SANCAnews – Sejumlah pos penyekatan mudik, salah satunya di
Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, 'dijebol' ribuan pengendara motor.
Wakil Ketua Komisi V Arwani Thomafi menilai ini buntut tidak
efektifnya pelarangan mudik, khususnya bagi pengendara motor.
"Peristiwa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini
jika kita baca banyak perspektif dalam melihatnya, salah satunya pelarangan
mudik oleh pemerintah untuk kelompok masyarakat tidak efektif, khususnya bagi
pengendara roda dua," kata Arwani saat dihubungi, Selasa (11/5/2021).
Politikus PPP ini menyebut insiden penerobosan tersebut tidak
terjadi pada pengendara mobil atau transportasi publik. Karena itulah,
menurutnya, kebijakan ini tidak efektif bagi pengendara motor.
"Situasi berbeda jika dilihat bagi pengendara roda empat
atau transportasi publik lainnya yang relatif lebih mudah dalam
pengawasannya," ucapnya.
Tak hanya itu, Arwani juga menyinggung alasan lain di balik
maraknya penerobosan sekat oleh para pemudik. Dia menyebut ini bisa diartikan
sebagai bentuk protes dari pemerintah yang mengizinkan para WNA untuk masuk ke
Indonesia di tengah situasi larangan mudik.
"Ramainya pemudik menggunakan roda dua dengan menjebol
penyekatan, bisa saja ditangkap sebagai bentuk protes atas kebijakan pemerintah
yang justru membolehkan WNA masuk ke Indonesia. Di sisi yang lain, pemerintah
melarang WNI untuk melakukan mudik. Anomali ini semestinya tidak boleh terjadi
di saat pemerintah mengeluarkan kebijakan pelarangan mudik," ungkapnya.
Karena itu, Arwani pun meminta pemerintah mengambil pesan
dari beberapa peristiwa 'penjebolan' sekat oleh para pemotor ini. Pemerintah,
kata dia, harus melakukan evaluasi pengaturan arus balik, khususnya bagi
pengendara motor.
"Pesan penting dari peristiwa ini, pada arus balik
setelah Lebaran nanti, pemerintah harus melakukan evaluasi pengaturan arus
balik, khususnya bagi pengendara roda dua. Jangan terjadi lagi penumpukan massa
yang justru berpotensi menularkan COVID-19," ujarnya.
Untuk diketahui, pada Minggu (9/5) pukul 22.47 WIB, pemotor
diperbolehkan melintas ke arah Karawang. Polisi yang tadinya menyekat dengan
barier plastik oranye akhirnya membuka.
Kakorlantas Polri Irjen Istiono mengatakan ratusan pemudik
yang diloloskan di pos penyekatan Kedungwaringin, Bekasi, Jawa Barat, merupakan
diskresi kepolisian. Istiono mengatakan hal itu sebagai langkah mengurangi
kerumunan.
"Ya, ratusan pemudik yang mencoba ya, ini bahasanya
bukan menerobos ya. Ini memang kita kelola, kita alirkan, ini adalah diskresi
kepolisian, kalau sudah terjadi penumpukan yang besar, ini terjadi sebuah
kerumunan penumpukan yang kita hindari adalah menjadikan klaster baru di
kerumunan antrean tersebut," kata Istiono di Kedungwaringin, Bekasi, Jawa
Barat, Senin (10/5).
Hal itu kemudian terjadi lagi pada Senin (10/5) malam. Pos
Kedungwaringin dibuka sehingga para pemudik bebas melintas tanpa
pemeriksaan. (dtk)