Latest Post


 

SANCAnews – Veronica Koman, Pengacara Hak Asasi Manusia (HAM) dan Pembela Papua mengatakan Tri Risma Harini, Menteri Sosial Indonesia rasis sama (orang dan tanah) Papua.

 

Hal ini diungkapkan Koman menanggapi pernyataan Risma yang menyatakan mengancam PNG untuk dibuang ke Papua.

 

Risma menegur pimpinan dan staf di BRSPDSN Wyata Guna, Kota Bandung, lantaran tak siap di dapur umum serta menyediakan organ tunggal untuknya.

 

“Saya tidak mau lihat seperti ini lagi. Kalau seperti ini lagi, saya pindahkan semua ke Papua. Saya enggak bisa pecat orang kalau enggak ada salah, tapi saya bisa pindahkan ke Papua. Jadi tolong yang peka,” ungkap Risma.

 

Menanggapi pernyataan ini, Koman mengaku tidak kager. Karena Risma memang rasis sama Papua. Pernyataan ini ia unggah ke akun twitternya.

 

Koman juga mengatakan, pernyataan rasis dari Risma terlihat sejak 2018.

 

“2 Desember 2018, jajaran Bu Risma bersama Polri dan TNI mengeluarkan paksa seratus lebih mahasiswa Papua dari kota Surabaya sebagai syarat lepasnya 233 mahasiswa Papua yang ditangkap massal,” katanya.

 

Sementara itu, Sekjen Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan, melalui akun twitternya mengatakan pernyataan Risma tersebut seolah-olah menempatkan Papua sebagai sasaran ASN yang tak Becus. Kata dia, Papua sedang butuh banyak SDM mumpuni, sehingga komentar yang dikirim harusnya baik.

 

“Waduh. Ini komunikasi publiknya harus dapat arahan dari Bapak Presiden. Kalimat bu Risma seolah-olah menempatkan Papua sbg sasaran lokasi ASN yg tak becus? Papua sedang butuh banyak SDM mumpuni bu. Jadi yg dikirim justru harus yg terbaik. Kekeliruan ini mudah2an tak terulang,” ungkapnya. (suarapapua)



SANCAnews – Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Muhammad Rifai Firdaus menanggapi pernyataan Menteri Sosial, Tri Rismaharini yang mengancam Aparatur Sipil Negara tak becus akan dipindahkan ke Papua.

 

Rifai, yang juga tokoh dari Papua mempertanyakan mengapa seorang Risma sampai mengeluarkan pernyataan tersebut.

 

"Jangan sampai kalimat ini terucap dari elit-elit lainnya. Mengapa harus Papua dijadikan lokasi pemindahan para ASN yang berkinerja buruk?" tanya Rifai di Twitter pribadinya, Selasa (13/7/2021).

 

Rifai memahami, letak Papua berada jauh dari Jakarta. Meski demikian, ia menyebut bukan berarti Papua harus dipandang negatif bahkan digunakan untuk menakut-nakuti ASN yang berkinerja buruk

 

"Letak geografis Papua mungkin memang jauh dari ibukota negara, tapi bukan berarti Papua jauh dari adab dan kecerdasan. Banyak mutiara lahir dari Papua untuk bangsa ini. Mungkin ibu lupa," ujarnya.

 

Seperti diketahui, pernyataan itu muncul ketika Risma yang memarahi Aparatur Sipil Negara yang dianggapnya tidak becus bekerja

 

Bahkan, Risma mengancam akan 'membuang' ASN yang tidak becus ke Papua. Pernyatan itu disampaikan Risma ketika berkunjung ke dapur umum Wyata Guna Bandung Jawa Barat.

 

"Saya gak bisa pecat orang, tapi saya bisa pindahin ke Papua," tegas Risma di sela kunjungan di Wyata Guna, dilansir Wartakota, Selasa (13/7/2021).

 

Dalam kesempatan tersebut, Risma meminta Kepala Balai Wyata Guna untuk mengubah pola kerja pelayanan.

 

"Gimana mungkin aku percaya pak, bapak masak telor saja seperti itu, itu bisa jam 12 malam mateng. Ditambah nasi kotak, siap-siap, siap, tapi kerjanya model gitu," katanya.

 

Risma menegaskan bahwa dirinya tidak main-main dalam memberikan ancaman untuk memindahkan ASN yang tidak becus ke Papua.

 

"Dengar saya enggak main-main, gak ada yang susah buat saya pindahkan ke Papua. Silakan, tolonglah, tolonglah kondisi ini berat," tambahnya.

 

Pernyataan Risma tersebut ramai jadi bahasan. Sejumlah tokoh hingga warganet mempertanyakan mengapa Risma menjadikan Papua seperti tempat pembuangan ASN yang dianggap tidak becus.

 

Risma juga dianggap blunder karena seolah-olah menganggap sebelah mata Papua.

 

"Maaf Bu Risma, apa kita menganggap Papua sebagai pembuangan orang2 tidak becus? Apa bedanya kita dengan pemerintahan kolonial yang membuang orang2 ke Boven Digul?" tanya Maulana Akbar di Twitter.

 

"Kesannya Papua itu kayak tempat pembuangan orang-orang tidak becus. Bahasanya bu, dicerna dulu lalu diucapkan. Takutnya ada ketersinggungan sosial," tulis @muh_assyiri

 

"Kenapa harus dimutasi ke papua bu? Seolah2 papua itu kesannya terbuang. Kenapa gak diberhentikan sekalian alias udah dipecat jd ASN bu? Kayak di swasta gitu," tulis @nonakentank

 

"Bu Mensos yang baik, sebaiknya diralat pernyataan ini, baiknya diganti "Kalo ASN kerja ga becus, saya pindahin ke tempat yang jauh... " tulis @Atma_winata

 

"Ibuk ini keliru seakan tanah Papua tempat org yang tidak becus. Padahal jelas sekarang banyak warga Papua yang besar di ibu kota. Pernyataan ibuk ini sesat," tulis @Hasbibancin2. []



 

SANCAnews – Politisi Partai Demokrat, Andi Arief mengomentari soal Tri Rismaharini yang mengancam akan memindahkan para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tak becus ke Papua.

 

Andi Arief menilai bahwa Menteri Sosial (Mensos) itu telah merendahkan Papua di alam bawah sadarnya.

 

“Alam bawah sadar Ibu Risma merendahkan Papua,” katanya melalui akun twitter Andiarief__ pada Selasa, 13 Juli 2021.

 

“Tapi tak usah diperpanjang, mudah-mudahan tidak diulangi,” lanjut Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat itu.

 

Sebelumnya, Tri Rismaharini atau Risma mendadak mengumpulkan ASN yang bertugas di Balai Wyata Guna, Kota Bandung, Jawa Barat pada Selasa, 13 Juli 2021.

 

Dilansir dari Detik News, Risma kemudian memarahi para ASN tersebut karena tidak bekerja dengan baik.

 

Risma mengaku kecewa karena para ASN tersebut malah bekerja di dalam kantor, sementara para petugas Tagana berjibaku di dapur umum.

 

“Kalau aku bikin di sini (dapur umum), artinya Kementerian Sosial,” kata Risma sambil mengangkat telunjuk kepada para ASN.

 

“Bukan Linjamsos (saja), sehingga tidak ada yang nongol. Ini Kementerian Sosial, kok masih dikotak-kotak kayak gitu,” tambahnya.

 

Mensos itu meminta para ASN di Balai Wyata Guna membantu teman-teman Tagana di dapur umum agar pekerjaan cepat selesai.

 

Risma mengingatkan bahwa para ASN itu masih beruntung bisa menerima gaji setiap bulan dibandingkan rakyat yang saat ini sedang kesusahan.

 

“Coba yang jualan di luar, gimana mau ngasih makan mereka kalau masak gitu aja modelnya. Masak telur saja kayak gitu modelnya. Tolong belajar, teman-teman ini bekerja di Kementerian Sosial, paham?” cecarnya.

 

Bahkan, Risma juga mengatakan bahwa ia tak akan segan memindahkan para ASN yang tidak becus dalam menjalankan pekerjaannya.

 

“Saya nggak bisa pecat orang, tapi saya bisa pindahin ke Papua,” katanya.

 

Risma lalu meminta Kepala Balai Wyata Guna untuk mengawasi anak buahnya agar bekerja dengan baik demi memberikan pelayanan kepada masyarakat.

 

“Gimana mungkin aku percaya, Pak. Bapak masak telur saja seperti itu, itu bisa jam 12 malam mateng. Ditambah nasi kotak, siap-siap, siap, tapi kerjanya model gitu,” kata Risma

 

“Dengar, saya nggak main-main, nggak ada yang susah buat saya pindahkan ke Papua,” tambahnya. (terkini)

 



 

SANCAnews – Sebuah video yang memperlihatkan seorang tenaga kesehatan (nakes) disebut pura-pura suntik vaksin kepada sejumlah pasien, viral di media sosial.

 

Video nakes disebut pura-pura suntik vaksin tersebut viral usai diunggah akun instagram @halokrw, seperti dilihat pada Selasa 13 Juli 2021.

 

Dilihat dari video tersebut, tampak seorang nakes mengenakan pakaian tenaga medis berwarna merah dan masker tengah menyuntikkan vaksin ke lengan pasien.

 

Awalnya, nakes itu membersihkan lengan pasien tersebut dengan kapas. Selanjutnya, ia menusuk jarum suntik ke lengan pasien tersebut.

 

Namun, dalam video tampak nakes itu tak memencet jarum suntik tersebut sehingga terlihat jelas cairan berisi vaksin itu tidak masuk ke tubuh sang pasien.

 

"Salah seorang pengguna instagram di Karawang mengunggah sebuah video dirinya ketika ia sedang di vaksin di sebuah Puskesmas di Karawang. Seusai unggahan itu, teman nya mengomentari bahwa ada yang aneh dari proses penyuntikan tersebut, yaitu jarum ditusukkan namun langsung dicabut lagi tanpa ada proses menekan ujung bagian atas suntikan seperti penyuntikan pada umumnya.


Pengunggah video yang baru menyadari hal itu kemudian mengunggah kembali videonya dan akhirnya menjadi ramai. Atas ramainya video itu, si pengunggah kemudian dipanggil oleh pihak puskesmas. Tidak lama kemudian, ia mengunggah permohonan maaf dan menulis surat pernyataan di atas materai.


Pihak keluarga yang mengetahui hal itu merasa aneh dan menduga ada percobaan intimidasi yang dilakukan oleh pihak puskesmas kepada anaknya. Sebab, setelah dari Puskesmas, anaknya yang langsung berangkat ke tempat kerja mengaku lemas dan minta dijemput oleh anggota keluarganya. Ketika dijemput, ia langsung lemas berada dipelukan keluarganya.


Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang ketika dimintai keterangan oleh @halokrw menyebut pihaknya sedang melakukan investigasi terhadap video yang beredar tersebut. "Tim Dinkes sedang investigasi kasus ini," kata dr. Dede Ratna Ningrum, Kepala Seksi Promosi Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang. "Nanti ya kan belum ada hasil investigasi dinkes," imbuhnya."



 

SANCAnews – Potongan video pendakwah KH Muhammad Najih Maimoen menuding Pemerintah RI telah dikuasai China dan hendak membantai rakyat Indonesia lewat vaksin Covid-19, viral di media sosial.

 

Anak Mbah Maoemun Zubair, ulama kharismatik asal Sarang itu, menuding pemerintah dikuasai China tersebut viral usai diunggah pengguna Twitter @BoWozZ, seperti dilihat, Selasa 13 Juli 2021.

 

Dilihat dari video itu, tampak KH Najih Maimoen mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia telah mendukung pembantaian massal.

 

Menurut Najih, hal itu lantaran Pemerintah RI saat ini sudah dikuasai dan dijajah oleh pihak asing yakni China.

 

China, kata Najih, memang berniat ingin menguasai Indonesia. Tak hanya itu, negeri Tiongkok tersebut menurutnya juga hendak menggantikan orang pribumi di Tanah Air dengan warga mereka.

 

“Tadi sudah ada video, (Pemerintah) Indonesia mendukung pembantaian massal. Ini berarti Indonesia dijajah China. Memang China kepengen menguasai Indonesia, ingin menggantikan orang pribumi diganti dengan mereka,” ungkap Najih Maimoen.

 

KH Najih Maimoen pun dengan blak-blakan menyebut bahwa China yang telah menguasai Pemerintah RI hendak membantai rakyat Indonesia namun tidak lewat jalur perang, melainkan vaksin Covid-19, “Mau Dibantai kita. Tidak lewat perang tapi lewat vaksin,” ujarnya. (*)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.