Latest Post


 

SANCAnews – Lini media sosial Twitter diramaikan dengan tanda pagar (tagar) 2021 ganti presiden. Bahkan #2021GantiPresiden menjadi trending topic pada Selasa dini hari (13/7).

 

Dari pantauan di Twitter, mayoritas warganet merasa tak puas dengan kinerja pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo dalam penanganan pandemi Covid-19.

 

Salah satu yang disoroti adalah kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Kebijakan ini dinilai berbanding terbalik dengan langkah pemerintah yang tetap membuka pintu masuk internasional.

 

"Ketika rakyat sendiri dikurung, dan warga asing malah bebas keluar masuk, rasanya hmmmm #2021GantiPresiden," tulis akun Twitter Muhamad Robi.

 

Warganet lain meminta kepada pemerintah untuk benar-benar serius dalam mengatasi Covid-19 tanpa perlu menyalahkan rakyat. Bahkan ada pula yang membandingkan penanganan Covid-19 di Tanah Air dengan yang terjadi di luar negeri.

 

"Enggak usah ngomongi rakyat bandel dan enggak nurut. Lihat italia, yang waktu awal Covid-19 dikatakan masyarakatnya bandel dan enggak nurut. Tapi liat sekarang, mereka bisa datang ke stadion dan juara Euro... intinya serius atau tidak melawan Covid-19. #2021GantiPresiden," tulis akun Fareed El Masr.

 

Warganet lain juga menyoroti klaim pemerintah yang menyebut penanganan Covid-19 di Indonesia masih terkendali. Hal tersebut dinilai berbanding terbalik dengan fakta yang terjadi di lapangan.

 

"Justru makin hari makin tak terkendali. PPKM Darurat bikin rakyat sengsara. Tak sedikit yang menolak, bahkan melawan ditertibkan aparat. Contohnya udah banyak, silakan dicari," tulis akun @muazzam1011.

 

Namun di tengah kritikan kepada pemerintah, ada pula warganet yang masih percaya pemerintah mampu menangani Covid-19. Menurut akun @marioarjunaa, gerakan ganti preside 2021 tidak semudah yang dibayangkan.

 

"Pemerintah melakukan PPKM ada tujuannya juga kali. Kalau soal susah, semua juga lagi kesusahan go***k, jangan merasa diri lu yang paling kesusahan," tulisnya. (rmol)



 

SANCAnews – Foto makam mendiang Budi Djarot amblas viral di media sosial, namun sebagian warganet meragukan foto tersebut asli atau editan. Kali ini beredar video seorang warga yang mengunjungi langsung makam mendiang Budi Djarot, dan benar ternyata kondisi makam tersebut terban/ambles.

 

"Ternyata kuburan budi djarot benar amblas bukan hoax.", tulis @iskandar_fauzi yang mengunggah video tersebut di akun twitternya, Ahad malam (11/7/2021).

 

Belum diketahui penyebab pasti makam mendiang Budi Djarot amblas. Semasa hidupnya, mendiang Budi Djarot merupakan pembenci Habib Rizieq Shihab. Ia meninggal pada 27 Juni 2021 lalu.

 

Namanya dikenal publik terutama di media sosial. Hal itu setelah dirinya menginjak dan membakar poster Rizieq Shihab saat melakukan demonstrasi di depan gedung DPR/MPR pada Juli 2020 lalu.

 

Saat itu, dia menginjak dam membakar poster Habib Rizieq Shihab dan menyebutnya sebagai manusia sampah.

 

“Manusia di foto ini (HRS) adalah sampah. Dia tidak berguna lagi. Jadi tidak ada tuntutan bahwa kita mencemarkan nama baik, karena dia sudah mengkhianati negeri ini. Tidak menerima kemenangan Pak Jokowi, bahkan dia tidak minta bantuan sama Pak Jokowi. Jadi silahkan saja temanteman, ini manusia sampah yang tidak boleh ada disini (di Indonesia). Dan ketika nanti mau pulang (ke Indonesia), kita tolak ramai-ramai!” kata Budi Djarot waktu itu.

 

Terkait kuburannya yang amblas, netizen pun ramai-ramai berikan komentarnya. Mereka menduga, Budi Djarot mendapat siksa kubur sebagaimana yang diyakini umat Islam.

 

“Budi Jarot ngga kuat merima azab kubur dia disiksa luar biasa oleh malaikat karna zolim kepada orang lain,” tulis akun @lolok79***.

 

“Kuburan amblas itu wajar kalau amblasnya setelah beberap tahun buat ngubur, tapi kalau baru beberapa hari buat ngubur sudah amblas kita gak tahu apa yang terjadi didalamnya,” tulis akun @garingpu**.

 

“Ini amblesnya parah, biasanya memang ambles tapi gak separah ini……apakah ini kebtulan…? hakim, jaksa dan walikota bogor masih ada kesempatan untuk memperbaiki, segera tobat dan minta maaf,” tulis akun @J4cky***.

 

“Kuburan di samping kanan dan kirinya malah tetap kokoh padahal sama-sama masih tanah merah juga?” timpal @firman***.

 

"Logikanya emg kondisi tanah yang kurang bagus , tapi sayangnya saya punya agama dan saya iman serta sangat percaya akan adanya siksa kubur , bukan cocoklogi tapi dari setiap kejadian memang ada sesuatu yang ingin diperlihatkan oleh Allah supaya dapat dijadikan pelajaran", komentar @mochammadmiza***.




 

SANCAnews – Selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, aparat satuan tugas (satgas) melakukan penertiban terhadap penjual yang melanggar aturan.

 

Seperti aparat petugas ini. Aparat satgas COVID-19 di Bandar Lampung melakukan penertiban jam operasional kepada salah satu pemilik warung kopi.

 

Awalnya, seorang petugas membentak pria pemilik warung kopi tersebut.

 

"Apa pula tugas kamu pimpin saya. Tugas kamu mengadukan kesana. Tugas saya di sini," ucapnya dengan nada tinggi.

 

Tak terima diperlakukan seperti kriminal, pria tersebut berdiri dan melayangkan protes kepada petugas.

 

"Bapak mau tangkap saya, tangkap saya. Saya gak kriminal, Pak," ucap pria itu yang dilihat Indozone, Minggu (11/07/2021).

 

"Saya gak jual narkoba di sini, saya cuma cari makan," tambahnya.

 

Masih tak terima, pria berjaket hijau itu mulai mengamuk.

 

"Jangan Bapak pakai seragam Bapak, bisa tindas-tindas, Pak," ucapnya.

 

Menurut pria tersebut, bila dia tidak membuka usahanya maka dia tidak punya biaya untuk makan dan bayar uang sekolah anaknya.

 

Dengan amarah, pria bertopi itu mengatakan bahwa petugas tidak memikirkan nasibnya.

 

"Bapak cuman bisa dengan seragam Bapak, saya aparat, saya aparat. Bapak pernah mikirin gak nasib kami?" kata pria itu kepada petugas.

 

"Bapak masih gajian, Pak. Saya gak buka, gak makan," tambahnya.

 

Video yang telah tersebar di media sosial mendapat berbagai komentar dari pengguna Instagram.

 

"Ada saatnya rakyat kecil pun berontak," komentar @I_ukii. []





SANCAnews – Pengamat politik Lingkar Wajah Kemanusiaan (LAWAN Institute) Muhammad Mualimin menilai bahwa Presiden Jokowi harus berterimakasih kepada Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

 

Mualimin mengatakan, Jokowi kini banyak memetik buah yang ditanam SBY.

 

"Presiden Jokowi menikmati jerih payah yang diusahakan selama 10 tahun zaman SBY," katanya kepada GenPI.co, Senin (12/7).

 

Mualimin menjelaskan, hasil kerja keras SBY bisa dilihat dari proyek Trans Jawa, Trans Papua, MRT Jakarta, dan lain-lainnya.

 

"Benar-benar serius dibangun masa SBY dan Jokowi hanya melanjutkan dan meresmikan," jelasnya.

 

Akan tetapi, menurutnya, kerja keras SBY dianggap angin lalu oleh Jokowi dan partainya.

 

"Jasa SBY tidak diakui PDIP dan disembunyikan oleh ocehan buzzer rezim hari ini," jelasnya. []



 

SANCAnews – Presiden Joko Widodo harus membuka kepada publik sosok ahli di belakang penggunaan vaksin Sinovac yang berujung kritik media Asing.

 

Media asing itu tidak percaya terhadap vaksin buatan China karena penyebaran Covid-19 di Indonesia semakin masif.

 

Begitu tanggapan pakar politik dan hukum Universitas Nasional (Unas), Saiful Anam atas adanya pemberitaan media asing yang menjadikan Indonesia sebagai contoh dalam penggunaan vaksin Sinovac, karena tetap membuat orang yang divaksin juga terpapar Covid-19.

 

"Saya kira Istana Negara harus membuka kepada publik siapa ahli di belakang vaksin Sinovac, jangan-jangan ada permainan mafia vaksin di belakang ahli yang merekomendasikan vaksin Sinovac di Indonesia," ujar Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (11/7).

 

Bahkan, Saiful curiga adanya jaringan Istana yang terlibat dalam mendorong penggunaan vaksin Sinovac di Indonesia.

 

"Tentu kalau hal tersebut betul, maka saya kira KPK wajib untuk melakukan penyelidikan dalam pengadaan vaksin Sinovac di Indonesia," kata Saiful.

 

Dengan demikian, Saiful kembali meminta pemerintahan Jokowi untuk memberikan penjelasan kepada publik secara terang benderang alasannya menggunakan vaksin Sinovac yang secara nyata tidak digunakan oleh negara lain karena dianggap tidak efektif.

 

Saiful mempertanyakan adanya dugaan keterkaitan China sebagai provider Sinovac dengan mudahnya tenaga kerja asing (TKA) asal negeri tersebut masuk ke Indonesia.

 

"Jangan-jangan ada barter di belakang ini semua, yakni misalnya Indonesia harus memakai vaksin Sinovac, tapi proyek sampai TKA dapat dengan mudah beroperasi dan keluar masuk ke Indonesia. Kalau benar yang demikian maka tentu sangat membahayakan bagi Indonesia," pungkas Saiful. (rmol)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.