Iran di Balik Hebatnya Rudal Hamas Bobol Iron Dome Israel dan Jangkau Tel Aviv
SANCAnews – Iran telah memainkan peran kunci dalam membantu
kelompok Hamas di Jalur Gaza, Palestina , untuk mengembangkan rudalnya. Dalam
perang kali ini, beberapa misil kelompok itu berhasil lolos dari intersepsi
sistem pertahanan Iron Dome dan menjangkau Tel Aviv, pusat ekonomi Israel .
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeklaim bahwa sistem Iron
Dome mereka berhasil mencegat 90 persen roket dan rudal yang ditembakkan dari
Gaza. Namun, fakta bahwa beberapa rudal dan roket dari Gaza dalam konflik kali
ini telah menjangkau Tel Aviv, menimbulkan kerusakan parah di beberapa kota dan
menewaskan beberapa warga Israel.
Peran Iran dalam pengembangan rudal milik kelompok Hamas
diungkap oleh surat kabar Inggris, The Telegraph.
Laporan tersebut, berdasarkan klaim yang dibuat oleh pejabat
intelijen Barat, menunjukkan bahwa Pasukan Quds—pasukan elite Iran dari Korps
Garda Revolusi Islam (IRGC)—yang hingga tahun lalu dipimpin oleh almarhum
Jenderal Qasem Soleimani, mengawasi pengembangan dan evolusi persenjataan
Hamas.
"Pejabat intelijen percaya bantuan teknologi yang
diberikan oleh Iran, yang mencakup saran rinci tentang pengaturan infrastruktur
produksi Hamas sendiri di Gaza, telah menghasilkan peningkatan yang signifikan
dalam kemampuan organisasi tersebut untuk menyerang target jauh di dalam
Israel," tulis surat kabar tersebut.
Hubungan antara Hamas dan Teheran diyakini telah diperkuat
selama lima tahun terakhir karena gerakan perlawanan di Gaza itu berusaha untuk
meningkatkan kemampuan militernya setelah serangan militer Israel tahun 2014
yang menghancurkan terhadap orang-orang Palestina di Gaza. Meski memiliki
hubungan kuat, keduanya berseberangan dalam konflik Suriah.
Setelah serangan 2014, juru bicara Hamas Abu Ubaida berterima
kasih kepada Republik Islam Iran atas dukungannya. "[Teheran] tidak
menahan dari kami [soal] dana, senjata dan [bentuk bantuan] lainnya dan
membantu kami dalam perlawanan kami dengan memasok rudal yang menghancurkan
benteng Zionis selama serangan dan pertempuran yang kami lakukan melawan
penjajah," katanya.
"Kolaborasi antara Iran dan Hamas telah menghasilkan
organisasi yang memiliki senjata yang jauh lebih efektif," kata seorang
pejabat senior intelijen Barat seperti dikutip oleh The Telegraph.
"Bantuan Iran telah menghasilkan peningkatan yang
signifikan dalam hal jangkauan, presisi, dan tingkat kerusakan yang dapat
ditimbulkan oleh senjata tersebut."
Beberapa hari setelah juru bicara Jihad Islam Palestina
berterima kasih kepada Iran atas dukungannya, sebuah video muncul di media
sosial yang menunjukkan para pejuang gerakan itu meluncurkan rudal Badr-3 ke
arah Israel. Ini adalah rudal buatan Iran yang memulai debutnya ketika
digunakan oleh gerakan Houthi Yaman pada tahun 2019 melawan pasukan koalisi
pimpinan Arab Saudi.
Pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, juga mengakui pada 2019
bahwa jika bukan karena dukungan Iran, "kami tidak akan memiliki kemampuan
rudal kami."
Sejak Senin pekan lalu hingga kemarin, Hamas dan Jihad Islam
Palestina telah menembakkan 3.100 roket dari Jalur Gaza ke Israel. Konflik ini
dipicu oleh agresi Israel di Yerusalem Timur dan Masjid Al-Aqsa.
Perang telah memasuki hari kesembilan pada Selasa (18/5/20201).
Sebanyak 212 orang, termasuk 61 anak-anak, telah tewas di Gaza akibat pemboman
Zionis Israel sejak Senin pekan lalu. Sekitar 1.500 warga Palestina lainnya
terluka.
Pihak Zionis juga melaporkan 10 orang tewas, termasuk seorang tentara militer dan dua anak. (sind)