didukung TNI dan Satgas Penanganan COVID-19 Kota Ambon akhinya membubarkan paksa aksi ratusan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi itu.

 

Massa menggelar demo hingga dua tahap, dimulai pada Jumat pagi di depan kantor Wali Kota Ambon dan pada siang hari massa makin banyak setelah shalat Jumat.

 

Leo mengatakan sejumlah orang yang diamankan tersebut karena dinilai memprovokasi saat demonstrasi tersebut. Dia mengatakan mereka akan diperiksa dan belum tentu dibebaskan begitu saja.

 

Berdasarkan pantuan, sejumlah demonstran ada yang diamankan ke Kantor Wali Kota Ambon dan ada yang dibawa ke Kantor Polsek Sirimau yang tak jauh dari simpang empat Lapangan Merdeka.

 

"Karena kita melihat mereka memprovokasi orang lain dalam demo," ujarnya.

 

Dida meminta semua pihak untuk menyampaikan aspirasi tanpa harus melakukan demo. Sebabnya polisi tidak akan mengizinkan unjuk rasa pada saat masa pandemi COVID-19.

 

Apalagi Pemkot Ambon sudah menetapkan PPKM Mikro mulai tanggal 8 hingga 21 Juli 2021.

 

"Jadi, selama PPKM Mikro di Kota Ambon diperketat, polisi tidak pernah menerbitkan surat pemberitahuan unjuk rasa di muka umum," kata Kapolresta.

 

Selain itu beredar juga video jalannya demo, terdengar mahasiswa meneriakkan kata-kata revolusi.

 

Video tersebut dibagikan di lini masa twitter.

 


 

SANCAnews – Melawatnya Menteri Perdagangan M. Lutfi dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dua menteri ke Amerika Serikat mengindikasikan anak buah Presiden Joko Widodo tidak memiliki sense of crisis.

 

Pengamat politik Universitas Nasional Andi Yusran mengatakan, perilaku dua menteri Jokowi itu menciderai rasa keadilan.

 

Sebab, saat ini Indonesia tengah menghadapi gelombang pandemi virus corona baru (Covid-19).

 

"Itu ‘mencederai’ rasa keadilan  publik, betapa tidak, di masa ketika umumnya rakyat Indonesia berjibaku melawan pandemi C-19, ada menteri kabinet yang ‘plesiran’ ke AS," demikian kata Andi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (15/7).

 

Menurut Andi, Presiden Joko Widodo sudah sepatutnya menjelaskan ke publik soal aktivitas plesiran ke luar negeri. Mengingat saat ini seluruh rakyat sedang dibatasi kegiatannya.

 

"Sejatinya menteri-menteri tetap berada di Indonesia dan membuat kaukus yang merumus dan mengimplementasikan berbagai kebijakan penanganan pandemi covid dan recovery sosial pos pandemi dan bukannya plesiran," pungkas Andi.

 

Beredar foto dua pembantu Presiden Joko Widodo, yaitu Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia dan Menteri Perdagangan, M. Lutfi tanpa menggunakan masker saat kunjungan ke New York, Amerika Serikat, Rabu (14/7).

 

Dalam foto juga video pendek yang viral di kalangan terbatas, Bahlil dan Lutfi tampak ditemani oleh Ketua Umum BPP HIPMI, Mardani H. Maming, dan mantan anggota DPR Demokrat, Michael Wattimena.

 

Mereka berempat tampak sumringah sambil berjalan tanpa menggunakan masker. []



 

SANCAnews – Beredar foto Menteri Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia dan Menteri Perdagangan, M. Lutfi saat melawat ke AS tanpa masker masih menjadi sorotan berbagai kalangan.

 

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah melihat mengacu pada tupoksi memang memungkinkan kedua menteri ini menjalankan tugas presiden Joko Widodo melawat ke AS.

 

Meski demikian, saat Indonesia sedang gencar menahan laju publik untuk menekan penyebaran virus corona baru (Covid-19).

 

Dedi memandang, apa yang dilakukan dua pembantunya itu seperti menampar muka presiden. Mengingat agenda menjalankan kerjanya itu bisa dilakukan secara daring.

 

"Lawatan ini menampar Jokowi sendiri, dimana seharusnya pejabat publik memberi tauladan, terlebih agenda dua menteri tersebut bisa saja dilakukan secara daring," demikian kata

 

Saat ini, kata Dedi Jokowi tidak hanya sedang menghadapi pembangkangan sebagian masyarakat yang tetap bekerja di tengah pandemi Covid-19, tetapi dua pembantunya secara etis tidak menaruh hormat.

 

"Presiden tidak saja menghadapi pembangkangan sebagian masyarakat yang terpaksa twtap bekerja, tetapi juga tidak dihormati secara etis oleh menterinya sendiri. Kepekaan keduanya layak dipertanyakan," demikian kata Dedi.

 

Beredar foto dua pembantu Presiden Joko Widodo, yaitu Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia dan Menteri Perdagangan, M. Lutfi tanpa menggunakan masker saat kunjungan ke New York, Amerika Serikat, Rabu (14/7).

 

Dalam foto juga video pendek yang viral di kalangan terbatas, Bahlil dan Lutfi tampak ditemani oleh Ketua Umum BPP HIPMI, Mardani H. Maming, dan mantan anggota DPR Demokrat, Michael Wattimena.

 

Mereka berempat tampak sumringah sambil berjalan tanpa menggunakan masker. (rmol)



 

SANCAnews – Pemerintah Arab Saudi telah meloloskan permohonan dari Malaysia untuk memberangkatkan 263 orang calon jamaah haji negeri jiran untuk menunaikan ibadah haji 1442H.

 

"Alhamdulillah menjunjung kasih Khadimul Haramain al-Syarifain Yang Mulia Raja Salman bin Abdulaziz dan sekalung penghargaan kepada Kerajaan Arab Saudi atas kelulusan permohonan kami," kata Menteri Agama Malaysia, Datuk Zulkifli Mohamad al-Bakri di Putrajaya, Kamis (15/7/2021).

 

Mantan Mufti Wilayah Persekutuan tersebut mengatakan tanpa izin Allah SWT dan tanpa hubungan diplomatik yang amat erat antara Malaysia dan Arab Saudi persoalan ini tidak dapat tercapai.

 

"Disamping itu berkat pribadi jamaah haji Malaysia yang terkenal dengan sikap berdisiplin dan menunjukkan akhlak yang terpuji," ujarnya.

 

Dia mengatakan kelolosan ini juga adalah sebuah kabar yang menggembirakan karena pada tahun lalu hanya delapan orang rakyat Malaysia yang terpilih.

 

"Mewakili pemerintah Malaysia dan Tabung Haji (lembaga yang mengurusi haji), kami akan memastikan kebajikan bakal jemaah haji ini berada dalam keadaan yang baik," tuturnya, dilansir dari suara.com.

 

Zulkifli mengatakan akan menyampaikan secara khusus kabar gembira tersebut dalam sidang video khas Kamis malam jam 21.00 melalui siaran langsung di Facebook-nya.

 

Sebelumnya pada awal dalam acara bincang-bincang "Takut Allah atau Takut Covid-19" di TV1 Malaysia, Jumat (4/6/2021), Zulkifli menyatakan pihaknya masih menunggu jawaban dari pemerintah Saudi Arabia terkait pemberangkatan calon jemaah haji Malaysia ke Tanah Suci.

 

Tabung Haji sudah memvaksinasi lebih dari 4.000 orang calon jamaah haji melalui Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM). []



 

SANCAnews – Di tengah upaya penanganan pandemi Covid-19 yang belum mereda, sejumlah tenaga kesehatan (nakes) dikabarkan mengundurkan diri.

 

Beban kerja yang terlalu berat serta dana insentif yang tak kunjung cair disebut menjadi faktor di balik mundurnya para nakes tersebut.

 

Seperti diketahui, hingga saat ini lonjakan kasus Covid-19 masih terus terjadi di wilayah Indonesia.

 

Bahkan, berdasarkan data terbaru kasus harian Covid-19 telah mencapai angka 54 ribu lebih, per Rabu (14/7/2021) kemarin.

 

Hal ini tentu saja menambah beban kerja para nakes yang merupakan garda terdepan dalam penanganan Covid-19.

 

Ketua Dokter Indonesia Bersatu, Eva Sri Diana Chaniago, mengungkapkan sejumlah tenaga kesehatan (nakes) resign (mengundurkan diri) dari pekerjaan di tengah lonjakan kasus Covid-19.

 

"Gaji yang diterima mereka dari rumah sakit sekarang ini kan tidak sesuai dengan beban kerjanya. Sementara insentif dari pemerintah tidak cair. Ya mereka akhirnya lebih memilih resign," kata Eva kepada Kompas.com, Kamis (15/7/2021).

 

Eva mengatakan, gaji yang dibayarkan RS untuk nakes karyawan tergolong kecil. Bahkan, para nakes yang berstatus relawan sama sekali tak digaji oleh rumah sakit.

 

Karena itu, insentif bagi nakes di masa pandemi memang sudah menjadi suatu kewajaran.

 

Pemerintah sudah menetapkan besaran insentif berbeda-beda untuk tiap kategori nakes, mulai dari Rp5 juta  - Rp15 juta per bulan.

 

"Tapi pembayaran insentif ini sangat telat sekali. Insentif dari bulan November tahun lalu baru cair bulan ini," kata dia.

 

Sementara itu, beban kerja nakes sangat berat karena pasien Covid-19 terus berdatangan ke rumah sakit. Banyak nakes yang akhirnya jatuh sakit dan ikut tertular Covid-19.

 

Bahkan para nakes itu juga ikut menularkan virus ke keluarganya di rumah.

 

Dalam kondisi seperti ini, Eva menilai wajar banyak nakes yang akhirnya menyerah.

 

"Ada yang resign bilangnya mendingan dagang, ada yang mau sekolah lagi, ada juga yang dilarang oleh suami," kata dokter spesialis paru-paru itu.

 

Eva khawatir RS akan makin kolaps karena jumlah nakes terus berkurang di tengah lonjakan kasus Covid-19.

 

Ia mengatakan, pemerintah bisa saja menambah ruang perawatan atau isolasi sebanyak mungkin.

 

Namun, itu akan menjadi sia-sia jika tak ada tenaga kesehatan yang menangani pasien.

 

Karena itu, ia berpesan kepada pemerintah agar jangan sampai ada keterlambatan pembayaran insentif bagi nakes.

 

Eva juga berpesan agar pemerintah segera membayar utangnya ke rumah sakit.

 

"Jangan sampai rumah sakit juga tidak sanggup bayar nakes karena duitnya diutangin Kemenkes dan belum dibayar," ujar dia. (tribun)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.