Latest Post


 

SANCAnews – Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Luhut Binsar Panjaitan mengakui, varian delta (virus corona asal India) tak bisa dikendalikan.

 

Padahal, sebelumnya, Luhut percaya diri menyebut lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia terkendali, bahkan ia siap menantang mereka yang berbeda pendapat.

 

Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni, merespons pernyataan Luhut yang bertentangan itu. Dia mengingatkan agar Luhut tak lagi salah berujar.

 

"Pak, makanya jangan salah ucap dan anggap COVID-19 ini bisa dikendalikan. Yang bisa dikendalikan hanya WNA kayaknya," sindir Sahroni lewat postingan Instagramnya, Kamis (15/7).

 

kumparan telah meminta izin Sahroni untuk mengutip pernyataannya itu. Sahroni menambahkan melalui pesan singkat, dia memberi saran kepada Luhut agar tidak menganggap enteng situasi penyebaran COVID-19 saat ini.

 


"Saya suka gaya Bapak, tetapi Bapak jangan gampangin situasi saat ini. Kasihan rakyat bingung, Pak." 
- Sahroni

 

Lebih lanjut, Bendahara Umum DPP NasDem itu berpendapat, semestinya Menkumham Yasonna Laoly mengambil keputusan sendiri ketika melihat situasi saat ini, harus ada penjagaan keluar masuknya WNA ke Indonesia.

 

"Benar-benar harus dijaga pintu keluar masuknya WNA ke Indonesia. Terkait proyek prioritas nasional kan bisa di-hold dahulu, untuk kepentingan rakyat saat ini menjaga COVID-19 ini tidak meledak-ledak kayak sekarang," tuturnya.

 

"PSBB ketat lebih banyak manfaatnya daripada PPKM darurat saat ini, kasian rakyat bingung," tandas The Crazy Rich Tanjung Priok ini.

 

Sebelumnya, Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menilai varian Delta sulit dikontrol. Sehingga Luhut meminta masyarakat memahami dan semakin meningkatkan kedisiplinan protokol kesehatan.

 

"Saya mohon kita semua paham, dari varian Delta ini varian yang tidak bisa dikendalikan," ujar Luhut dalam jumpa pers virtual pada Kamis (15/7). (kumparan)




SANCAnews – Pernyataan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan seoal penanganan Covid-19 di Indonesia sempat menjadi perbincangan hangat.

 

Bahkan, belum selesai masyarakat mempertanyakan pernyataan Luhut, kini ia kembali disorot, lagi-lagi dengan topik Covid-19.

 

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pun ikut memberikan tanggapan terhadap pernyataan Luhut itu.

 

Melalui cuitan pada Kamis (15/7/2021), Susi mengomentari berita terkait pernyataan terbaru Luhut tentang Covid-19.

 

Tanpa banyak komentar, Susi hanya berkicau, "Katanya kemarin terkendali."




Belum ada tiga jam sejak dibagikan ke Twitter, cuitan Susi telah diretweet dan disukai ribuan kali.

 

Berita yang dikomentari Susi sendiri menyoroti ucapan Luhut bahwa virus corona varian delta tak bisa dikendalikan.

 

Diberitakan Suara.com sebelumnya, Luhut membeberkan betapa ganasnya varian delta virus corona penyebab Covid-19.

 

"Peningkatan kasus akibat varian delta, jangan lihat Indonesia aja yang kena. Inggris, Belanda kena. PM Belanda kena karena setuju lepas masker. Malaysia sampai hari ini juga delta. Amerika sendiri sekerang terjadi kenaikan luar biasa. Mohon kita paham, varian delta tak bisa dikendalikan," ujar Luhut dalam konferensi pers virtual, Kamis (15/7/2021).

 

Sementara itu, pada pernyataan sebelumnya lagi, Luhut menyampaikan tantangan bagi pihak yang menganggap Covid-19 tak terkendali.

 

"Jadi kalau ada yang berbicara bahwa tidak terkendali keadaannya sangat sangat terkendali. Jadi kalau yang bicara tidak terkendali bisa datang ke saya nanti saya tunjukin ke mukanya bahwa kita terkendali," kata Luhut dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (12/7/2021).

 

Ia tidak menampik bahwa banyak masalah yang terjadi ketika kasus Covid-19 terus merangkak naik. Namun, ia kembali mengingatkan bahwa pemerintah masih bisa menyelesaikan.

 

Wakil Ketua KPCPEN ini menyebutkan, langkah pemerintah antara lain pelaksanan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang mulai memberikan efek menurunnya mobilitas masyarakat, pelaksanaan vaksinasi yang terus berjalan, hingga pemenuhan ketersediaan obat dan oksigen, serta penyediaan ruang isolasi.

 

"Bahwa kita punya masalah saya berkali-kali sampai kan, yes, kita punya banyak masalah dan masalah ini kita perbaiki dengan tertib karena tim, saya ulangi, tim bekerja sangat kompak," tuturnya.

 

"Jadi presiden memberikan directive yang sangat jelas dan dan kami secara sebagai pelaksana tidak ada masalah." (suara)


 

SANCAnews – Menteri Kesehatan RI Budi Gunaidi Sadikin angkat bicara perihal adanya program bernama vaksinasi gotong royong yang melibatkan BUMN dan Kimia Farma.

 

Budi Gunaidi menegaskan bahwa program vaksinasi yang berbayar tersebut murni bisnis to bisnis dari pengelolaan BUMN yang melibatkan Kimia Farma.

 

Awalnya, Menkes mengaku bahwa vaksin gotong royong merupakan sebuah program yang muncul karena perkiraan kerja pemerintah akan kurang gesit menangani vaksin gratis.

 

Hal tersebut diungkapkan saat Rapat Kerja Komisi IX DPR dengan Menteri Kesehatan pada Selasa, 13 Juli 2021.

 

“Memang vaksin gotong royong waktu di awal adalah merespons, karena ada persepsi waktu itu pemerintah akan kurang gesit, kurang cepat suntiknya dengan swasta,” ungkapnya seperti dikutip oleh terkini.id.

 

Setelah itu, ia pun menegaskan bahwa program vaksinasi gotong royong tersebut murni dikelola oleh BUMN dengan melibatkan Bio Farma Group sebagai produsernya.

 

“Vaksin gotong royong ini pure business to business, jadi dikelola oleh BUMN, Bio Farma grup dengan produsennya, kami tidak terlibat gitu ya,” tegasnya.

 

Lalu, Budi Gunaidi kemudian menjeaskan sejauh mana Menteri Kesehatan terlibat dalam program vaksin gotong royong tersebut.

 

“Kami hanya terlibat bahwa itu vaksinnya apa saja dan harganya berapa, jumlahnya berapa banyak. Itu saja yang kami terlibat,” ungkapnya.

 

“Tapi ini skema business to business yang dilakukan oleh BUMN Bio Farma, membeli dari produsennya langsung, kita juga tidak ikut negosiasinya. kemudian langsung menjualnya dengan Kadin, kita juga tidak ikut negosiasi dan kita tidak ikut alokasinya,” sambungnya. (terkini)



 

SANCAnews – Seorang pemilik warung kopi di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Sekip, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, nekat menyiram anggota Satpol PP Sumut dengan air panas, saat warungnya akan ditutup dalam razia pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat, Kamis (15/7/2021).

 

Pemilik warkop bernama Rakesh itu merasa kesalnya warungnya ditutup, sementara ia sendiri baru buka.

 

Atas perbuatan nekatnya, Rakesh pun dijatuhi hukuman denda Rp300 ribu oleh hakim tunggal Ulina Marbun, dalam sidang yang digelar di kantor Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK ) Kota Medan.

 

Kepada wartawan usai dijatuhi denda, Rakesh mengatakan, dirinya kesal karena petugas memperlakukannya bak teroris.

 

"Orang tu kayak mau nangkap teroris aja. Sementara anakku ada lima, semua masih sekolah. Kalau warungku tutup mau makan apa anak istriku," katanya dengan nada kesal.

 

Rakesh mengaku, selama PPKM darurat dirinya tidak ada mendapat bantuan dari pemerintah, "Kalau ada bantuan dari pemerintah masih mending. Ini gak ada sama sekali. Cemana orang mau makan," katanya.

 

Sementara itu, anggota Satpol PP yang jadi korban penyiraman, Carly Can, mengaku air panas itu mengenai wajah dan tangannya, "Aku cuma mau dia minta maaf. Gak minta apa-apa aku dari dia," katanya. (indozone)



 

SANCAnews – Presiden Joko Widodo telah menyetujui impor oksigen untuk pasien Covid-19.


Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah mengimpor 40.000 ton oksigen cair.

 

Ini dilakukan untuk mengamankan pasokan oksigen bagi kebutuhan medis di dalam negeri.

 

"Kami sudah memproses untuk mengimpor 40.000 ton oksigen cair untuk kita gunakan ke depannya," ujar Luhut dalam konferensi pers virtual, Senin (12/7/2021).

 

Sebuah produsen besar generator oksigen yang berbasis di Shenzhen, Provinsi Guangdong China, bergegas menggenjot produksi.

 

Seorang manajernya mengatakan kepada Global Times bahwa mereka mulai menerima pesanan besar dari Indonesia pada Selasa (13/7/2021)

 

Taiwan Sumbangkan 200 Mesin Penghasil Oksigen ke Indonesia

 

Kementerian Luar Negeri Taiwan memberikan bantuan 200 mesin penghasil oksigen kepada pemerintah Indonesia. Bantuan tersebut telah tiba di Indonesia pada tanggal 12 Juli 2021.

 

Pemberian Oxygen Concentrator dilakukan Direktur Jenderal Departemen Asia Pasifik Kementerian Luar Negeri Taiwan, Larry R. L. Tseng kepada Perwakilan Indonesia untuk Taiwan, Budi Santoso, pada tanggal 8 Juli 2021 lalu.

 

Atas nama pemerintah Taiwan, Tseng menyampaikan keprihatinan atas kondisi Indonesia kepada Budi Santoso, demikian dikutip dari keterangan pers Kantor Dagang dan Ekonomi Taiwan di Indonesia (TETO).

 

Ia berharap bantuan 200 mesin penghasil oksigen dapat meringankan kebutuhan mendesak akan pasokan mesin oksigen di rumah sakit lokal di Indonesia. (zamane)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.